- 01 -

968 102 4
                                    

~♥~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♥~

Angin kencang disertai deru petir yang terus bersahutan menjadi pengiring langkah gadis bersurai hitam yang masih berusaha berlari sekuat tenaga dari takdir kejam yang mengamcam jiwanya saat ini.

Kakinya masih terus dipaksa melangkah tanpa peduli akan duri serta bebatuan kasar yang menusuk akibat alas kaki yang sudah sedari tadi ia buang agar membuatnya lebih leluasa dalam berlari.

Menembus hutan perbatasan luar kerajaan demi terhindar dari kejaran prajurit utusan putra mahkota, yang menjadikannya seolah-olah sebagai buronan paling dicari di seluruh kerajaan.

Flashback on :

"Tangkap putri lalice malam ini dan bawa dia kehadapanku"

Suara putra mahkota membuat nafas gadis dari keluarga Abelard itu tercekat sepenuhnya.

Ia yang semula kembali secara diam-diam ke istana dengan penyamaran untuk meminta bantuan agar dapat dibebaskan dari sebuah tuduhan keji nyatanya malah membuat gadis tersebut mendengar kenyataan hingga tubuhnya nyaris merosot dari balik tembok tinggi ruang aula istana.

Tanpa sadar kakinya langsung berbalik untuk kembali ke kediaman Abelard meski jauh didalam fikirannya masih belum bisa memproses situasi yang terjadi sedemikian rupa ini.

Setibanya dirumah, ia mendapati sang ayah yang tengah berada di kamarnya sembari menatap keluar lewat balkon yang menampilkan matahari yang perlahan mulai lengser ke arah barat.

"Kau sudah kembali lalice? Apa kau sudah berhasil meyakinkan putra mahkota? " ucap sang Duke saat telah menangkap presensi putrinya di ambang pintu.

Mendengar pertanyaan sang ayah membuat hati si gadis yang telah berumur 20 tahun itu kembali terasa nyeri.

Perlahan Lalice mendekat ke arah ayahnya dan menjatuhkan tubuhnya yang dirasa sudah terlalu lelah saat ini

"Ayah, apa salahku sebenarnya? Mengapa aku berada dalam situasi ini? Bukan aku pelakunya!" tangis lalice kembali pecah setelah mengingat perkataan putra mahkota tadi.

"Aku tidak melakukan percobaan pembunuhan pada Raja, ayah.. Bagaimana bisa aku tega melakukan itu sementara Yang Mulia sudah ku anggap sebagai ayahku sendiri.. Hiks"

Duke Abelard merengkuh tubuh ringkih putri satu-satunya yang dianggap sebagai harta paling berharga sepeninggal istri tercintanya 10 tahun silam.

"Hentikan tangisanmu nak, Ayah percaya bukan kau pelakunya. Ingatlah bahwa ayah akan selalu memihakmu walaupun disaat seluruh dunia berpaling darimu. Ayah akan menjadi orang pertama yang membelamu, karena itu janji ayah pada ibumu."

"Tapi mengapa Putra Mahkota pun meragukanku ayah? Aku bahkan mendengar ia berniat membawaku ke istana sebagaimana memperlakukanku seperti seorang penjahat" bantah Lalice.

MAKE MY OWN DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang