CHAPTER 4 : Petunjuk

14 4 25
                                    

Kyoko sudah ditemukan dengan selamat. Daisuke sudah kembali pulih. Hanya tinggal menuntaskan kasus ini.

Daisuke yang baru saja melepas dekapannya dari Kyoko langsung mengarahkan pandangannya ke jasad wanita yang terbaring tak teratur di atas salju. Yang lain pun sama, ikut mengamati jasad itu.

"Terlihat masih segar. Kapan kau menemukannya ?" Tanya Daisuke lalu mendekatkan dirinya pada jasad wanita itu.

"Baru saja, sekitar 20 menit sebelum kalian datang" jawab Kyoko lalu menyusul Daisuke.

"Bagaimana bisa kau menemukannya ?" Tanya Inspektur Hajime yang kini ikut menginvestigasi.

"Bunyi tembakan yang sama terdengar 10 menit sebelum aku menemukan jasadnya. Ada darah di atas salju itu," ucap Kyoko sembari menunjukkan jarinya ke salju yang terdapat bercak darah. "Ketika aku ingin berbalik, kaki ku tersandung sesuatu yang ternyata tangan korban ini. Hanya tangannya yang muncul dari tumpukan salju, jadi aku mencoba menggali saljunya dengan tangan dan menemukan korban tak bernyawa," sambung Kyoko.

"Kyoko, apa kau ingat dimana kita menemukan darah yang kita kira itu darah milik Kenji ?" Tanya Daisuke.

"Ya, kurasa aku ingat. Aku mengambil beberapa foto di TKP itu, walau mungkin kurang jelas akibat badai kemarin," sahut Kyoko lalu menunjukkan foto yang ia maksud kepada Daisuke.

"Baiklah kita kesana sekarang. Inspektur Hajime, apakah anda bisa menyuruh anak buah anda untuk membawa jasad ini ke tempat yang selayaknya ? Kalau bisa tolong bantu ku memindahkannya," ujar Daisuke dengan rautnya yang serius. Hajime hanya menatap sinis Daisuke karena sejak kemarin Dai selalu mengguncang emosinya dan bersikap sesuka hatinya.

Inspektur Himura tentu menyadari apa yang anak buahnya lakukan justru membuat emosi Hajime semakin menjadi - jadi, "Maaf jika aku lancang, tapi ini untuk keselamatan kita bersama Hajime," ujar Inspektur Himura.

Inspektur Hajime hanya menghela napas lalu merogoh saku mantelnya untuk mengambil handpone. Daisuke tak ingin menghabiskan waktu hanya untuk menunggu anak buah Hajime sampai di TKP.

"Baiklah, sebaiknya Inspektur Himura dan Inspektur Hajime tetap menunggu disini sampai bala bantuan datang. Aku, Kyoko dan Haruto akan mencari bukti lainnya di TKP yang berbeda," ujar Daisuke. Tidak ada yang berani membantah.

Entah semuanya setuju atau tidak, Daisuke lalu pergi meninggalkan TKP menuju TKP lainnya. Kyoko dan Haruto lalu mengikuti arah Daisuke.

Inspektur Hajime dengan mata tajamnya menatap kepergian Daisuke, "Dia sangat mirip dengan Shiro" celetuknya.

"Iya, kami agak kewalahan dalam menghadapi dia yang keras kepala. Tapi aku agak terkesimah dengan deduksi dan cara dia memecahkan kasus. Walau dia suka keras kepala tapi dia selalu memecahkan kasus hingga kebanyakan orang terkagum - kagum dengannya," ujar Inspektur Himura soal sikap Daisuke.

"Tapi orang seperti dia suatu saat nanti bisa berbahaya untuk seseorang. Jika orang yang dia hadapi lebih lembut dan penyabar, mungkin itu bukan masalah. Namun, jika dia berhadapan dengan orang yang sama kerasnya dengannya, itu akan berbahaya untuk dia atau pun pihak lainnya," sahut Inspektur Hajime dengan tatapan serius.

~~~

Disisi lain, Dai, Kyoko, dan Haruto hampir sampai di tempat tujuan mereka. Kyoko yang memiliki foto TKP mencoba menyamakan tempat di sekitarnya untuk mengetahui apakah benar itu tempat yang dimaksud.

Pandangan Kyoko tertuju pada pohon besar yang ternyata sama seperti di foto. "Sepertinya kita sudah sampai." Kyoko menunjukkan foto di handponenya pada kedua pria yang kini berdiri tepat di depannya. "Pohon ini, kalian lihat. Ini sama seperti yang ada di sebelah sana. Berarti kita sudah sampai," sambung Kyoko.

Mata Dai terus berbolak- balik mengamati sekitarnya. Sebab bercak darah yang kemarin masih ada tentu saat ini sudah tertutup salju akibat badai yang turun semalaman.

Ketika Dai menggali acak salju disana, "Aku menemukannya." Entah apa yang Dai pikirkan, dia menggali di tempat yang benar. Harta karun berupa jasad manusia kembali dia temukan.

"Insting mu hebat sekali, Detektif Dai." Lelaki bernama Haruto mengatakannya seperti kesan mengejek.

Dai tentu hanya menatapnya sekilas lalu kembali ke jasad tadi. Kyoko sudah menduga siapa yang akan mereka temukan di tempat ini. Tentu Yamazaki Kenji lah korbannya.

"Malang sekali dia..." ucap Kyoko sembari membantu Daisuke mengidentifikasi korban.

"Hubungi Inspektur Himura. Beritahu dia kalau kita sudah menemukan Kenji," pintah Daisuke. Kyoko lalu melaksanakannya.

Wajah korban terlihat sangat pucat karena suhu dingin. Juga, kerutan diwajahnya mengatakan bahwa dia terkejut dengan apa yang terjadi.

"Lalu dimana istrinya ? Katanya istrinya hilangkan ?" Tanya Haruto yang kini masih berdiri dengan jarak 4 langkah dari tempat dimana Kyoko dan Daisuke yang memposisikan diri dengan melipat kedua lutut dan bertumpu pada telapak kaki sembari memeriksa korban.

"Istrinya pasti berada disekitar sini. Sebab aku mendengar suara tembakan itu berasal dari arah yang sama," sahut Daisuke.

15 menit setelah Kyoko menghubungi Inspektur Himura, beliau akhirnya datang bersama 4 anak buah Hajime. Korban pun langsung dimasukkan kedalam kantong milik kepolisian yang biasanya digunakan untuk meletakkan seseorang yang sudah tak bernyawa.

"Berarti tinggal mencari Naoko dan pelaku ya..." ujar Inspektur Himura.

Daisuke yang kini sudah berada di hadapan Inspektur Himura mengangguk iya dan berkata, "Benar dan aku berharap semuanya bisa selesai sebelum matahari terbenam. Masih ada banyak waktu sampai senja tiba," begitu ucap Daisuke.

"Lalu dimana kita harus mencari Naoko ?" Tanya Kyoko.

"Aku pernah mendengar kalau suatu pasangan yang dilenyapkan oleh makhluk bersalju ini tempatnya tidak akan jauh. Kemungkinan besar Naoko juga terkubur disekitar sini," sahut Daisuke.

"Makhluk bersalju katamu ?" Celetuk Haruto.

Mata mereka saling berpandang serius satu sama lain. Dai mengangguk mengiyakan.

"Rumornya pembunuh itu ialah makhluk dan bukan manusia karena dia tidak pernah meninggalkan jejak. Bukan hanya itu kepolisian juga tidak pernah menangkapnya setelah 5 tahun kejadian ini terus berlanjut. Juga, salah satu penduduk sini mengaku pernah melihat makhluk itu. Dia berperawakan tinggi, mungkin sekitar 185 cm, rambutnya panjang tapi tidak sampai sepinggang dan warna rambutnya putih kesilveran. Soal kostumnya, aku belum mendapatkan keterangan yang jelas," Daisuke menjelaskannya dengan panjang lebar.

"Darimana kau mendapat informasi sebanyak itu ? Dan apa kau percaya kalau pembunuhnya benar - benar makhluk hah ?" Tanya Haruto yang terlihat malas berhadapan dengan Daisuke.

"Bagi seorang detektif, menggali informasi sebanyak itu sudah menjadi kewajiban. Mudah saja, internet sudah canggih Haruto. Sejak diajak kesini, aku selalu menolak. Namun, Inspektur Himura terus membujukku agar tetap ikut. Tentu sebelum perjalanan, aku sudah mencari tahu tentang insiden ini lewat web di internet. Sepanjang perjalanan, aku juga sibuk memikirkan ini," begitu jawab Daisuke dengan gaya khas seorang detektif.

"Soal aku percaya aku tidak kalau pelakunya bukan manusia, tentu aku tidak percaya. Zaman sekarang, manusia sudah lebih cerdik. Manusia bisa melenyapkan siapapun tanpa jejak jika dia benar - benar merencanakan sesuatu dengan matang," sambung Daisuke mengenai pendapatnya.

Haruto hanya menatap sinis Daisuke lalu mengalihkan pandangannya. Disaat kedua detektif itu terus beradu mulut, Kyoko malah fokus pada ingatannya soal siapa yang menyelamatkannya dari tumpukan salju kemarin.

"Apa mungkin dia..."


-BERSAMBUNG-

Behind The Case : Winter TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang