prolog

1.5K 183 9
                                    

"dad, i.."

"NETEYAMM, NOOO"
(name) berteriak karna tak menyangka, karakter yang ia cintai mati begitu saja.

membuat seluruh penonton di theater itu melihat ke arah (name).

"e-eh maaf maaf, aku kaget tadi, hehehe"
ucap (name).

Setelah film berakhir

"netayam kenapa dibuat meninggal sih? Kenapa ga spider aja?"
(name) terus terusan mengulang ucapan itu sejak keluar dari theater.

"aduhh (name), udahlah gausah di pikirin gitu, kan cuma fiksi"
ucap teman (name), yang sudah pusing mendengar name terus menerus protes karna neteyam mati.

"ngga ngga, kamu ga ngerti apa yang aku rasain, neteyam ngga seharusnya mati"

"udahlah (name).. Jangan terlalu dipikirin"

"ah udahlah, aku udah ga mood, mau cepet cepet pulang"

"iya iya, ayo"

Di rumah (name)

(name) membuka pintu rumahnya.

"mahh, aku pulang.."
ucap (name) dengan tak bersemangat.

"ehhh anak gadis mamah udah pulang, sini sini, kok kamu lemes kayak gitu? Kenapa?, sini cerita ke mamah" ucap mamah sembari menepuk nepuk sofa.

(name) berjalan ke arah mama, dan duduk disampingnya, (name) menyandarkan kepalanya ke pundak mamanya.

"kenapa sayang?"
mama (name) mengelus ngelus pundak putrinya.

"mama... Karakter yang aku suka mati..
aku ga mau dia mati"

"aduhh anak mama suka sama karakter fiksi, (name).. Jangan terlalu sedih karna hal itu ya.."

"mamahh.. Aku sayang banget sama neteyam"

"iyaa mama tau, gapapa, kamu nangis karna hal itu gapapa, tapi jangan terlarut dalam kesedihan itu ya.."

"dah sana istirahat, mama udah naro oreo di meja kamarmu, makan ya oreonya biar kamu ga sedih sedih banget"

"iya mahh, makasi ya"
(name) berdiri dan berjalan ke arah kamarnya.

"anak jaman sekarang, adaa aja yang di nangisin"
mama (name) mengeleng gelengkan kepalanya sambil tersenyum karna melihat tingkah laku putrinya.

Di kamar (name)

(name) berjalan ke arah kasurnya, dan menjatuhkan dirinya ke atasnya, lalu (name) membalikkan badannya.

"neteyam.. Kenapa harus mati sih.."

"huhh, neteyam, kamu perfect tapi kamu mayat"

"hueeee, neteyamm, aku gamonn tanggung jawab dongg, gimana niii hueee"

(name) terus terusan menangis hingga dia tertidur.

Beberapa hari kemudian

"neteyamm, hueee hiks hiks huaaaa"
(name) mengambil tisu lalu mengelap air matanya.

"kok malah gamon sih, tanggung jawab neteyam, hueeee"

"duh mataku bengkak lagi, sekarang jam berapa ya"

"HAH UDAH JAM 8?!, YANG BENER AJA"

(name) segera bangkit dari kasurnya, dan berlari ke arah lemarinya dan mengambil beberapa pakaian.

"DUH ASTAGA, TELAT DAH INIMAH"

(name) segera mengganti pakaiannya, lalu mengambil kunci motor dan berlari ke luar rumah.

"YA AMPUN GIMANA INI, DUH CEPET CEPET"

(name) segera menyalakan motornya dan berangkat menuju bandara.

"DUHH KAKKK, MAAFIN AKU KALO AKU TELAT JEMPUT KAKAK"

(name) mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi karna takut kakaknya sudah menunggunya.

"duh astagaa"

"gara gara gamonin neteyam"

"neteyam, kalau aku bisa ke pandora, aku bakal selamatin kamu, gapapa kalau aku yang kena tembak, asalkan kamu ga mati"

(name) kaget dia melihat didepannya ada atokirina, hal itu membuat (name) rem mendadak, dan membuat (name) terpental cukup jauh.

















"(name)..."

"(name)..."

"(name)..."

"(name)... selamatkanlah neteyam.. Dan juga pandora..."






"huh.. Apa.. Neteyam?.. Pandora?..."

*****

"Moona Te Laurine D'syna"

"moona putriku yang cantik"

"moona eywa akan selalu bersamamu nak"

"putriku yang cantik dan manis.. Ayah dan ibu akan selalu bersamamu nak.."

"anakku yang cantik dan kuat... Maaf ayah dan ibu tak bisa selalu bersamamu.."

Moona Te laurine D'syna • Avatar : The Way Of WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang