Apa salahnya vote dulu sebelum baca💛
Ini hari-hari baru Xiyora tanpa kakaknya, Tiar.
Sudah hampir seminggu setelah kakaknya meninggal. Xiyora heran, kak Tiar tidak pernah mengeluh sakit juga keluarga tidak memiliki penyakit turunan. Tapi mau bagaimana, umur tidak ada yang tahu.Xiyora melihat gerombolan siswa baru yang berebut ingin melihat kelas mereka dimana. Xiyora duduk dan sengaja menunggu semua murid itu pergi.
Setelah menunggu sekitar setengah jam lebih, akhirnya murid murid itu pergi. Xiyora berdiri dari duduknya dan berjalan menuju mading.
Xiyora meletakkan telunjuknya dengan gerakan naik turun untuk mencari namanya yang tertempel di kertas itu."Kelas X-3."
Xiyora tersentak karena tiba tiba ada seorang laki laki dengan nafas engabnya.
"Tolong bantu cari nama gue dong, keburu nih," ucap lelaki itu yang tak di kenal Xiyora sama sekali.
Dengan rasa tenangnya seperti biasa Xiyora pun membantunya. "Siapa namamu?"
"Hilan Pramata Tristan."
Xiyora pun langsung menyapukan telunjuknya mencari nama yang tadi lelaki itu ucapkan. "X-4, kamu pintar juga ternyata. Kelasmu unggulan," Xiyora berkata lalu tersenyum tipis.
Hilan yang semulanya masih sedikit engab karena berlari seolah semua capeknya hilang, melihat gadis di depannya ini tersenyum. Walau itu sangat tipis.
"Makasih, nama lu siapa?"
Xiyora enggan menjawab dan hanya menunjuk pada kertas yang terpampang namanya. Sontak Hilan menoleh ke arah yang di tunjuk Xiyora.
"Xiyora X-3."
Hilan hendak menolah pada Xiyora untuk mengkoreksi apa yg ia baca benar atau salah. Xiyora sudah berlalu pergi.
"Xiyora Naeswari H," ulang Hilan.
Hilan teringat dengan kelasnya dan langsung berlari menuju kelas yang ia tempati. Ia harus dapat tempat duduk paling depan jika tidak mau kena omel oleh mamanya.
"Mungkin hobbyku sekarang berlari. Mirisnya tuhan"
_______
Xiyora sudah sampai pada kelas barunya. Ia menoleh ke sekelilingnya. Ia heran, baru beberapa menit masuk kelas semua siswa sudah terlihat akrab bercengkrama.
Ok, ini masih awal Xiyora. Jadi nikmati dulu.
Teringat kata kata kak Tiar seolah Xiyora langsung mendapat energi penuh dan semangat. Xiyora memilih bangku tengah nomor 3. Ia duduk dan menoleh ke sekelilingnya menghela nafas untuk kesekian kalinya.
Mari kita coba dan mulai batin Xiyora untuk menyemangatinya.
"Hei siapa namamu? kenalin gue Sanu." Sanu tersenyum lalu merangkul Xiyora.
"Hmmm aku Xiyora, panggil saja Yora." Xiyora sedikit kikuk dan risih karena sifat Sanu yang baru ia dapatkan selama sekolah.
"Ok Yora, sekarang kita teman." kali ini tangan Sanu berpindah menggenggam tangan Xiyora melakukan gerakan 'Deal'.
Xiyora terdiam mencerna kata teman.
"Kak Tiar tidak tau bahwa mereka hanya menggunakan gelar sahabat dan teman jika mereka butuh padaku," Xiyora berkata sambil terisak. "Jika mereka sudah tidak butuh, seolah mereka akan lupa gelar itu."
"Kakak tau. Apakah hanya segini usahamu? hanya karena seperti ini kau menangis?"
Xiyora tersenyum kecut pada pada Sanu. Ia ingat kak Tiar. Jika Xiyora bercerita tentang masalahnya, kak Tiar selalu mempertanyakan apa yang membuatnya menangis dan putus asa. Sisanya Xiyora mencerna kata kata kak Tiar yang berupa teka teki.
_______
TBC
Notif vote dari kalian aku tunggu ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Cry (HIATUS)
Teen FictionUntuk sementara, 'IM Not Cry' saya stop dulu karena mau fokus nyelesain 'A Glimpse Of Us'. Secepatnya, saya usahakan akan kembali melanjutkan cerita ini^^ "kamu bisa bercerita padaku tanpa menyembunyikan semua apa yang kau rasakan. Kamu tidak sendir...