48. Keluarga Erwin.

276 39 34
                                    

Hai guysss~ am beeek~

Ternyata masih satu draft lagi sebelum ketemu HanJay~

Okeh cusss~

Happy Readiingg~ my beloved readers <3

.

.

.

Brother Issues III

By

Abbiy

.

.

.

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"...teman Jay?" wanita berparas ayu itu mengernyitkan dahi, sesaat remaja di depannya menundukan kepala selagi terus berbicara. "...pas di kuliah?" nada halus nan lembut itu masih begitu kentara. Membuat orang-orang di sekitarnya mampu merasa relax. Mengurangi intensitas ketegangan yang ada.

Apalagi, semua terasa begitu tertekan, setelah sampai ke tempat tujuan mereka. Ziaz dan Ari beberapa kali beradu pandang. Tak luput menyikut Wanda juga Jeje yang ikut merasa gugup dengan situasi saat ini. Saling berinteraksi dengan isyarat, demi dapat membantu Kezia berbicara, tanpa adanya salah kata.

Alih-alih merasa tenang dengan bantuan keempat orang itu, Kezia justru semakin panik. Sebab sedari tadi, tidak ada respon 'positif' dari dua orang yang ada di depannya.

Om Haikal dan Tante Linda.

Dalam perjalanan menuju rumah mereka, Ziaz, Ari, Wanda dan Jeje sudah menceritakan secara singkat tentang keluarga Erwin. Terlepas mereka adalah sultan di daerahnya, Kezia tak sampai hati mengetahui fakta jika hubungan Jayden dengan Kakak angkatnya, Hanan, baru saja membaik sejak ia diambil oleh Dharma kembali.

Disaat teman-teman, juga orang tuanya mencari penuh kekhawatiran, Kezia dan Nathan seakan memiliki Jayden untuk mereka sendiri. Tertawa, bercanda, beraktivitas layaknya semua... normal.

Kezia tidak akan menyalahkan Nathan sepenuhnya.

Ia sudah berjanji pada hatinya sendiri untuk percaya pada Nathan sampai akhir.

Kezia yakin semua adalah ulah Dharma, dan...

...Nathan hanya tidak dapat membedakan mana 'berutang budi', mana yang 'dihasut ke jalan sesat'.

Kezia mengangguk, merespon pertanyaan Linda tentang asal mulanya bertemu Jayden. "T-Tante... sebelumnya maaf kalo, saya lancang," Linda menghela nafas panjang, berusaha menenangkan pikiran dan hatinya sekali lagi. Ia tidak dapat berbohong jika kedatangan Kezia secara tiba-tiba membuat kekhawatirannya akan dua putranya meningkat. "... jujur... saya ga tau harus mulai dari mana untuk menyampaikan semua ini..." Kezia bedehum, merasakan kerongkongannya yang sangat kering. "Apalagi, segala informasi ini... tidak akan menuntun kita menemukan Jayden atau kakaknya."

Brother Issues IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang