2. Hidup Dalam Hukuman

2.4K 563 93
                                    




Kemarin, tidak lama setelah gosip Hera bunuh diri tersebar di grup angkatan, teman-teman sekelasnya langsung menunjuk Cleo sebagai pemicu Hera mengakhiri hidup. Mereka bilang, Cleo yang merusak mental Hera pelan-pelan dengan cara menyudutkan dan mendikte setiap kesalahan Hera selama di sekolah.

Awalnya, tuduhan itu terdengar sangat lucu di telinga Cleo. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa semua orang menyalahkannya sekarang.

Namun, setelah Cleo mengunjungi makam Hera, melihat kuburannya yang masih basah, lalu membayangkan bahwa tubuh cewek itu telah tertimbun tanah sementara jiwanya pindah ke dimensi berbeda, Cleo mulai bertanya pada dirinya sendiri, jika memang dia yang memicu Hera bunuh diri, sebenarnya apa yang sudah dia lakukan? Kesalahan fatal macam apa yang sudah dia perbuat hingga membuat Hera menjatuhkan dirinya sendiri dari atas gedung? Apa karena Cleosering menyuruh cewek itu untuk berjalan tegap? Atau karena Cleo sering menegur penampilan cewek itu yang berantakan? Atau karena Cleo pernah mengatakan cewek itu memiliki banyak kutu di kepalanya saat jam olahraga, hingga membuat cewek itu malu?

Kalau memang hanya karena itu, kenapa Hera sampai harus bunuh diri segala? Niatnya kan baik. Cleo hanya ingin menegur Hera agar cewek itu merawat tubuhnya dan mengubah kebiasaan buruknya di sekolah. Tapi kenapa perkara sekecil itu harus dibesar-besarkan? Kenapa cuma karena kritik singkatnya dia dibilang pembully? Memukul Hera pun Cleo tidak pernah, lalu kenapa dia langsung dituduh sebagai pembunuh?

Tidak masuk akal.

Maka Cleo mencoba untuk tidak memedulikan masalah ini. Bahkan ketika besok paginya Cleo mendapati link berisi video kompilasi dirinya yang sedang mengkritik Hera di grup angkatan, kemudian dia langsung menjadi fokus kebencian satu sekolah, Cleo juga menganggapnya angin lalu.

"Makanan lo indomie mulu sih? Mau kena gizi buruk emang?"

"Kalau nggak mau bisa ngurus rambut, nggak usah belagak jadi Rapunzel. Botakin aja. Daripada lo nularin kutu ke cewek satu sekolah."

"Lo jalan nunduk biar toket lo gak diliatin anak cowok kan? Tapi kenapa lo betah banget ngumpul sama mereka? Aneh deh lo. Takut sama cicek, malah mau jadi pawang buaya."

Di ruang makan, sambil mengunyah indomie goreng yang baru dimasaknya, Cleo menonton videonya lewat ponsel. Dengan beberapa sentuhan editan dan rekaman yang sengaja dipotong di beberapa bagian, sosok Cleo Secha Namira di sana benar-benar terlihat  mengerikan. Miranda Priestly, Marla Grayson, dan Regina George mungkin akan berjengit ngeri jika menontonya juga. Karena bukan sekadar melakoni peran, dialog-dialog yang Cleo katakan di video itu memang benar adanya.

Cleo mendenguskan tawa. Entah rekaman ini siapa yang buat—mungkin teman sekelasnya yang notabene paling sering mengamati interaksinya dengan Hera—tapi melihat dari rapinya editan, serta ragam rekaman yang bersumber dari beberapa kejadian di rentang waktu yang berbeda, Cleo yakin bahwa video kompilasi ini sudah dibuat jauh sebelum Hera meninggal.

"Niat sekali ya mereka!" Cleo berdecak kagum. Dia benar-benar tidak menyangka, di saat hidupnya terasa kosong dan tanpa arah, orang-orang di sekitarnya justru bisa menyingkap banyak masalah dalam dirinya yang bahkan dia sendiri tidak sadar.

Ceklek!

Suara pintu rumah yang dibuka kemudian dilanjutkan dengan ketukan langkah yang amat dikenalnya membuat Cleo menyudahi kegiatan sarapannya. Begitu dilihatnya wanita berjas putih muncul di ruang makan, buru-buru Cleo bangkit berdiri. Namun belum sempat dia menyapa wanita muda yang mana adalah tantenya itu, Della lebih dulu menghantam kepalanya dengan map-map yang ditentengnya sekarang.

"Sudah Tante bilang...." BUG! "...Tante nggak punya waktu..." BUG! "....Buat ngurusin kamu!!!"

Della memaki sambil terus menghantamkan mapnya ke kepala Cleo. Map itu mungkin tipis, tapi kekuatan Della memukul-lah yang membuat map itu menjadi seberat batu bata. Cleo yang awalnya diam saja akibat masih terkejut, langsung mengempaskan tangan wanita itu kuat-kuat begitu kepalanya mulai terasa pening.

Harapan Dalam Bayang-BayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang