Behind The Case : Winter Tragedy

CHAPTER 7 : Berkat Kerjasama

Kelihatannya kasus ini sudah selesai. Kabar tertanggapnya si pelaku yang berjuluk Pembunuh salju ini terus menyebar luas hingga ke Tokyo. Media semakin banyak meliput tentangnya dan ingin mengetahui siapa sebenarnya orang dibalik topeng pembunuh bersalju. Namun, Kepolisian tak membuka identitas pelaku.

Sebenarnya, sang pelaku bernama Shin Tatsuya (35). Awalnya bekerja dengan membuka usaha bakery di Prefektur Niigata bersama sang Istri, Aiko Tanaka. Setelah 2 tahun berjaya dengan toko bakery miliknya, ada seseorang yang tak menyukai keberhasilannya itu. Orang - orang itu terus mencari celah agar Shin dan Aiko bangkrut serta tak disukai masyarakat sekitar.

Setelah mendapat kesempatan, orang itu berhasil meracuni adonan bakery Shin dengan bantuan seseorang. Akibatnya, banyak masyarakat yang datang ke bakery dan diminta untuk mengganti rugi. Akan tetapi, Shin dan Aiko menolak mengganti rugi karena merasa racun itu bukan ulah mereka berdua. Keduanya melarikan diri kesalju di Yuzawa dan Aiko tertembak disana. Selain itu, bakery mereka juga dibakar habis.

Sejak saat itu Shin mempunyai dendam terhadap banyak orang. Hampir seluruh korban ternyata termasuk orang - orang yang berpartisipasi dalam insiden Bakery Shin waktu itu. Termasuk Kenji dan Naoko yang menjadi korban terakhir.

Penyebab Shin tak pernah bisa ditemukan ataupun ditangkap dalam 5 tahun terakhir ialah karena dia terus bersembunyi dan tidak ada korban yang berhasil kembali hidup - hidup. Shin juga tak pernah meninggalkan jejak sedikit pun karena dia menunggunakan sebuah trik. Tapi hanya trik biasa yang seharusnya sudah lama bisa diselesaikan oleh kepolisian prefektur Niigata.

Dia hanya menggunakan papan ski untuk menghilangkan jejak kakinya. Tanpa kerjakeras Dai dan tim divisi 1, kasus ini sepertinya tak akan pernah terpecahkan secara logis.

Kembali pada keadaan di markas Kepolisian Pref.Niigata, baru saja kabar Daisuke yang telah menangkap pelaku sampai di telinga para polisi dalam 20 menit lalu, awak media sudah banyak yang berdatangan ke Departemen Kepolisian. Agar tidak terjadi kegaduhan, Inspektur Hajime memutuskan untuk menggelar konferensi pers pada pukul 7 malam nanti. Para awak media pun harus menerima keadaan ini walaupun sedikit menjengkelkan.

"Aku tidak menyangka, secepat ini mereka menerima kabar tentang pelakunya sudah tertangkap," ujar Daisuke yang kini berada di pinggir jendela lantai 2 sembari melihat para awak media yang berdatangan di luar.

Kyoko lalu berjalan mendekati Daisuke, "Ini kasus yang sangat populer, apalagi di prefektur Niigata sendiri. Wajar kalau mereka antusias sekali untuk datang kesini," sahutnya. "Mereka juga mau melihat detektif tampan nan hebat dari Tokyo yang berhasil menyelesaikan kasus ini," lanjut Kyoko membuat Daisuke tersenyum sekejab lalu kembali kesetelan pabrik.

"Katanya malam ini akan diadakan konferensi pers ya ?" Tanya Dai.

"Ya, Inspektur Hajime bilang begitu. Kita berdua juga akan datang kesana," sahut Kyoko.

"Bisakah aku tidak datang kesana ? Aku malas harus berhadapan dengan para media. Wajahku juga akan terekspos ke media kalau aku disana," ujar Daisuke yang tak ingin menghadiri konferensi pers.

"Apa salahnya Dai ? Kita juga bukan polisi rahasia. Tak apa jika wajah kita terekspos di media. Untuk kali ini saja, Ayolah ! Belum tentu dikemudian hari kamu bisa menanggapi pertanyaan dari media," bujuk Kyoko yang ingin Dai datang kesana.

Dai terdiam kesejap, memikirkan keputusan yang harus dia ambil. Melihat wajah Kyoko yang sangat ingin dirinya ikut, Dai kemudian menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah...aku akan menghadiri konferensi persnya." Kyoko tersenyum lalu kembali mengamati para awak media yang datang.

~~~

Malam pun tiba. Konferensi pers 5 menit lagi akan dimulai. Para wartawan sudah mennunggu disana untuk mendapatkan informasi langsung dari para polisi yang berhasil menangkap pelaku kejahatan bersalju. Inspekur Hajime, Inspektur Himura, Daisuke, dan Kyoko baru saja memasuki area konferensi pers yang kemudian duduk dikursi mereka masing - masing.