6. KOMA

124 21 1
                                    

Jangan lupa like, komen Dan sharenya yaaaa

Makasihhhh😘😘😘


BRAK

BRAK

BRAK

Suara benturan keras terdengar sangat nyaring di jalan yang cukup sunyi. Tidak banyak terlihat pengendara yang lewat karena rawannya kecelakaan yang terjadi. Sebuah truk yang tidak sempat berhenti, menabrak mobil putih yang tiba-tiba saja berbelok ke tengah jalan.

“MATI KITA, WAN!” seru pengendara truk itu panik.

“Lo nyetir gimana sih hah? Udah gue bilang tadi kaga usah minum! Ngeyel lo! Lo liat noh karna otak lo yang goblok! Kalo lo mau nyari masalah jangan bawa-bawa gue! Gue kerja nyari duit buat anak bini gue,” omel temannya tak kalah panik.

“Dia tiba-tiba belok, Wan. Gue gak sempet ngerem,” ujar pengendara truk itu tidak terima.

“Terus sekarang gimana?” tuntut temannya.

“Kita periksa orangnya dulu, Wan. Gue takut kalo orangnya–”

“GAK USAH! AWAS LO BIAR GUE YANG NYETIR,” potong temannya cepat.

“Wan kita harus periksa orangnya dulu.”

“Lo mau masuk penjara semisal orangnya mati, hah? Pikirin emak bapa adek lo di rumah, kalo lo masuk penjara.”

Temannya itu langsung saja menghidupkan mesin truk dan menjalankannya. Mereka meninggalkan mobil yang ternyata diisi oleh Shalya yang saat ini terduduk lemah di sana.

“Sialan,” umpat Shalya lemah.

Kedua mata gadis itu terpejam beberapa kali karena nyeri kepalanya. Shalya melihat ke arah depan dimana ada jurang yang lumayan curam. Dia meneguk salivanya. Dengan perlahan dia melepas seatbelt  di badannya. Berkali-kali rintihan kesakitan keluar dari bibirnya.

Shalya pelan-pelan merangkak maju untuk menuju pintu sebelah kiri mobil agar bisa keluar. Karena saat ini jurang berada di sisi kanan mobil.

Please, gue masih mau hidup,” ucap Shalya tercekat. Ketakutan terpancar di wajah gadis itu.

Namun nyatanya, Tuhan tidak berpihak pada Shalya saat ini. Mobil terjatuh ke dalam jurang bersamaan dengan teriakan Shalya meneriaki nama Laskar.

****

Ini sudah hari ke 15 semenjak tragedi kecelakaan itu. Tapi, tidak ada tanda-tanda Shalya akan sadar dari komanya. Gadis itu masih terlelap pulas dengan alat-alat medis yang masih menempel di badannya. 

Laskar memandang wajah pucat Shalya dengan sendu. Perasaan bersalah selalu menyelimutinya saat melihat Shalya. Seandainya waktu bisa diputar, Laskar ingin mengganti jawabannya pada hari itu.

Laskar akan membantu Shalya menolak perjodohan itu

Laskar ingin Shalya menjadi wanitanya

Dan kecelakaan ini, mungkin tak akan pernah terjadi.

“Gak capek ya tidur mulu?”

“Gue bawa susu stroberi yang ke 15 padahal.”

“Lo gak mau minum?”

“Lo ... Gak kangen gue, Shal?” lirih Laskar tertunduk lemah.

“Gue kangen, Shal.”

Laskar mengelus pergelangan tangan Shalya yang saat ini masih melingkar gelang hitam pemberiannya. Dia tersenyum tipis.

“Gelang ini bukti kalo gue akan tetap jadi pelindung lo walaupun takdir kita nantinya akan berbeda.”

ShalyaLaskar (Come back to me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang