8. Bangun

112 20 1
                                    

Haiii balik lagiii😝😝😝

Hayooo jangan lupa vote, komen dan share yaaaa

Maaf yaaaa baru update😇

Selamat membaca

Kaki panjang itu melangkah lebar di lorong rumah sakit setelah mendapat telpon dari ibunya. Raut bahagia tersirat di wajahnya yang kini dibanjiri keringat. Laskar mempercepat langkah saat melihat pintu ruangan yang sering ia kunjungi itu sudah dekat. Laskar menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Satu tangannya naik ke dada kiri merasakan detak jantungnya yang terasa cepat.

"Shalya," gumam Laskar sambil membuka pintu.

Baru setengah badan yang masuk, Laskar langsung bertemu pandang dengan sepasang mata yang juga menatap ke arahnya. Laskar terdiam di tempatnya menyelami bola mata itu. Tanpa sadar, sudut matanya mengeluarkan air mata yang sontak saja langsung disekanya.

"Laskar, sini nak," panggil Aina.

Laskar berjalan mendekat ke sisi kiri brankar. Tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari Shalya yang justru memutus kontak mata.

Bruk

Laskar memeluk gadis itu dengan tiba-tiba. Rasa rindunya pada Shalya ia tumpahkan saat ini juga.

"Gue kangen," gumam Laskar tepat di telinga Shalya.

Shalya tidak bereaksi apapun. Bahkan tidak membalas pelukan Laskar. Dia masih merasa syok dengan pelukan Laskar.

"Kamu siapa?"

Pertanyaan itu sontak saja membuat Laskar terdiam. Laki-laki itu perlahan melepas pelukannya dan melihat ke arah Shalya dengan raut bingung.

"Gue Laskar."

Kedua alis Laskar saling bertautan. Dia pun melihat ke arah Zibrano dan Shavya yang berada sisi kanan brankar. Seolah paham dengan raut bingung Laskar, Zibrano mendekat pada laki-laki itu lalu membisikkan sesuatu pada Laskar.

Mulut Laskar sedikit terbuka saat mendapat berita mengejutkan itu dari Zibrano.

****


"Nih buat lo," ucap Shavya sambil mendudukkan diri di samping laki-laki itu.

"Thanks," ujar Laskar setelah menerima minuman dingin pemberian Shavya.

Keduanya sama-sama tak mengeluarkan suara. Laskar termenung menatap lurus dinding di depannya. Rasa tidak percaya masih menggerogoti hatinya. Shalya melupakan semuanya. Bahkan tentang dirinya.

"Kamu siapa?"

Shavya menatap Laskar dari samping. Gadis itu juga merasakan hal yang sama seperti Laskar. Apalagi Shalya adalah saudara kembarnya.

"Kar, Shalya suka sama lo," ujar Shavya sengaja memberitahu walaupun dia tahu kalau Shalya sudah mengungkapkannya pada Laskar.

"Gue udah tau," kata Laskar.

"Lo gimana? Ada rasa ke Shalya?" tanya Shavya.

"Kalo pun gue jawab iya, gak akan ngerubah semuanya," jawab Laskar.

Shavya tersenyum tipis mendengar pengakuan Laskar. Itu artinya perasaan Shalya tidak bertepuk sebelah tangan selama ini. Keduanya memiliki perasaan yang sama.

"Emang lo udah nyoba?" tanya Shavya.

"Percuma, karna endingnya gue udah tau," jawab Laskar dengan sadar diri.

Shavya menghela napas. Satu tangannya yang memegang botol naik ke dekat mulut. Shavya menegak minumnya hingga setengah.

"Kalo gue dulu, gue yang duluan bilang ke Nathan kalo gue suka sama dia. Ya walaupun dia marah dan gak terima bahkan ngancam gue. Tapi ya gimana ya, namanya juga suka, hehehe. Gue selalu usaha bikin dia suka sama gue, walaupun gue tau usaha gue sia-sia dan ujung-ujungnya gue yang sakit hati ... sendiri. Tapi gue gak nyerah dan tetap berjuang sendiri. Sampai akhirnya, Nathan luluh juga dan nembak gue di aula sekolah waktu dia dihukum karna berantem sama sepupunya. Tapi gak lama setelah itu, kami berdua putus karna ada problem. Dan mulai dari itu, Nathan yang balik merjuangin gue bahkan sampai ... lo taulah kejadian dulu gimana. Semenjak itu, kita gak mau sama-sama kehilangan lagi. Dan ya, endingnya Nathan kembali ngajak gue untuk buka lembaran baru lagi di rooftop sekolah waktu itu." Shavya tersenyum haru mengingat perjuangan dia dan Nathan dulu untuk mengembalikan hubungan yang sempat putus.

ShalyaLaskar (Come back to me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang