Bukannya aku melihat sebelah mata, Mas. Hanya saja, dia lebih dulu. Andai saja kamu yang lebih dulu, aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.
***
Zahira tersenyum, perempuan itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Baru saja ia dilamar oleh laki-laki yang sudah cukup lama dikenalnya. Fadil Abdurrohman, kakak kelasnya sewaktu SMA dulu. Pihak keluarga ikut merasa bahagia dan menyambut baik niat laki-laki dengan paras rupawan itu. Zahira adalah perempuan beruntung yang akhirnya dapat memenangkan hati seorang Fadil.
Banyak perempuan yang mengidam-idamkan laki-laki itu menjadi kekasih halalnya, selain parasnya yang tampan, ia juga seseorang yang berpendidikan dengan gelar sarjana. Beberapa bisnis ia tekuni dan menjadi terkenal sebagai pengusaha sukses.
Zahira sendiri juga merasa beruntung, dia merasa yang perempuan biasa ini akan menjadi istri dari laki-laki yang banyak diidamkan kaumnya. Hingga tak sadar hatinya telah terpaut pada sosok yang memiliki senyum menawan itu.
Alasan Fadil memilih Zahira salah satunya karena perempuan itu berbeda, dia perempuan anggun dengan senyum manisnya. Meski tak secantik artis-artis di tivi, Zahira memiliki pesona sendiri, wajahnya bersih seolah bersinar, ada aura kesejukan disana.
Malam itu menjadi saksi dua insan yang akan menyambut bahagia.
Aisyah Nuha Zahira, anak tunggal dari Pak Munajat dan Bu Nani itu kembali tersenyum mengingat ia akan segera memiliki kekasih halal. Hatinya yang berbunga seolah tidak bisa disembunyikan.
Beberapa kali perempuan itu berucap syukur dan mencubit lengannya, seolah belum percaya bahwa ini semua nyata. Perahu cintanya akan segera berlabuh bersama seseorang yang begitu istimewa.***
“Ini serius, Ra? Kok kamu nggak undang kita buat bantu-bantu di rumah?” tanya Elisa setelah aku memberitahukan bahwa aku sudah dilamar oleh Bang Fadil.
“Iya, Ra, kenapa nggak dikabarin?” Nurul menimpali.
“Ya maaf sebelumnya, guys. Bang Fadil juga tiba-tiba ngabarinnya, ini juga cuma antar keluarga, tapi ada Pak RT sama Pak RW," jelasku pada ketiga sahabatku agar mereka tidak salah paham karena baru aku kabari.
“Ya udah, ya udah nggak papa. Kan udah terlaksana juga kan lamarannya. Btw, selamat ya, Ra, semoga lancar sampai hari H, nggak nyangka aja bakal sold out sama orang yang ganteng gitu,” ucap Cheesy menengahi.“Iya, Chee, makasih ya,” balasku dengan senyum, seolah ada bunga di hatiku yang mekar. Bukan rahasia lagi nama Bang Fadil banyak dikenal orang, termasuk sahabat - sahabatku.
“Selamat calon pengantin, tapi jangan lupa undang kita pas acara nikahan,” timpal Nurul sambil tertawa, aku ikut tertawa, mana mungkin mereka tidak aku undang, mereka adalah sahabat dekatku yang harus ikut acara pentingku.
Elisa, Nurul, dan Chessy. Mereka adalah tiga sahabatku yang ku kenal lewat acara kajian mingguan yang ada di daerahku, awalnya kami masih malu-malu. Lama-lama kami menjadi dekat dan akrab.Elisa Sarah, sahabatku ini adalah tipe orang yang apa adanya, tidak suka basa basi, dia juga yang pertama kali menyapaku dan mengataiku kaku, sebenernya aku hanya lebih suka diam bukan kaku, aku pemalu untuk berkenalan atau menyapa lebih dulu, tapi entah kenapa sebutan itu malah membuatku lebih akrab dengannya. Elisa orang yang baik, dia suka membantu teman-teman yang lain saat membutuhkan.
Annisa Nurul Sholihah, seperti namanya, ia perempuan cantik dan sholihah, berbeda dengan Elisa yang sedikit keras, dan to the point jika mengatakan sesuatu.
Nurul lebih halus dan memilih kata yang kiranya bisa dimengerti tanpa menyakiti. Mungkin karena ia menjadi guru PAUD di dekat rumahnya membuatnya memiliki kelembutan seperti sorang ibu. Dia pandai sekali memasak. Apapun masakannya pasti rasanya sangat nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seikhlas Cinta
RomancePerempuan dengan pandangan teduh itu tidak mengira takdirnya akan seperti ini. Laki-laki yang dulu datang bersama keluarganya dengan niat tulus dan membawa bahagia, kini justru membuat luka dan malu saat acara sakral yang akan menjadi awal bahagiany...