Prolog

5.1K 691 60
                                    




Konon katanya ketika manusia berada di ujung maut, mereka cenderung mengenang hal-hal penting semasa hidupnya. Seperti kaleidoskop yang muncul di alam bawah sadar, otak mereka seolah membawa kembali kenangan mereka sejak kecil hingga dewasa alih-alih sebagai penghiburan sebelum mereka menutup mata lalu meninggalkan dunia selamanya.

Cleo, saat ini gue sedang mengingat banyak hal dan banyak orang. Orangtua gue, teman-teman gue di sekolah, dan juga elo, orang yang rasanya ingin gue ajak ke alam baka juga.

Sekarang lo pasti bertanya-tanya, kenapa gue ingin mengajak lo ke sana. Karena tidak seperti gue yang mengganggap eksistensi lo sangat penting, lo tidak melihat gue sama sekali. Untuk lo, mungkin gue hanya angin lalu. Pun ketika lo mendengar kematian gue nanti, lo hanya menganggapnya seperti gosip harian yang nggak berarti sama sekali.

Tapi nggak apa-apa. Gue senang bisa mengingat lo. Setidaknya ketika gue ditanya malaikat tentang alasan gue mati, gue tahu apa harus gue jawab.

Cleo, jika lo ingin tahu jawaban gue, atau alasan gue memutuskan untuk menyerah, maka lo harus hidup yang lama. Makan teratur walau dengan menu yang selalu sama. Terus bersekolah walau tidak punya teman. Pakai seragam kebesaran yang menguning, sepatu murah yang tidak pernah dicuci, dan biarkan rambut lo memanjang hingga menjadi tempat kutu-kutu bersarang. Jauhi semua hal yang membuat lo tersenyum dan tertawa. Jangan melawan ketika ada yang memukul dan menyiksa lo. Terima setiap kebencian yang mengarah pada lo, dan tolak semua pertolongan mereka seolah lo tidak pernah pantas untuk mendapatkan itu. Dan terakhir, jangan mati sebelum lo yakin bahwa jiwa lo sudah hancur perlahan-lahan.

Hiduplah dengan menderita, Cleo.
Hiduplah seperti gue, Hera.













________
Sesungguhnya Harapan Dalam Bayang-Bayang adalah Revered Back versi 2014 yang gue sempurnakan. Karena makin gue dewasa, pemikiran gue soal bullying semakin berubah. Dan dalam cerita ini, lewat tokoh Cleo, gue mau menyuarakan isi pikiran gue tentang bullying dari sudut pandang pelakunya.

Apakah pelaku Bullying masih punya kesempatan untuk berubah? Apakah mereka pantas hidup? Atau pelaku bullying ditakdirkan harus menderita selamanya?

Plot dan konflik Harapan Dalam Bayang-Bayang sepenuhnya berbeda dari Revered Back. Di cerita in, mungkin romancenya nyaris nggak ada. Tapi nggak menutup kemungkinan ada percintaan tipis-tipisnya ahahaha

Ya udah semoga kalian suka ya hehe ^^

-Inggrid Sonya

Harapan Dalam Bayang-BayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang