49. Start Again - MAFIA ARC

205 25 32
                                    

Haiii~ ambeek~

Mari kita bertemu Hanan, Jay dengan Dikka juga Ian~ setelah setahun TmT

Happy Reading Bestieh~

.

.

.

-Present Time-

Setelah menghubungi Ziaz, Hanan menaruh HP milik salah satu bawahan Andrew itu di dalam tumpukan kayu. Sesekali menolehkan kepala ke segala arah, bahkan meminta Jayden untuk memperhatikan sekitar mereka agar gerak-gerik keduanya tidak ketahuan. “"Tapi gue takut si Ziaz nelpon lagi ke nomor ini, um…” Hanan berdehum panjang,  meragukan aksinya saat ini. " …kita hancurin aja deh.”

Jayden melirik Hanan dengan kerutan dalam pada keningnya, “"Maksud lo?? Dihancurin… kek beneran dihancurin, byaaaar gitu??” tanyanya, khawatir dengan setiap hal yang diputuskan Hanan.

"Ho’oh,” balas Hanan santai, mengangkat sebuah batu di tangannya. “"Firasat gue ga enak soalnya, kalo kita cuma tarok nih HP gitu doang, jadi… uhh..!!!” tanpa aba-aba, Hanan memukul kuat HP malang tersebut, memecahkan layar juga body pada gadget yang terlihat mahal itu. Jayden hanya dapat menatap horor aksi kelewat batas si sulung keluarga Erwin. Ingin mengomel dan memarahi, namun… ah. Jayden masih merasa sedikit canggung.

Terkekehan puas melantun ketika Hanan memisah-misahkan serpihan ponsel itu ke posisi berbeda. Dengan—tanpa tidak melupakan kejeliannya mencari CCTV di luar mansion Rykers Family tersebut. “"Fufu, dah aman,” Hanan membersihkan sisa debu dan kotoran yang menempel pada tangan dengan bertepuk pelan.  "“Yuk, Jaycil.” ajak Hanan, sambil menarik lengan Jayden. Menggeret tubuh bongsor adiknya keluar persembunyian mereka.

Jayden yang sedikit kehilangan pijakan kakinya sesaat ditarik, sempat terhuyung, namun Hanan sigap menopangnya. “"Ooop! Sorry Jay,” Hanan mendengus seraya memapah Jayden untuk menjauh dari tempat penyimpanan kayu itu. “"Sekarang… kita balik—oh wow,” pupil Hanan melebar begitu maniknya menangkap visual asri dari halaman belakang mansion Andrew. "...berasa masuk cerita fantasi nih gue, ga nyangka si Andrew punya tempat kayak gini." Hanan menyunggingkan senyum. Menatap rindang pepohonan, semak hijau, patung-patung klasik besar bak jaman romawi kuno, lengkap dengan kolam air mancur di tengahnya.

Bahkan, halaman mansion Andrew memiliki area labirin cukup besar. "Cakep nih buat OOTD, sayang kita ga ada yang pegang hape, hiks. Bisa viral gue nih, cil."

Terlepas dari kakaknya yang kebelet viral, Jayden mengakui jika mansion itu memiliki taman dengan desain landscape terbaik. Sejujurnya tangan Jayden sudah gatal ingin menarik-narik bunga-bunga kecil yang ada di sekitar mereka. "Emang lo terkenal banget ya di sosial media?"

"Hm?" Hanan mendengus, seraya memasukan tangan kedua saku celananya. "Jangan salah, gue centang biru loh," Jayden berdehum panjang, cukup kaget dengan fakta jika saudaranya terkenal. "Semua anak HAZ sih, oh," Hanan menghitung dengan jemarinya. "Wanda ama Jeje juga, kita tuh geng elit, Jaycil. Haha, kalo lo ama Ditto bikin juga pasti melejit."

"Hah..."Jayden menghela nafas panjang. "Ga tertarik gue, fungsinya apa coba?"

"Hmm apa yaaa, haha, gue juga cuma buat iseng aja sih, terus ga tau tetiba terkenal."

"Privillage good looking emang ga pernah gagal sih." Jayden menggeleng pelan, mengangkat kedua bahunya. Hanan hanya cengengesan mendengar pujian tersemat itu. Dan Jayden memberikannya senyuman kecil, "Jadi, mau ngapain sekarang kita??"

"Ga tau, Andrew belum ngomong apa-apa," Hanan menggaruk kepalanya bingung. Sembari melampirkan sisi helai rambut semi-panjangnya ke belakang telinga. "Mau bagi divisi apa gitu, ga ngerti juga gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother Issues IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang