BLURB
Berawal dari sebuah tuntutan pernikahan sebagaimana sebuah kisah cinta yang menjemuhkan. Dua manusia mulai mengarungi kehidupan baru mereka sebagai sepasang suami-istri.
Kiyara Alya (31) hanya gadis yang tidak memiliki siapa-siapa. Hidupnya sebatang kara. Profesinya hanya sebatas seorang sopir metromini. Sementara, Saga Arsenio (31) adalah pria yang memiliki warisan tak terbilang, ia adalah salah satu wakil direktur perusahaan manufaktur ternama, Hoppin Euridice, cucu dari seorang Wisnu Reksanadinata.
Dalam kehidupan nyata, kisah mereka pasti hanyalah dongeng semata.
Namun, lewat situs www.sewapacar.com, kisah mereka mulai bermuara.
Semenjak mengenal Kiyara, Saga mulai terobsesi dengan warna pink. Bagi pria itu, warna itu resmi menjadi warna favorite-nya.
Baiklah, Kisah ini layaknya cerita novel pada umumnya, tapi bila mereka memiliki akhir bahagia, cerita ini akan bertemu pada titik di mana keduanya sama-sama terluka.
Layakkah sebuah sandiwara berakhir dengan suka cita?
***
"Sebutkan nama kamu."
Perempuan dengan kemeja putih polos itu berdeham pelan, Memperbaiki sebentar posisi duduknya yang agak kikuk.
"Kiyara, Pak." Tersenyum.
"Nama panggilan kamu."
Sudah disebut nama sesingkat itu masih juga bertanya nama panggilan, aduh. Kiyara menghela napas sejenak sebelum menjawab sekenanya saja."
"Kiki, Yaya, Rara. Kiyara, Pak."
Pria dengan muka sekusut benang itu akhirnya terpaksa mengangkat wajahnya dari selembar kertas. Menatap balik lawan bicaranya yang tidak ada menarik-menariknya sama sekali.
"Saya serius. Nama panggilan kamu, siapa?"
Kiyara nyaris tertawa. Baginya yang terlampau santai, pria yang mewawancarainya saat ini terlihat sangat kaku, seperti lem kanebo. Tapi, tidak apa-apa, ia datang untuk sebuah misi. Ya, misi memperkaya diri. Maka ia akan memaklumi.
Hidup ini keras, dan ia cukup tahu diri. Sebagai rakyat jelata sudah seharusnya ia meraup pundi-pundi uang demi sebuah masa depan yang cemerlang. Dan, pria di hadapannya bisa membantunya meraih cita-cita. Setidaknya untuk bayar kosan bulan depan.
"Sesuka Bapak aja deh mau manggil saya apa. Sayang juga boleh," Saat mata pria itu membulat, Kiyara menunduk. Pura-pura malu, padahal tidak begitu.
"Saya rasa kamu harus mengetahui batasan dalam berbicara, Kiyara. Kita tidak dalam hubungan asmara apa pun, jadi saya harap kamu bisa lebih sopan bicara pada saya."
Aduh, kaku amat.
Ngomong-ngomong, ini sudah hampir setengah jam wawancara berlangsung, lho. Begitulah yang Kiyara lihat setelah melirik arloji murahan yang ia beli di pasar malam, tapi anehnya pria di hadapannya saat ini baru bertanya nama saja sejak tadi. Andai ada kamera di sudut ruangan, ia pasti sudah melambaikan tangan sekarang juga. Duh, cari uang gini amat, ya?
"Apa pekerjaan kamu sehari-hari?"
"Serabutan sih, Pak. Nyopir metromini, nganter frozen, ngamen juga kadang sih kalau malem." Kiyara bisa melihat jelas keterkejutan pada wajah pria kaya raya di hadapannya, tapi tidak apa, tidak ada yang salah. Pekerjaannya halal. Tidak merugikan siapa pun. "Sama satu lagi sih, saya buka jasa pacar sewaan. Hari ini saya datang untuk itu. Kira-kira Bapak mau sewa saya untuk berapa hari, ya?"
Kalau yang satu ini, ia agak sangsi dengan kehalalannya.
"Keluarga kamu?"
"Keluarga?" Kiyara melipat dahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SewaPacar.com
Romantizm(Adult area 21+) (Karya 2) Si kaya raya dan si rakyat jelata, mereka bersatu lewat situs sewapacar.com Situs yang Kiyara Alya gunakan untuk menjual jasa parasnya yang cantik jelita. Dia memang miskin dan bodoh, tapi wajahnya diberi anugerah Tuhan ke...