37. Bandung Day 2 part 7 (❗)

381 53 94
                                    

Halllooo, Halllooo Bandung!

Ambeks. Okeh cus.

Aku curi waktu update hehe. Dukung cerita ini dengan vomen, jadii aku tauu reaksi kaliaaan yaaaa

Sekaliii lagi aku ingatkaaan, bacalaaah book ini ketika kalian senggang ya!! Jangan dipaksaiin kalo lagi sibukk, okeh? Timaceeey
(๑'•.̫ • '๑)

Hope you like it.

.

.

.

Brother Issues III

by

abbiy

.

.

.

Langkah kaki dari keempat orang itu sangat senyap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki dari keempat orang itu sangat senyap. Postur masing-masingnya tak jauh dari kata 'tegang'. Kaku suasana menambah debaran jantung yang tidak pernah menurunkan ritme hebohnya. Bulir-bulir keringat keresahan selalu memenuhi pelipis mereka.

Gelapnya sekitar menambah kengerian di dalam gedung yang belum beroperasi itu. Ada sayup-sayup angin juga keheningan ruang yang terus menggelitik telinga mereka.

Halus... tetapi menusuk.

Lorong kosong tanpa aktivitas itu justru membuat mereka sangat gelisah. Tentang beberapa pasang mata yang mungkin tengah mengintai mereka dari kegelapan.

Derit-derit material sisa pembangunan yang belum terpasang benar juga menambah otak mereka untuk berasumsi negatif.

Halusinasi menjadi dasar otak merespon tekanan panik saat itu.

Berbekal dua senter, empat orang itu memulai permainan GILA ini.

Sebuah rentetan rencana pembunuhan berkedok 'kegembiraan'.

Permainan bersimbah darah yang telah memaksa mereka berani melangkah dalam wilayah musuh.

Mimpi buruk dalam malam panjang mereka yang datang sewaktu-waktu, rasanya sudah menjadi kenyataan.

Terlebih, 'orang-orang' yang menyeret mereka mengambil seluruh barang pribadi masing-masingnya.

Barang krusial pertama... tentu saja ponsel.

"Uhh..," rintihan Wanda sempat mengalihkan perhatian tiga cowok disekitarnya. "K-Kalian sakit perut ga sih?? Gue tegang banget anjir...!" ia meringis ngeri melihat beberapa unit kosong gedung apartemen itu terbuka.

Pintu yang terbuka lebar sangat menarik pandangannya untuk menoleh. Halusinasi akan sosok-sosok pembunuh siap menerkamnya semakin... nampak jelas!! "Y-Yaz! Gue ditengah dong!!" protes Wanda, menggeser Ziaz kebagian sisi lorong. Sedangkan dia kini berada di tengah ketiga cowok itu.

Brother Issues IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang