Happy reading 💕
______
Xiyora gelisah memikirkan bagaiamana cara menemui Aldo dan kapan waktu yang tepat untuk menemuinya. Melamun tanpa sadar bahwa kelas pertama telah usai, Sanu melihat Xiyora aneh. Temannya ini melamun sejak pagi hingga siang hari.
"Ada apa Ra? lo masih kepikiran yang waktu itu?" tanya Sanu.
Xiyora menggeleng, "Bukan kok San, aku memang lagi capek saja hari ini." bohongnya, Xiyora tidak ingin memberi tau siapapun masalahnya dengan Aldo saat ini.
"Yaudah ayok ke kantin, laper ni." Sanu berdiri sambil menarik tangan Xiyora pelan.
"Hari ini aku nggak ke kantin dulu deh San, aku bawa makanan di Tas."
"Yaudah, nggak mau nitip sesuatu," tawar Sanu.
"Enggak dulu deh, makasih ya San."
Sanu tersenyum mengangguk lalu meninggalkan Xiyora di dalam kelas sendirian.
Xiyora berjalan ke kamar mandi membasuh wajahnya dengan Air, menatap wajahnya yang pucat di pantulan kaca. Mengeringkan wajahnya dengan tisu di depan pintu keluar kamar mandi. Dan dengan beruntungnya Xiyora bertemu dengan Aldo di kamar mandi seperti ini.
"Aldo," panggil Xiyora.
Aldo hanya menoleh pada Xiyora tanpa bersuara.
"Hmm itu, aku ingin minta nomormu supaya lebih mudah kedepannya buat menghubungi kamu." Xiyora sudah menyimpan rasa malunya dalam dalam, ini agar dirinya tidak bingung untuk menemukan tempat janjiannya.
"Mana hp lo, hp gw ada di kelas." Aldo menengadahkan tangannya ke depan mengambil hp Xiyora dan mengetikkan nomornya di sana. "Ni."
Xiyora tersenyum tipis, "Terima kasih, Aldo." Xiyora pergi meninggalkan Aldo.
Aldo tercengang dengan tingkah Xiyora, apa maksudnya tadi? siapa korbannya di sini. "Gadis itu memang hoby membuat orang bingung." Aldo mengacak rambutnya kesal.
Xiyora kembali ke kelas dan sudah ada Sanu di sana.
"Dari mana Ra," tanya Sanu sambil mengunyah makanannya.
"Kamar mandi."
Sanu mengangguk paham dan melanjutkan acara makannya, sambil bercanda dengan anak kelas. Xiyora menatap Sanu dan yang lainnya. Sanu mudah bergaul dengan siapapun dengan cepat, Xiyora sedikit iri dengan sifat itu. Dirinya sangat ingin mudah bergaul seperti Sanu, tetapi dirinya lebih banyak diamnya dari pada berbicara.
Hampir lupa, Xiyora buru buru mengubungi Aldo.
Yora : Aldo, ini Xiyora
Yora : Nanti kita bertemu di parkiran belakang saja sepulang sekolah
Aldo menerima notif dari nomor tak dikenal, "Pasti cewek cewek gak jelas, dapet dari mana sih nomorku." dengan malas ia membuka pesan itu ternyata dugaannya salah. Gadis itu yang mengirimnya pesan dan lagi lagi Aldo nurut dengan Xiyora.
Aldo : Ya
"Hah untung saja Aldo tidak mempersulitnya," seru Xiyora lega.
Xiyora hanya membaca pesan dari Aldo tanpa membalasnya lagi. Aldo menatap pesan yang di kirim Xiyora tanpa ekspresi.
"Napa dah do, gitu amat natap hpnya." Roy menyenggol bahu Aldo dengan bahunya. "Cewek- cewek gak jelas lagi?"
"Ya begitu deh," jawabnya malas.
"Kalo kagak mau boleh oper ke gw deh do, teman lo ini siap nerima."
"Najis Roy, minggir lo sana." Aldo mendorong Roy pelan. Keduanya tertawa ringan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Cry (HIATUS)
Teen FictionUntuk sementara, 'IM Not Cry' saya stop dulu karena mau fokus nyelesain 'A Glimpse Of Us'. Secepatnya, saya usahakan akan kembali melanjutkan cerita ini^^ "kamu bisa bercerita padaku tanpa menyembunyikan semua apa yang kau rasakan. Kamu tidak sendir...