13. Nasi Goreng

117 21 4
                                    

Holaaa update lagi nihhh
Sorry yaa lamaaa banget updatenya😭😭
Pusing kuliah geysss😭😭
Tapi ga papa aku usahain bakalan update kokkk asal kalian masih setia menunggu🥺🥺🥺

~

“Bau apa nih?”

Shavya yang tadinya hendak naik ke lantai atas berhenti di depan pintu dapur. Hidungnya kembang kempis saat mencium aroma yang sangat tidak manusiawi. Lantas gadis itu menuju sumber aroma itu.

“Shalya,” panggil Shavya saat melihat punggung gadis itu membelakanginya.

Gadis dengan baju tidur dan celemek di badannya itu menolehkan sedikit kepalanya ke belakang lalu tersenyum kecil.

“Kenapa, Shav?” sahut Shalya kini kembali fokus mengaduk sesuatu di dalam wajan.

Tanpa menaruh rasa curiga padahal sudah negatif thinking, Shavya berjalan mendekat ke arah saudaranya itu. Semakin dekat jaraknya, aroma itu semakin kuat masuk ke rongga hidungnya.

“MASHA ALLAH!”

Shavya berseru dengan syok. Syukur mulutnya suci dari umpatan kasar. Dengan cepat, gadis itu langsung mematikan kompor membuat Shalya berseru cukup keras.

“Shavya ih! Kok kompornya dimatiin sih?” sungut Shalya kesal karena merasa kegiatan produktifnya diganggu Shavya.

“Hidung lo ketutupan kecoa apa sampe ga nyium bau gosong?” heran Shavya tak habis pikir.

“Ihhh kan tadi disuruh Mamah Laskar kalo bau bawang gorengnya udah kecium baru masukin nasinya. Dan gue rasa tadi bau bawangnya belum nyengat banget makanya gue aduk-aduk aja dulu,” jelas Shalya dengan polosnya.

“Gak gitu konsepnya anjay!” seru Shavya ingin berubah saja jadi biskuat biar kuat menghadapi Shalya.

“Tuh yang lo goreng bawang bukan batu. Mau lo lama-lama gorengnya juga ga bakalan gosong-gosong. Anjirlah Shalya kok gini amat?”

“Ya terus gimana?” tanya Shalya kebingungan tapi mau ngakak juga.

“Ya bikin baru lah ege! Emang mau lo makan bawang gosong gitu?”

Shalya menggeleng cepat. Langsung saja dia angkat wajan yang masih panas itu tanpa melapisi tangannya dengan apapun. Shavya yang melihat semakin syok berat.

“WOY SHAL! LU KOK?!” seru Shavya.

"AW-AW PANAS!” teriak Shalya.

“PAKE KAIN ITU DODOL!” geram Shavya sangat gemas.

“Kain yang mana?”

“ITU LHO ALLAHU AKBAR! TUH KALO ULAR UDAH PASTI KENA PATOK.”

“Lo gak bilang!” balas Shalya menahan tawa karena baru menyadari kain yang dimaksud Shavya ada di dekat tangannya.

" YA LO UDAH TAU TUH WAJAN PANAS MAEN ANGKAT-ANGKAT AJA!”

“Kan gue refleks.”

"YA REFLEKS LO BIKIN ORANG SYOK NJIR!”

“PAAN SIH SHAV! LO NGEGAS MULU!”

“LO BIKIN GUE GEMES, ANJIR! PENGEN GUE GORENG AJA MUKA LO!”

Shavya yang gemas dengan Shalya berlagak seperti hendak mencakar wajah Shalya yang terkikik geli.

Usai dengan perdebatan urat leher tadi, kedua gadis itu kini kembali akur.

"Aaa Shavya. Perih,” keluh Shalya sambil mengusap mata karena air matanya bergenang.

ShalyaLaskar (Come back to me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang