CHAPTER 6 : Ternyata kau pelakunya

9 2 20
                                    

Misi yang sebenarnya telah dimulai. Tim kepolisian yang lain sudah di jalan pulang untuk kembali ke resort. Sebaliknya, Kyoko dan Daisuke sudah bersiap menjalankan misi. Sebelum memulai rencana mereka, keduanya membuat suatu kesepakatan agar memudahkan misi ini berlangsung.

Kyoko menyarankan Daisuke untuk menyiapkan kode dengan jari. "Begini, aku atau kau akan memberikan kode dengan jari jika terjadi masalah yang mendesak," saran Kyoko. Karena bukan ide yang buruk, Daisuke menyetujuinya.

"Agar lebih mudah, begini saja. Jika kita berada dalam masalah dan butuh bantuan satu sama lain, acungkan jari kelingking. Jika kita punya ide yang bagus atau menyetujui sesuatu, maka munculkan ibu jari. Dan sebagai aba - aba bersedia atau baiklah, munculkan saja jari telunjuk. Bagaimana, apakah kau setuju Dai ?" Tanya Kyoko yang dengan gestur menjelaskan pada Daisuke yang kini berdiri didepannya.

"Ya, itu bukan ide yang buruk. Baiklah aku setuju." Pria itu mengangkat kedua alisnya lalu membuang pandangannya ke arah lain.

Misi dimulai. Sesuai rencana awal, keduanya akan berlagak seperti sepasang kekasih. Namun, tak seperti yang dibayangkan. Seperti yang sudah diketahui, keduanya memiliki gaya pacaran yang berbeda dari layaknya banyak orang. Hanya berjalan sambil tersenyum, melihat mata satu sama lain, lalu membuang pandangan sambil tersenyum. Berbicara pun hanya seperlunya saja.

Kyoko benar - benar memainkan peran. Dia mendadak menggenggam tangan Daisuke dengan sebuah senyuman di bibirnya. Dia tau ini hanya sebuah misi, dia hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Daisuke juga tak keberatan dengan apa yang Kyoko lakukan.

"Bagaimana kabar Sayaka di Amerika ?" Kyoko membuka pembicaraan. Bukan bagan dari misi, Kyoko memang ingin menanyakan itu.

Daisuke tersenyum sembari menggalihkan pandangannya kearah Kyoko sekejap lalu kembali mengawasi keadaan sekitar. "Dia baik - baik saja disana. Dia tak akan lama disana. Anak itu akan kembali ke Tokyo." Dai terkekeh ,"Dia ingin melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian Tokyo. Tempat dimana dulu kita dilatih."

"Dai, apa alasannya kau mengajak ku ke misi ini? Katanya kau tidak ingin aku dalam bahaya dan tidak ingin kejadian pada Masami terulang. Maaf jika perkataan ku tidak membuat mu nyaman," ujar Kyoko.

"Alasannya karena aku percaya kalau kau tidak akan membuat trauma ku semakin berkepanjangan. Kau tau, orang yang paling aku percaya di Kepolisian hanya diri mu Kyoko." Ucap Daisuke lagi - lagi dengan senyumannya.

"Kenapa, hubungan kita tidak berlanjut Dai ?"

Dai berhenti melangkah lalu menatap Kyoko, "Aku sudah bilangkan padamu. Aku sayang pada mu. Aku tak ingin kehilangan mu, sama seperti Masami waktu itu," ucapnya.

Kyoko menatap Dai yang kini berdiri didepannya dengan tatapan penuh makna. "Apa aku harus percaya ini ? " Ucapnya lirih.

Tnitt....tnitt...

Handpone Daisuke mendadak berbunyi. Dia kemudian bergegas mengangkat panggilan tersebut.

"Ya, ada apa kamu menghubungi ku ?" Ucap Daisuke sembari melangkah menjauh dari Kyoko.

Kyoko hanya menunggu di tempat dia berdiri sebelumnya, sedangkan Daisuke agak menjauh untuk menjawab telepon.

"Aku sedang sibuk, nanti saja ya" ujar Daisuke ditelpon itu.

Sayaka, yang menelpon hanya menggerutu kesal dengan sang kakak. "Dai-nii selalu saja sibuk. Apa kakak tidak punya waktu untuk menghubungi ku," ujar sang adik.

"Aku ini detektif polisi, cobalah mengerti. Kalau ada waktu luang, aku pasti akan menghubungi mu. Aku sedang dalam misi, nanti aku telpon balik kalau pekerjaan ku sudah selesai," ujar Daisuke lalu memutus panggilan teleponnya. Di tempat lain, Sayaka hanya terdiam kesal dengan perbuatan Daisuke.

Behind The Case : Winter TragedyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang