10. Pulang

103 20 4
                                    

Halooo balik lagiiiii
Sorry ya baru update lagi pusying sama tugas kuliah 😭😭😭

Jangan lupa vote, komen, dan share yaaa

Selamat membaca😇😇😇

°

°

°

Mobil hitam baru saja berhenti di pekarangan rumah bertingkat. Zayn yang menyetir mobil itu keluar lalu berjalan ke sisinya untuk membukakan pintu.

"Makasih ya," ucap Shalya sambil mengulum senyum.

Zayn terkekeh kecil melihat Shalya yang malu-malu.

"Bentar ya, ngambil barang lo di belakang dulu."

Zayn berjalan sedikit lalu menarik pintu mobil. Saat membukanya tiba-tiba saja...

Srett

"Ehhh-ehhhh," kaget Zayn.

Bruk!

Ya Allah kupasrahkan diri ini jatuh karena aku ikhlas🤲😊

Seseorang nyungsruk di depannya dengan posisi tengkurap. Zayn melotot karena melupakan ada orang yang dibawanya selain Shalya.

"ASTAGA!" pekik Shalya kaget.

Shavya yang tadi sedang nyenyak tidur dengan kepala bersandar pada jendela mobil menjadi korban terjatuh itu. Dirinya langsung terduduk. Rohnya yang tadi masih gentayangan di alam mimpi seketika langsung log in lagi. Sorot mata yang masih beberapa watt itu mengerjap beberapa kali. Shavya masih setengah sadar.

"Astaga, Shav. Sorry gue lupa," ujar Zayn dengan rasa bersalah.

Sementara Shalya segera mendekat membantu Zayn untuk mengangkat Shavya ke dalam mobil lagi.

"Kenapa gak bilang lo tidur sih, Shav? Kan nyungsep jadinya," Shalya terkikik geli mengingat kejadian yang baru terjadi beberapa detik yang lalu. Dia sendiri bahkan lupa kalau ada Shavya di kursi belakang.

"Ada gempa kah?" tanya Shavya polos.

Shalya dan Zayn sontak saja tertawa. Terlebih dengan wajah Shavya yang terlihat ngebug.

"Hooh Shav gempa notif dari Tuhan," seloroh Shalya.

"Gue merasa jatoh ke jurang kenyataan," balas Shavya masih ngebug.

"Mimpi jatoh lo kenyataan kok, Shav," sahut Zayn dengan wajah tanpa rasa bersalah.

****


"Maaf ya, Non. Si Laskar tadi bilangnya ada kesibukan mendadak jadinya gak bisa jemput," kata Aina merasa bersalah.

Aina sempat heran dengan anak semata wayangnya itu. Laskar tidak pernah sekalipun menolak dalam hal apapun yang berkaitan dengan Shalya. Anaknya itu selalu siap siaga walaupun di tengah sibuk-sibuknya.

"Gak papa, Bi. Namanya juga orang sibuk gak bisa diganggu gugat," ujar Shalya memaklumi. Lagipun, ada Zayn dan Shavya yang sudah menjemputnya pulang jadi Shalya tak mempermasalahkan juga.

"Menyibukkan diri untuk menata hati yang hancur berkeping-keping," sahut Shavya nimbrung diakhiri kekehan kecil.

"Hah? Maksud lo?"

"Gak gak. Maksud gue tangan gue kok tadi perih ya? Kirain kenapa? Pas gue liat, taunya tergores duri-duri kehidupan," kilah Shavya sukses membuat Shalya dan Aina tergelak.

"Sok iye lo, Shav."

Shalya menuang air dingin yang sudah disiapkan Aina tadi. Air yang dingin membasahi tenggorokannya yang sudah kering kayak musim kemarau.

ShalyaLaskar (Come back to me) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang