41. Bandung Day 2 part 11

359 49 89
                                    

Hullaw guys, ambek :'D

Kaliaan sehaaat?? Happy?? Harus dong!!!

Hope you like it yaaaa!
Di chapter ini....

◉‿◉

.

.

.

Dua orang pria, tengah mengitari gedung yang menjadi tempat 'permainan khusus' oleh beberapa oknum. Mereka memeriksa, mengawasi dan melaporkan apapun kejadian yang mungkin ada di sana layaknya 'kacung' setia.

Sesekali, menyenter ke arah pintu, jendela maupun akses keluar masuk gedung. Mengantisipasi adanya 'pemain' yang lolos, atau 'target korban' berhasil kabur.

Sesuai arahannya boss besar mereka, yaitu Dharma, jika ada target korban yang keluar hidup-hidup... tidak masalah untuk segera dieksekusi.

Entah menembak, menusuk, serangan brutal, Dharma sungguh tidak peduli.

Demi menjaga 'rahasia' sindikat mereka tidak bocor ke telinga pihak berwajib.

Secara tidak langsung, mendeskripsikan benar, kebengisan seorang Dharma.

Untuk beberapa saat, dua orang itu tidak mendapati hal-hal aneh, atau tidak sesuai dengan perintah boss mereka.

Namun ketika hampir sejam, mereka tidak sengaja menemukan seseorang terkapar tak berdaya di belakang gedung, dekat pembuangan sampah sisa material.

Tubuhnya dipenuhi luka memar, dan masih bernafas--yang membuat keduanya lega tidak menemukan mayat.

"Cuy," satu diantara mereka yang memiliki tubuh lebih tinggi menyikut temannya. "Ini siapa weh?"

"Ya kaga tau gue!" balas temannya ketus, sambil mengangkat bahu. "Korbannya Boss Dharma kali, kan suka tuh bunuh orang seenak jidat. Yah..." ia lalu memeriksa sekali lagi denyut nadi pada  tangan sosok yang tergeletak itu. "...walaupun ga kayak biasanya nih, masih hidup korbannya."

Pria yang sedikit lebih kecil mulai memperhatikan detail baju dari sosok tergeletak itu. "Cuy, bajunya... tapi kek gue kenal nih."

"Lah iya," pria jangkung menarik dan sempat mengangkat baju sosok itu. "Ini kek baju tahanan yang di lepas boss Dharma kan?? Pas baru keluar dari sel."

Teman dari pria itu mengangguk, membenarkan perkataannya. "Bentar gue cek data dulu," ujarnya, menatap layar hape. "lo periksa nomornya deh. Kalo ga salah ada nomor tahanannya."

Temannya mengiyakan, dan memiringkan posisi pria yang tergeletak masih tak sadarkan diri itu. "781."

"Okeh..." pria itu membuka file galerinya, untuk melihat data yang memang menjadi daftar ketujuh tahanan. Begitu ia mengabsen deretan daftar itu...

"Hah?! Iya bener!! Ini salah satu tahanan yang di lepas Boss Dharma!! Dia bahkan urutan pertama yang dilepas dari sel daerah selatan itu!!"

"Serius lo?? Lah kok bisa 'tiduran' di sini dah! Harusnya kan ikut main di dalam!"

"..."

Keduanya tiba-tiba saja terdiam.

Roda di dalam kepala mereka mulai berputar, mengingat kembali memori beberapa waktu lalu.

"Tunggu, tunggu, tunggu," rapal si jangkung. "Cuy, lo inget-inget deh, pas kita bawa salah satu anak ke Kevin, sebelumnya kita hitung jumlah tahanan di dalam kan??"

"Pas kita mencar-mencarin itu??"

"Iya! Di gedung pas 7 orang pembunuh kok!! Lengkap persis ama di data ini!!"

Brother Issues IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang