35. Bandung Day 2 part 5

505 52 37
                                    

Siap ya guys...??

Chapter pertama masih Amaaan kokk.

So, hope youuu like it!!

.

.

.

Brother Issues III

by

abbiy

.

.

.

Kevin, selaku salah satu orang terpercaya Dharma kini tengah mempercepat langkahnya untuk bisa masuk ke dalam gedung yang sudah dibeli oleh bossnya itu.

Kaki jenjang yang terbalut jeans hitam andalannya itu menambah pesona tubuh jangkungnya.

Surai merah terang yang menjadi daya tariknya itu menyala dibawah sinar senja.

Pantulan sisa mentari pun tak luput menambah karisma dari lelaki dengan julukan 'Red Bullet' itu.

"Ari...! Ari...! Ari...!" gumamnya terus menerus, selagi masuk ke dalam gedung menggunakan rute dengan titik mati CCTV. Ia sudah menghafal bagian tersebut agar bisa aman dari pantauan Boss kejinya.

Kaos hitam pendek dengan beberapa kalung rantai menggantung pada lehernya, sama sekali tidak membuat stylenya terkesan norak sepertk kebanyakan orang. Namun justru sangat funky.

Kevin mendobrak pintu belakang gedung. Satu-satunya akses yang tidak terkunci. Dan hanya segelintir orang yang tahu, termasuk dirinya.

Sesaat Kevin berhasil masuk ke dalam gedung, ia sudah disapa oleh dua bawahannya. "B-Bang Kevin???!" pekik mereka. Terkejut dengan kehadiran sosok yang dipercaya memiliki peringkat tarung lebih tinggi dari mereka.

"Di mana ruangan para 'pemain' itu????" tanya Kevin tanpa basa-basi.

"Anak-anak itu maksudnya bang???" salah satunya lagi menimpali dengan pertanyaan.

"Iya, siapa lagi????" Kevin mendecak kesal melihat tampang plonga plongo mereka.

"Ada tiga ruangan bang," lelaki yang bertubuh lebih kurus memberikan informasi dengan menggerakan jemarinya sesuai hitungan ruang. "Terus lantainya beda, di lantai agak dasar ada lima anak, lantai tengah lima anak juga, lantai paling atas cuman dua anak," ia lalu sedikit memberikan senyum tipis ke arah Kevin. Niatnya cari muka di depan 'senior', "Bang Kevin maunya--"

"--ah, ribet!" sentak Kevin, dan langsung membuat kedua lelaki itu terlonjak kaget. "Bawain aja gue, anak yang namanya Ari, cepetan!" Kevin mengibaskan tangan. "Lewat dari lima menit, habis lo ama gue." ancam Kevin dengan tatapan tajam.

"S-Siap bang...!!!" keduanya pun langsung ngacir menuju lift. Kevin hanya terus melirik jam yang melingkari tangannya.

"Belum waktunya kamera di dalam gedung nyala," gumamnya. Menghentak-hentakan satu kaki gelisah. "Cepetan Ari... kalo ketauan si Dharma habis kita!"

Selang beberapa saat, Kevin yang tadinya memutuskan untuk menghisap nikotin terlebih dahulu mengurunkan niat setelah mendengar suara yang familiar.

"Lepasin gue brengsek...!!!" ronta sosok yang menjadi alasan Kevin masuk ke dalam gedung itu. Kedua tangannya terikat ke depan, dan matanya tertutup sebuah kain. Ia berjalan dengan bantua dua orang yang tadi disuruh oleh Kevin.

Brother Issues IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang