09 › aduan.

2K 308 17
                                    

brak

"lo pasti tau tentang Marva kan, Mav?!"

Mavra menarik nafas sebelum meletakan pena yang ia gunakan untuk menandatangani beberapa berkas, lalu ia menatap submissive yang baru beberapa detik lalu membuka pintu ruangannya dengan kasar dan disusul dengan pertanyaan yang menggunakan nada tinggi penuh tuntutan, dilihatnya lekat wajah submissive itu yang memerahㅡsepertinya sedang emosi.

"ternyata informasi yang tersebar mengenai para artis atau model bersikap kasar saat tidak ada kamera itu benar apa adanya ya, Hessa?" ujar Mavra yang hanya mendapati decihan dan rolling eyes sinis dari submissive berstatus sebagai publik figur itu, "kamu sangat profesional sekali saat didepan kamera dan publikㅡramah dan manis."

"bacot, cepet jawab pertanyaan gue!"

Mavra melepaskan kacamata yang sejak tadi ia pakai, "tentang Marva?"

"ya, Marva and his submissive.. siapa submissive yang deket sama Marva saat ini, Mav?" cerca Hessa dengan dada naik turun yang menandakan jika submissive Lakeswara itu benar-benar emosi.

Mavra menaikkan alisnya saat mendengar pernyataan Hessa, "submissive?"

Hessa mengangguk tegas, "iya. Siapa submissive itu? lo pasti kenal kan?"

Mavra terdiam dengan benak yang langsung tertuju pada satu submissive yang berhasil membuat hubungannya dengan Marva sedikit renggang, "kamu bisa beritahu ciri-ciri submissive itu?"

"cacat, dia tuli."

"damn." umpat Mavra spontan membuat Hessa mengrenyit dengan tatapan curiga kearah Mavra, "dimana kamu bertemu dengan mereka berdua?"

"mall neo." Hessa menaikkan satu alisnya saat melihat Mavra berdiri, "lo kenal sama submissive cacat itu?" yang mana pertanyaan itu mendapat tatapan tajam dari dominan Adimasta.

Hessa tertawa sarkas, "gue tauㅡlo pasti kenal atau mungkin lo sama Marva itu switch buat having sex sama si cacat itu kan?"

"Hessa, watch your talk."

"sebelum nyuruh gue jaga omongan, lebih baik lo berdua jaga tipe ideal atau bakal ada ribuan publik yang gak bakal jaga omongan mereka buat ngatain kalian." setelah itu Hessa keluar dari ruangan Mavra.

"sial, Marvaka bodoh.. bisa-bisanya dia membawa Rei ke ranah publik!" hardik Mavra yang juga keluar dari ruangannya, meninggalkan beberapa berkas yang belum selesai ia periksa; tujuannya saat ini adalah mencari keberadaan Marva dan berbicara pada adik kembarnya yang menurutnya terlalu berani, ceroboh dan bodoh.

disisi lain, Hessa sudah sampai dikediaman utama Adimasta dengan tujuan mengadu tentang apa yang ia lihatㅡMarva dan submissive tuli dimall Neo. Bahkan tanpa mengetuk pintu utama, Hessa langsung masuk ke dalam rumah megah itu karena pintu utama tidak terkunci.

Hessa melangkah menuju dapur dan langsung menemukan Theoㅡbubu yang sedang memasak, "bubu? ada yang ingin aku bicarakan." membuat bubu sempat berjengit kaget karena mendengar celetukan Hessa ditengah keheningan rumah.

bubu berbalik menghadap Hessa yang berdiri dibalik pantry dapur, "kamu kok gak hubungin bubu dulu kalau mau datang ke rumah? Mavra-nya kan lagi ada dikantor, Hessa.." ujarnya sembari mengelap tangan dengan tissu sebelum mendekati Hessa.

"kamu mau bicara tentang apa? kok sepertinya serius gitu sampai-sampai gak hubungin bubu dulu? dadakan dan penting sekali ya?" tanya bubu lagi saat menyadari wajah Hessa yang terlihat serius juga kesal.

"tentang Marva."

bubu mengrenyit, "huh? kenapa lagi anak itu? gangguin kamu atau gimana? soalnya dua hari ini dia gak pulang ke rumah, katanya dia lagi sibukㅡ"

"iya, Marva sibuk sama jalang cacatnya."

"eh?" pekik Theo yang kebingungan karena sambaran Hessa, "maksud kamu apa.. Hessa? bisa kamu jelaskan sejelas-jelasnya?"

Hessa menghela nafas, sebisa mungkin pula ia menetralkan kekesalannya dihadapan Theo. "Aku gak punya bukti, bu. Tapi, aku tadi bertemu Marva dimall Neoㅡdia bersama submissive yang sama sekali gak aku kenal submissive itu dan lagi submissive itu cacat, submissive itu tuli." jelas Hessa, "aku sangat yakin submissive itu didapatkan Marva dari club malam.. aku juga sangat yakin submissive itu jalang, Bu."

Theo memegang dadanya yang berdegup lebih cepat dari sebelumnya, "jalang?"

Hessa mengangguk, "bubu juga tau kan kalau selera Marva itu sesama publik figur atau yang setara dengan status sosialnya dia? maka dari itu aku yakin submissive itu adalah seorang jalang yang memanfaatkan Marva untuk mendapatkan kekayaan." tambahnya, "dan sepertinya yang mengenal submissive cacat itu bukan hanya Marva saja tapi Mavra juga mengenal submissive cacat itu, bu."

"apa..?"

perfect; tuan
diketik; 14 Januari 2023.
dipublikasi; 15 Januari 2023.

11. Perfect› tuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang