04 › siap.

2.7K 340 14
                                    

"Aya, nanti apa yang harus aku lakukan saat bersama tuanku?"

"memuaskannya, Rei"

"hah?"

Ayasa mendengus geli, "Mamii itu tau kamu belum pernah bermain dengan para tamu tapi mengapa mamii menjualmu ya? terlebih pada tamu yang sama sekali tidak pernah kamu temani." celetuknya setelah mengetahui fakta yang cukup membuatnya terkejut.

Rei menggidikan bahu, dirinya juga tidak mengerti; terlebih tentang tuan-nya yang ia ketahui nama tuan-nya adalah Mavraka Adimasta yang merupakan seorang Direktur dari sebuah perusahaanㅡselama bekerja Rei sama sekali belum pernah melihat dominan yang mengeluarkan ratusan juta untuk dirinya keluar dari bar, bahkan sepertinya Rei tidak mengenal meskipun Mavraka juga termasuk pengunjung bar tempatnya bekerja.

"lima ratus juta itu tidak sedikit ya.. Aya? aku takut jika nanti tidak bisa memenuhi ekspektasi tuanku.."

lagi-lagi Ayasa mendengus, "itu resiko tuan-mu yang tetap membelimu meskipun dia sudah diberitahu mamii jika kamu bukan jalang yang memuaskan diranjang."

Rei menunduk sedih, "kamu benar.. lantas mengapa tuan juga tetap membeliku meskipun tau aku cacat? mengapa?"

"kenapa kamu selalu berpikiran seperti itu?" sudahlah, hentikan pemikiran cacatmu mengenai dirimu." ujar Ayasa dengan helaan malas, "semua orang juga cacat baik akhlak ataupun fisik dan kamu tidak usah paling merendah hanya karena tuna rungu, Rei."

"kamu benar.."

"lagipula kamu dengan tuan Mavra hanya memiliki hubungan sebagai jalang dan tuan, lantas mengapa kamu berpikiran seserius itu terhadap hubungan kalian? santai saja, kamu tidak akan dijadikan submissive sah yang bisa saja status itu membuatmu tertekan karena kamu tuna rungu yang bersanding dengan seseorang yang sempurna seperti tuan Mavra." celetuk Ayasa dengan gelengan, "dan meskipun nanti kamu akan selalu bersama tuan Mavraㅡkamu tidak boleh jatuh cinta padanya karena kamu hanya jalang yang ia beli dengan harga lima ratus juta, Rei."

Rei sedikit tertohok dengan fakta yang telah diungkapkan Ayasa, "aku tau itu."

"jaga batasanmu sebagai jalang tuan Mavra, aku hanya memperingatkan." ujar Ayasa sembari membenarkan pakaian yang dikenakan Rei malam ini; malam terakhir Rei berada dibar tempat ia hampir dua tahun bekerja. Ya, setelah lulus sekolah menengah pertama Rei dijual dan tidak melanjutkan sekolah menengah akhir.

Mamii yang membeli Rei dua tahun lalu dengan rasa kasihan tetapi juga terpaksa harus mempekerjakan Rei di barㅡawalnya Rei hanyalah pelayan biasa yang mengantarkan minuman, tapi suatu ketika ada seorang tamu yang mengatakan pada mamii jika tertarik pada Rei saat ituㅡsehingga ingin atau tidak Mamii memindahkan posisi pekerjaan Rei menjadi seseorang yang menemani para tamuㅡsewaan tanpa diperbolehkan melakukan hubungan fisik intimㅡYa itu yang dipertegas Mamii pada para tamu yang ingin menyewa Rei. Bahkan saat ada tamu yang ingin membeli Rei, Mamii menolak mentah-mentah karena sudah tau betul tabiat para tamu yang lancang melayangkan harga pada submissive yang berusia dibawah tahun itu.

tapi, jatuh pada kemarin sore saat seorang pengunjung bernama Mavraka Adimasta yang sama sekali tidak pernah bertemu bahkan menyentuh Rei tetapi langsung menyebutkan nominalㅡMamii langsung menerima tawaran itu, ya meskipun perasaannya tidak sepenuhnya ingin menerima. Tetapi berkat kata-perkata yang dilontarkan dominan Adimasta itu berhasil membuat Mamii sepenuhnya menerima dan melepaskan Rei pada dominan Adimasta itu meskipun Mamii juga tau keinginan Mavra tidak jauh beda dengan para tamu lain yang ingin membeli Reiㅡtentu dan pastinya adalah untuk memuaskan, Mamii tau itu terlebih Mavra adalah pengunjung yang tak jarang menggunakan jasa jalang dibar itu.

terlepas apa yang diinginkan Mavra nantinya, Mamii yakin hidup Rei akan lebih baik dan terawat saat bersama dominan berstatus Direktur itu; bisa Mamii katakan jika Mavra kaya raya. Semua hal yang menyangkut Mavra sudah mamii katakan pada Rei kemarin malam, Mamii juga meminta Ayasa untuk membantu Rei mempersiapkan diri sebelum malam ini diserahkan pada Mavraka Adimasta.

ditengah keramaian bar, Mamii melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan malamㅡwaktu yang sudah ditentukan Mavra untuk menjemput Rei. Mamii mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru bar yang cukup ramai, ia berjalan mengelilingi bangku-bangku yang sedang ditempati para pengunjungnya. Dua menit memastikan beberapa bangku, sampailah langkah kakinya pada sebuah bangku yang menjadi tempat duduk seseorang yang ia cari.

Mamii berjalan mendekat dan duduk dibangku yang berhadapan dengan dominan Adimasta itu, "dia sudah mempersiapkan diri dikamar nomor 23." ujarnya seketika menghasilkan tatapan bertanya.

"pardon me? who's ready, ma'am?"

"Rakala Haureiga sudah siap, tuan."

"Rakala Haureiga?"

"yeah, bitch you've bought.. apa anda lupa, tuan Mavra?"

perfect; tuan
diketik; 8 Januari 2023.
dipublikasi; 8 Januari 2023.

11. Perfect› tuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang