Happy reading
***
"Wah... gilak sih ni bro, kita bisa satu kelas gini. Kan gue bisa nemu temen yang sama nakalnya," ucap Hilan sambil berbinar.
"Sorry gue nggak nakal," Niko berucap dengan pedenya.
"Kita lihat saja nanti."
Niko duduk di depan Hilan, dan Hilan tidak memperdulikan mamanya yang selalu menuntut Hilan untuk duduk di bangku depan. Alasannya agar Hilan bisa mudah menangkap pelajaran. Toh percuma, kalau tidak mendengarkan tidak akan bisa.
"Bro ke kantin yok.. laper nih gue, dari tadi dengerin guru pidato tentang sekolah." cowok di depan Hilan ini berkata sambil mengorek kupingnya. Tidak lupa dengan gaya SKSD nya.
Niko dan Hilan saling tatap dan akhirnya mengiyakan 2 cowok di depannya ini.
"Gue ikut," ucap salah satu cowok yang duduk dekat jendela.
"Ok boleh boleh aja, lebih rame tambah seru."
Niko, Hilan dan 3 murid baru itu berjalan sambil tertawa. Membahas cewek cewek yang memakai rok kurang bahan.
"Duduk situ aja guys," ucap Hilan menunjuk meja tengah yang kosong.
"Eh kita belum kenalan, kan gak enak kalau kagak tau nama masing masing," ucap Niko.
"Ok kenalin gue Alfaz Anandra, gue nggak suka bertele-tele dalam melakukan segala hal."
Alfaz mendapat siulan dari teman temannya tanda mengejek.
"Wah kita dapet temen es kutub nih." Hilan berkata sambil tersenyum.
"Ekhm gue Roy Bagas Kaga, cowok cool punya banyak cewek." Roy menyisir rambutnya dengan tangan, seperti gaya cowok cool umumnya. Dan itu sukses membuat teman temannya ingin muntah.
"Gue Aldo Bagaskara. Bagaskara itu nama bapak gue jadi jangan macem-macem kalian!!" Aldo berbicara sambil melotot pada teman temannya lalu tertawa. "Dan gue netral, apa pun bakal gue terima dengan senang hati."
"Gue Niko, dan gue nggak bisa nilai diri gue kayak apa. Karena gue nggak tau apa yang di mau sama diri gue sendiri. Jadi gue minta penilaian dari Lo semua tentang gue setelah berteman."
"Wah puitis banget Lo Nik, geli gue liatnya." Roy bergidik dengan ucapan Niko barusan.
"Ok terakhir gue." Hilan membenarkan posisi duduknya. "Kenalin, Hilan Pramata Tristan. Anak tajir yang nggak pernah sombong tapi congkak, tampan tapi jomblo, pelawak tapi garing, dan terakhir sekali suka sama cewek sulit berpaling." Hilan memainkan alisnya naik turun untuk mengkode teman temannya. "Aish gimana kata kata gue keren kan?"
"Paan elah, kagak jelas banget lo." Niko menjitak kepala Hilan. Hilan hanya meringis lalu tertawa.
"Udah kenal semuakan? jadi makankan? Atau mau sampai nanti kenal kenalannya?" Alfaz berkata dengan muka datarnya yang mulai jenuh.
"Wah ternyata bener Lo emang nggak suka bertele-tele bro." Aldo tertawa di susul oleh yang lain.
_________________
Hari yang panjang bagi Hilan, tidak buruk untuk permulaan murid baru. Hilan dan teman temannya tadi pun sudah membuat grup yang beranggotakan 5 orang. Hilan, Niko, Roy, Alfaz, dan Aldo. Supaya mereka lebih kenal dekat dan nongkrong bareng paling penting.
Hilan membuka handphonenya yang berkedip menandakan pesan masuk.
FantasticFive
Aldo: Bro keluar yok, nongkrong gitu. Bosen gue.Roy: Liat cewek cewek sexy di lampu merah mau kagak Do?
Alfaz: cafetaria?
Hilan: Nah gue setuju sama Al, mending kita di sana. Banyak cewek kalem euy!!
Roy: Yang lain gimana, setuju kah?
Niko: Gue mah ayuk ayuk aja
Aldo: Berangkat.......
Hilan menutup ponselnya dan bergegas untuk siap siap. Tidak butuh waktu lama Hilan pun turun kebawah. Aduh alasan apa gue sama mama nih batin Hilan sambil menepuk jidatnya. "Ma Hilan mau keluar ya?"
"Hah? Ngapain? Malem malem gini," Wika berbicara dengan nada sedikit tinggi.
"Yaelah ma, Hilan baru dapet temen baru nih, mau nongkrong biar tambah deket gitu." Hilan meyakinkan ibu Wika permaisuri bapak Pramata.
"Yaudah, jangan nyeleneh. Awas kamu." Wika menunjuk Hilan dengan sarkasme.
"Siap permaisuri bapak Pramata." Hilan hormat lalu keluar menuju bagasi, untuk mengambil motor sport bututnya.
"Jalan...," ucap Hilan dengan semangat.
____________
Hilan melihat Aldo dan Alfaz yang datang duluan. Dan tersenyum lega bukan dirinya yang datang dahulu.
"Yang lain mana? molor ya?" Tanya Hilan basa basi.
"Yoi, termasuk lu," ucap Alfaz.
"Yaelah gue masak masih di bilang telat?" bela Hilan pada dirinya sendiri.
"Ah udah ah, pusing gue dengernya. Nah itu mereka dateng." tunjuk Aldo pada Roy dan Niko.
"Sorry bro agak telat. Gue bawa mobil, jadi agak kejebak tadi."
Mereka asik membahas masalah masalah selama masa SMP nya. Cukup seru. Dengan usia mereka yang terbilang muda, mereka sudah memiliki pengalaman yang cukup luas seperti orang dewasa. Dan itu membuat Hilan sedikit iri.
"Lan." Niko menyenggol lengan Hilan.
"Ha?" Hilan menoleh pada Niko dengan enggan.
"Tu.. tu liat." tunjuk Niko dan di ikuti oleh Hilan. "Itu cewek lo kan?" Niko berkata sambil sedikit berbisik.
"Ha? Cewek apaan. Gue cuman kenal sama dia aja waktu itu karena gue minta tolong, kagak lebih!!" kesal Hilan.
"Ngapain dia melem malem ke sini? kagak takut di culik apa?"
"Bukan urusan gue kali Nik!" kesal Hilan. "Napa? Lu suka sama dia?" tebak Hilan.
"Kagak lah, gue nggak kenal."
"Makannya kenalan biar sayang," canda Hilan pada Niko.
Mereka bertiga pun berhenti bercanda melihat Hilan dan Niko yang asik sendiri, kelain arah. Mereka bertiga mengikuti arah pandang Hilan dan Niko.
"Cewek lu apa Niko nih?" ucap Roy yang tiba tiba di samping Hilan. Dan itu sukses membuat Hilan dan Niko kaget.
"Eh bukan cewek gue," ucap Hilan.
"Bukan cewek gue juga."
"Yaudah, buat gue aja kalau kalian berdua kagak mau." Roy berdiri menghampiri Xiyora yang duduk sendiri di dekat jendela sambil memakai headset.
"Hai," sapa Roy.
Xiyora yang merasa dirinya disapa langsung membuka headsetnya. Dan meneliti apakah ia mengenalinya atau tidak. "Siapa?" tanya Xiyora hati hati.
"Kenalin nona pucat, gue temennya cowok cowok yang ada di sana," tunjuk Roy pada teman temannya. Dan Hilan gelagapan bukan main. Takut jika ia mengira Hilan yang menyuruh.
"Mau gabung? Satu sekolah kan?"
"Nggak makasih, saya permisi." Xiyora berdiri dan meninggalkan Roy sendiri. Xiyora memilih keluar dari cafetaria.
"Ih bro dia lembut banget, hangat lagi, putih pucat," ucap Roy setelah sampai pada teman temannya. "Coba aja kalau di poles makeup sedikit aja pasti sexy." Roy mulai berimajinasi liar.
"Selain playboy, lu juga mesum njing," Niko berkata sambil memukul kepala Roy. Yang lain hanya tertawa melihat tingkah Roy.
Hilan masih memperhatikan pintu yang tadi dibuat keluar oleh Xiyora. Wanita itu selalu membuat penasaran, sialan!.
___________
TBC
Jangan lupa like ya guys!!!🌟🌟🌟
Love you all

KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Cry (HIATUS)
Teen FictionUntuk sementara, 'IM Not Cry' saya stop dulu karena mau fokus nyelesain 'A Glimpse Of Us'. Secepatnya, saya usahakan akan kembali melanjutkan cerita ini^^ "kamu bisa bercerita padaku tanpa menyembunyikan semua apa yang kau rasakan. Kamu tidak sendir...