twenty one

9.4K 629 0
                                    

Aku baru saja menyelesaikan kerjaanku. Aku duduk bersama tika di ruangan sambil memainkan hp ku. Sesekali ngobrol dengan tika yang sering satu shift denganku.

"Vi kalung kamu cakep deh, aku mau nanya ini dari kemaren lupa mulu. Beli dimana sih?"

"Gak tau, dari pacar aku" jawabku berbohong. Aku hanya tidak ingin tika membeli barang yang sama denganku ini, karena aku membelinya sebagai kalung pasangan.

"Weeehhh punya pacar kamu diam-diam ya, siapa cerita dong" tika menggungcang tubuhku

"masih baru, nanti aja aku cerita kalau lagi berantem"

"Asem, kebagian cerita pahitnya doang aku" tika merengut. Aku tertawa melihatnya, sorry tik aku gak mungkin cerita kalau pacarku bos kita.

"Loh kalian disini" mila tiba-tiba masuk ruangan

"Aku ikutan ngumpet disini deh" ia duduk di dekat kami.

"Ngumpet dari siapa?" Tanya tika

"Orang tua bu tesa, mbak reyna aja sampai kocar kacir" mila berbisik.

Orang tua tesa?, tesa gak ada cerita kalau orang tuanya akan datang ke jakarta. Atau mendadak?.

Shiftku usai. Aku akan pulang sendiri, mengingat tesa pasti akan bersama keluarganya. Namun ketika hendak turun aku melihat tesa sedang turun dan berjalan ke arahku.

"Ayo!" Ajaknya, aku mengikutinya hingga ke mobil.

"Mami papi kk dimana?" Tanyaku.

"Rumah" jawabnya. Tesa tampak sedang tidak mood. Aku tidak berbicara lagi sampai tiba di rumah. Tesa masih duduk, aku berbalik menghadapnya.

"Kenapa?" Tanyaku. Aku heran melihatnya tak juga keluar mobil.

"Aku akan bawa kamu ketemu papi mami" ucapnya.

"Ok, aku juga mau ketemu orang tua kamu, terutama mami kamu" ucapku sambil tersenyum, tesa menoleh padaku.

"Aku akan kenalin pacar aku ke mereka" tesa tampak serius, aku tentu kaget dan menggeleng cepat.

" gak kak, jangan!" Aku tidak setuju. Aku saja belum memperkenalkan diri dengan baik, ini pertama kalinya aku akan bertemu dengan sahabat ibuku. Kalau tesa mengatakan kita pacaran, aku tidak bisa bayangin apa yang akan terjadi.

"Cepat atau lambat, kita tetap bakal kasih tahu ini" tesa masih bersikeras.

"Aku belum siap kak, kita juga baru. Kita gak tau ke depan kita bakal masih bareng, atau kita putus" ucapku kesal. Tesa menatapku tajam, aku mengerjapkan mataku melihat tatapan tesa berbeda kali ini, seperti menusuk hatiku. Tiba-tiba tatapan itu melemah, ia membuang wajahnya ke sisi lain.

"Kamu berpikiran akan putus denganku" ucapnya lirih. Aku yersadar dengan ucapanku tadi, aku menyentuh tangannya.

"Aku gak bermaksud gitu kak, aku.."

"Aku stress banget hari ini vi, yang terpikiran sama aku cuma ini. Aku harus bilang kamu pasangan aku, kalau gak bakal banyak hal lain yang bakal ngerusak hubungan ini" jelas tesa

"Aku gak bisa kak, aku gak bisa bayangin ini akan sepecah apa. Keluargaku di palembang, keluarga kk, kerjaan, terlalu cepat kak" aku tetap menolak. Tesa menatapku lagi.

"Kamu gak yakin sama aku?" Tanya tesa, hatiku sakit mendengarnya. Aku tak menjawab pertanyaan ini, ya aku ragu hubungan ini bisa bertahan, siapapun akam berpikir demiakian, aku gak munafik, untuk saat ini aku hanya ingin kita nikmatin waktu kita.

Aku membiarkan tesa yang kekuar dari mobil dengan amarahnya. Aku akan berbicara lagi dengannya ketika ia sudah tenang. Aku berjalan lunglai ke kamarku.

*****
Hari ini tesa tidak tampak di klinik. Aku mulai gelisah. Mbak reyna juga terlihat sibuk karena menghandle kerjaan tesa. Aku juga sesekali membantu mbak reyna untuk handle masalah produk.

I Get Tachycardia When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang