13 › keliru.

1.8K 303 9
                                    

Marva tidak pulang, ya, sekarang sudah jam yang bisa dikatakan waktu yang cukup bisa dikatakan telat untuk pulang karena lemburㅡsetengah delapan malam sedangkan Marva yang biasanya pulang jam setengah lima atau yang paling telat setengah tujuh pun belum juga pulang, membuat Rei terpaksa memakan sendiri hidangan makan malam yang sudah ia masak tadi.

seharian ini Rei benar-benar menuruti perintah Marva untuk tidak keluar rumah, bahkan tanpa disuruh pun sepertinya Rei tidak akan keluar rumah jikalau memang tidak memiliki urusan penting. Rei duduk dikursi makannya sebelum mulai menyantap masakannya. Sebenarnya rumah megah ini tidak hanya ditinggali Marva dan Rei saja, tetapi juga ada beberapa asisten rumah tangga yang mengurus rumah dan juga ada satpam yang hampir dua puluh empat jam berjaga dipos halaman depan rumah.

Marva tidak main-main menjaga Rei dirumahnyaㅡbahkan sepertinya dominan Adimasta itu juga tidak main-main saat menyeletuk akan menyekolahkan kembali Rei meskipun dengan jalur homeschooling.

Rei percaya saja dengan apa yang dikatakan Marvaㅡlagipula atas dasar apa atau memiliki hak apa untuk sampai tidak percaya pada tuan-nya itu? asik melamun sembari menyendok nasi ke dalam mulutnyaㅡtiba-tiba ponselnya berdering dengan memaparkan nama orang yang tidak ia temui selama beberapa hari ini.

Mamiii~

ya, kontak dari istri pemilik barㅡMamii.

Rei tanpa basa-basi lagi langsung mengangkat panggilan itu, "halo?"

"kamu selingkuh, Rei? bisa-bisanya kamu berani menyelingkuhi tuan-mu?!"

Rei mengrenyit, dirinya terdiam saat mendengar nada tinggi penuh amarah dilayangkan sang Mamii ketika ia menyapaㅡbahkan Rei bisa membayangkan paras ayu itu marah dihadapannya, sangat cantik tetapi disisi lain cukup menyeramkan.

"maksud mami apa..?"

"kamu itu gak tau diri atau bagaimana, hah?! kamu masuk sosial media sedang bersama Marva?! kamu itu jalang pribadi, hanya untuk tuan yang membelimu! bukan jalang untuk seluruh orang!"

jujur saja, Rei semakin bingung. "Tapi, aku.. tuan-ku Marva kanㅡ"

"jangan gila kamu, Rei! tuan kamu itu Mavraka Adimasta bukan Marvaka Adimasta!"

Rei meringis, telinganya sakit karena suara keras sang Mamii. "Mamii.. salah nama, orang yang jemput aku itu tuan Marvakaㅡdia tuan-ku." jelasnya.

"hah? apa kamu bilang? Rei, hei! yang membeli kamu itu Mavra!"

"Mamii salahㅡ"

"tidak, itu benar jika Mavra yang membelimu, Rei! Mamii ada bukti tanda tangan check yang diberikan Mavra!"

Rei memijit keningnya, tiba-tiba merasa pusing karena mendengar nada tinggi yang terus-menerus dilontarkan Mamii. "Lalu aku harus apa, Mi? sudah dibilang jika yang menjemputku itu tuan Marva bahkan tuan Marva mengatakan jika Mamii salah menyebutkan namanya."

"cari tanda tangan Marva maka Mamii akan menunjukkan tanda tangan check yang diberikan Mavra saat membelimu, Rei."

Rei terdiam kaku, apa-apaan ini? mencari tanda tangan Marva.. dimana?

"cepat cari, Rei!"

seperti perintah mutlak, Rei langsung beranjak menuju kamar yang menjadi tempat dirinya dan Marva beristirahat. Rei menatap almari tempat Marva menyimpan berkas-berkas yang mungkin saja penting, berkas yang juga mungkin saja memuat tanda tangan dari dominan Adimasta itu.

Rei meletakan ponselnya diatas meja sebelum mendekati almari dan mulai membuka salah satu berkas yang mana langsung memaparkan tanda tangan milik Marva. Rei langsung mengambil ponselnya dan memotret tanda tangan itu, "halo? Mamii.. sudah aku kirimkan tanda tangan tuan Marva."

"Rei.."

"ya?"

beberapa detik kemudian, "ini berbeda.. sangat beda!" sebuah seruan validasi.

Rei kembali mengrenyit bingung, "huh.. bagaimana bisa?"

"sepertinya ini salah Mamii.. pantas Marva kebingungan pada saat malam ituㅡ"

"maksudnya, Mi?"

"Marva bukan tuan-mu, Rei! kamu masih tidak menyadari itu? Marva dan Mavra itu kembar! sudah Mamii jelaskan jika Mavra nama tuan-mu kan? Mavra itu direktur perusahaan bukan Marva yang merupakan publik figur problematik! mengapa kamu tidak menyadari itu?"

kedua bahu Rei merosot dengan pandangan kosong menatap lantai, "apa?"

"hhh, ini salah Mamii juga karena tidak bisa membedakan antara Marva dan Mavra.. untung Mavra tidak menghubungi Mamii dan meminta ganti rugi.."

Rei menelan ludahnya, "Mamii.. aku harus apa sekarang?" lirihnya.

"apa kamu dan Marva sudah having seks, Rei?"

Rei reflek menggeleng, "tidak! belumㅡMarva menolak karena aku masih dibawah umur.. Mi."

"itu bagus, sekarang kamu harus segera berbicara pada Marva mengenai hal iniㅡkamu harus kembali pada tuan-mu yang sebenarnya.. pada tuan Mavra, Rei!"

perfect; tuan
diketik; 24 Januari 2023.
dipublikasi; 25 Januari 2023.

11. Perfect› tuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang