Tong sampah bukan tempat berlian

637 56 2
                                    

Daniel dkk pun berkendara dengan kecepatan yang tinggi membuat beberapa pengguna jalan mrngumpat kaget, namun daniel dkk tak perduli baginya yang lebih penting sekarang adalah keadaan aqira.

Setelah beberapa saat mereka pun sampai di sebuah rs yang tak jauh dari sekolah,setelah itu daniel pun turun dari mobil dengan menggendong tubuh aqira yang pingsan.

"Dokter mana?"tanya daniel pada seorang suster yang langsung berlari mengambil brankar dibantu temannya sedangkan salah seorang suster bergegas memanggil dokter.

Setelah nya mereka memasuki sebuah ruangan dan dokter pun memeriksa keadaan aqira,tak lama dokter keluar dengan raut wajah tenang.

"Gimana keadaan adek saya dok?"tanya daniel panik.

"Dia hanya kelelahan jadi pingsan mungkin akibat dia mencapai batas kekuatannya jadi dia kelelahan dan tak sadarkan diri"jelas dokter wanita bername tag kalila.

"Makasih dokter"ucap daniel yang langsung nyelonong masuk meninggalkan alenza dkk yang masih terdiam diluar menatap cengo daniel yang meninggalkan mereka begitu saja.

Tak ingin ambil pusing mereka pun bergegas menyusul kedalam ruangan,terlihat tubuh aqira yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit dengan wajah yang pucat namun tak sepucat sebelumnya.

"Alila bodoh lo ngebahayain rara"kesal daniel sembari mengacungkan jari tengahnya ke hadapan tubuh aqira yang pingsan.

"Pabo"kesal emily

"Shibal saekkia"umpat gladis.

"Makasih udah balasin kemarahan si rara"ucap alenza sembari memegang tangan kiri aqira.

Kring kring

Tiba tiba terdengar suara dering ponsel,dengan cepat alenza merogoh saku roknya dan mengangkat telepon.

"Ha-halo?"sapa alenza gugup.

"KAMU DIMANA HAHH?! KABUR KABURAN DARI SEKOLAH LAMA LAMA KAMU BENAR BENAR MEMBUAT MALU KELUARGA SAYA DASAR ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG!!"tiba tiba terdengar teriakan dan makian dari ujung telepon yang sampai terdengar oleh daniel,gladis,emily.

Aqira yang juga baru sadar pun mendengar suara dari seberang telepon lenza,tanpa lenza loud speaker.

"Ma-maaf.."lirih alenza.

"MAAF MAAF MAAF ITU SAJA YANG KAMU BISA DAN KAMU TAU BEDA DENGAN ANAK SAYA KLARA YANG BISA SEGALANYA,NYESAL SAYA BESARKAN ANAK RANIA KALAU TERNYATA TIDAK BERGUNA" teriak orang bersuara bariton yang kentara kalau dia pria.

"Berhenti banding bandingkan saya dengan klara!dan jangan pernah sebut sebut nama ibu saya"kesal alenza dengan tangan yang terkepal erat.

"MULUT SAMPAHMU GAK PANTAS MENYEBUTKAN NAMA ANAK SAYA,CEPAT PULANG ATAU JANGAN HARAP KAMU BISA PULANG!!"teriak pria itu lagi.

"Alenza tidak akan pulang kedalam kediaman sampahmu"ucap alila yang turun dari kasur dan merampas handphone alenza.

"KA..!"belum sempat pria diseberang telepon berbicara,alila sudah lebih dulu mematikan sambungan teleponnya.

"A-alila"kaget alenza.

"Ke-kenapa lo lakuin itu?! Sekarang gue harus tinggal dimana cuma kediam George yang gue bisa tinggali"ucap alenza dengan mata berkaca kaca.

"Tong sampah bukan tempat berlian"ucap alila sembari membawa alenza kedalam pelukannya untuk menenangkan alenza.

"Tempat berlian harus dietalase kaca yang penuh penjagaan bukan sampah penuh lalat"ucap alila yang menepuk nepuk punggung alenza yang bergetar hebat.

"Hiks hiks ta-tapi lo hiks gak ngerti.."bantah alenza.

"Lo tinggal dikediaman Dirgantara apapun yang terjadi rumah lo akan disana"ucap alila.

"Ta-hiks-tapi.."alenza berusaha menolak dengan terisak.

"Nurut len"ucap alila memeluk erat alenza.

"Ma-hiks-makasih"ucap alenza.

"Sama sama"ucap alila sembari melepaskan pelukannya.

"Bokap lo udah keterlaluan,padahal lo juga anaknya tapi pilih kasih banget tcih tua bangka itu"ucap emily kesal dengan tangan mengepal dan melayangkan ke udara seolah olah sedang memukul sesuatu.

"Biarin aja sekarang alenza ada dibawah perlindungan gue dan gak akan gue biarin sampah keluarga george mencoba ngambil berlian yang gue jaga"ucap alila dengan pandangan mata yang menyorot tajam ke arah depan.

"Kalau dia tetap berusaha mengambil alenza gimana?"Tanya gladis dengan wajah muram.

"Gue akan hancurin mereka sampai ke akarnya biar mereka jadi gelandangan abistu akan gue siksa mereka sampai mereka memohon kematian yang tak akan pernah mereka dapatkan"ucap alila bersmirk.

Yang lain pun menatap terkejut ekspresi alila yang terlihat menyeramkan hingga membuat mereka beridik ngeri.

Pletak

"Sebelum itu lo harus isahat isrira isi istrirahat dulu"ucap daniel sembari yang kesulitan mengucapkan kata istirahat,ia pun langsung menggendong tubuh aqora ke atas kasur.

"Kakak jangan sedih sedih lagi"ucap aqira.

"I-iya gak akan sedih lagi"ucap alenza mengangguk.

"Kita sekarang pulang,rara udah mendingan dan mau pulang aja kak alen pokoknya harus ikut rara mulai sekarang kakak tinggal dikediaman rara seperti yang kak lila bilang"ucap aqira yang perlahan turun dari kasur.

Dengan patuh alenza,daniel,dan aqira pun pulang ke kediaman dirgantara sedangkan emily dan gladis kembali ke sekolah mengambil tas alenza dikelas dan tas aqira di kantin.

Sistem cinta diaktifkan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang