18 › pulang.

1.9K 276 25
                                    

bughh

"wow? santai, bro. Kamu baru pulang dari kantor tiba-tiba memukulkuㅡ"

srakk

"dimana Rei, brengsek!"

"jangan teriak, nanti bubu dengar." Mavra menepis tangan Marva yang menarik kasar pakaiannya, "apa kamu tidak ingin bertanya kapan tanggal pertunanganku dengan Hessa?"

"oh God, gue gak peduli sama tanggal pertunangan sialan lo sama submissive gila itu! I only care about minors who have been raped by dominant assholes like you, Mavra!"

bughh

sebuah pukulan kembali Marva layangkan pada tubuh Mavra yang mana kakak-nya itu sama sekali tidak berniat membalas. "Oh ayolah, kalau aku bajinganㅡkamu apa? don't you like Rei just because of his body? lagipula mau umur Rei dibawah umur atau tidak, dia tetaplah bekerja sebagai jalang yang sudah kubeli."

"lo gila!" seru Marva yang benar-benar dibuat emosi oleh Mavra, "dimana Rei sekarang?"

"buat apa sih kamu cari dia? after all he's not a virgin anymore."

"the hell is he still a virgin or not, gue cuma mau dia ada sama gue. Ngerti gak sih lo?"

Mavra mengangguk paham, "If I tell you what do I get from you?"

Marva memejamkan kedua matanya, muak dirasa. "Lo bisa ngomong kayak gitu disaat gue udah bersedia ninggalin jadwal rekaman gue hari ini cuma demi gantiin lo rapat?" sarkasnya, "fine! lo mau apa? apapun bakal gue kasih kecuali Rei!"

"hhh, apa ya? what if I want all the Adimasta company shares that you currently own?"

"bangsat!"

Mavra menaikkan satu alisnya dengan sunggingan senyum miring, "how? "

"lo licik."

"hanya itu saja."

"take it, dammit."

"Rei ada di Penthouseku."

bughh

"gue nyesel lahir jadi kembaran lo, bajingan!" seru Marva yang terburu-buru keluar dari kamar Mavra namun ia berbalik dan menatap murka kearah sang kakak yang justru tersenyum.

"waitt, kamu pasti butuh kartu akses masuk Penthouseku." ujar Mavra sembari meraih kartu yang ada diatas meja kamarnya lalu melangkah mendekati Marva yang berdiri diambang pintu, "ini."

"lo iblis, Mavra."

"ya, thanks for the stock.. Marv."

tak mau semakin emosi, Marva segera melengang keluar dari rumah. Menyalakan mobilnya yang terparkir dihalaman kediaman Adimasta, ia langsung melaju menuju alamat bangunan apartemen tempat Penthouse milik Mavra yang biasanya digunakan sang pemilik untuk bercinta dengan jalangㅡMarva tau? jelas.

dengan langkah tergesa dan tak memperdulikan orang-orang yang memekik kegirangan saat berpapasan dengan dirinya diarea gedung apartemen, Marva hanya fokus pada Rei yang entah saat ini sedang melakukan apa setelah diperlakukan seburuk itu oleh tuan-nya.

Marva menekan tombol lantai paling atas yang ada digedung ini dan saat pintu terbuka dan sampai disebuah lorong lantai teratas yang hanya terdapat satu pintu, Mavra langsung menempelkan kartu akses yang diberikan Mavra itu pada sensor pintu dan tak menghitung banyak waktu pun pintu Penthouse itu bisa terbuka.

"Rei.. ini kakakㅡMarva-mu."

tak ada balasan saat Marva memasuki ruangan sembari memanggil nama submissive Haureiga itu. Marva melihat sekeliling ruangan yang nampak rapi, lalu beralih pada tangga menuju lantai dua yang mana ia yakini Rei berada dilantai dua terlebih pikirannya sudah terjerumus sangat negatif saat sampai dilantai dua dan melihat pintu kamar satu-satunya yang ada di Penthouse milik Mavra itu.

11. Perfect› tuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang