Menghilang

263 14 1
                                    

" Hooiii Sam, kesini deh " panggil Shina yang berada di tengah salju. Aku berlari menujunya, dia nampak gembira bermain salju.

" Kok bisa ada salju disini ? " tanyaku memperhatikan sekelilingku yang di penuhi salju

" Keren kan Sam " ucap Shina tersenyum manis

" Seishin, kamu gak kedinginan apa, terus kok kamu bisa nyentuh salju ? " tanyaku yang melihat Shina sedang membuat boneka dari salju.

" Lah kamu juga bisa mengang kan ? " tanyanya balik.

Aku jadi heran dengan ucapannya, mana dingin banget lagi hingga aku menggigil. " Kretek " tiba-tiba terdengar suara retakan " brakkkk bryyuuurrr " ah ternyata aku sedang berdiri di es dan es itu hancur, tubuhku terperosok ke air yang sangat dingin

" Sam.....Sammm...saammm " teriak Shina yang terkejut melihatku, pandanganku menjadi buram semakin buram.............

Hah, aku buka mataku, aku perhatikan sekelilingku, aku sedang berada di kamar, huft ternyata mimpi. Tapi kenapa dinginnya masih berasa, tubuhkupun masih menggigil hebat, aku matikan AC kamar lalu aku tarik selimut tebal untuk menutupinya tapi tubuhku tak berhenti menggigil, bahkan ranjangkupun ikut bergetar.

" Sam...Saamm, kamu masih tidur Sam " teriak Shina dari luar kamar. Ada apa lagi sih tuh arwah pecicilan, pasti minta dipindahin channel TV nih. Bodo amat ah, sepertinya aku sakit, kepalaku sangat berat sekali, tubuhku tak berhenti menggigil hebat.

" Sam, kamu belum makan lho dari pagi, abis nemenin aku langsung tidur " ucap Shina, tumben banget tuh perhatian.

" Sam kamu kenapa ? " tanya Shina ketika masuk kamarku. Aku hanya melihatnya sekilas lalu kupejamkan mataku lagi.

" Kok kamu menggigil Sam, sampe goyang gini tempat tidurnya " ucap Shina duduk disebelahku.

" Kamu sakit Sam ? " pertanyaan Shina tak ada yang mendapat jawaban dariku, aku hanya bisa meringkuk di atas ranjang.

" Kamu meriang ya Sam, pasti gara-gara bergadang terus minumnya dingin " ucap Shina lirih, lalu tiba-tiba merebahkan tubuhnya diatasku dan merangkulku, memberi kehangatan yang sangat kubutuhkan. " Maaf ya, gara-gara aku, kamu jadi sakit " ucapnya coba menahan getaran tubuhku. Aku masih tak percaya ini terjadi, aku masih berfikir jika ini semua mimpi. Tapi perlahan kehangatan merasuk kedalam tubuhku, getaran tubuhku yang menggigil kedingin sedikit demi sedikit mulai menurun.

" Badanmu panas banget Sam " ucapnya

" Kamu bisa ngerasain panas ? " tanyaku dengan bibir bergetar.

" Hanya tubuhmu saja " jawabnya.

Detak jantungku berdetak sangat kencang, mengalirkan darahku keseluruh bagian tubuhku, memberi kehangatan yang menyeluruh. Perlahan keringat mulai bercucuran dari keningku, pelukannya benar-benar memberi efek yang hebat bagi tubuhku.

" Kamu kedokter aja Sam " ucap Shina tanpa melepas pelukannya.

" Ke klinik yang deket dari sini aja " ucapku.

" Ya udah yuk " ucap Shina, lalu melepaskan pelukannya dan menarik tanganku agar aku bisa bangkit. Pandanganku seperti berputar-putar ketika bangkit dari tidurku, saat aku berdiri kakiku tak mampu menahan berat tubuhku, hampir saja aku terjatuh jika tidak ditahan oleh Shina.

" Kamu sempoyongan Sam ? " tanya Shina, aku hanya mengangguk pelan. " Ya udah aku bantu " sambungnya seraya memapahku berjalan keluar kamar dengan tubuh yang masih menggigil walau sudah berkurang.

Setelah mengenakan jaket, aku keluar rumah berjalan kaki menuju klinik yang tak jauh dari rumahku. Dengan dipapah oleh Shina aku berjalan gontai, sesekali hampir aku terjatuh yang langsung dengan sekuat tenaga Shina menahan beban tubuhku. Mungkin orang-orang yang melihatku akan mengira aku sedang bermain pantomim, karna terlihat ada sesuatu yang menahanku, bodo amat lah yang terpenting saat ini aku merasa nyaman bersama Shina.

Pria Suram & Gadis BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang