Nostalgila

396 19 0
                                    

Gedung bioskop Cibubur junction

"Hei Seishin, kenapa sih kamu mengajakku kemari ? aku tuh udah coba kemarin tapi aku malah teringat olehnya," protesku saat memasuki gedung bioskop.

"Kemarin kamu nonton kan film sedih, malah tambah down lah," dia nampak bersemangat

"Sama saja, tempat ini mengingatkanku padanya."

" Ayolah Rhoma , jangan kau terus terjerembab dalam kubangan luka. Biarlah Ani bahagia dengan lelaki lain, bukankah melihat orang yang dicintai bahagia adalah sebuah cinta juga " ucap Shina berprosa melemparkan tangannya kesana-kemari layaknya seorang penyair sedang membacakan karyanya.

"Terus kita mau nonton apa ?"

"Filmnya Vin diesel yang baru ' Willay Riddick ' disingkat ' Willdick ' oke !!!" Shina tersenyum manis kearahku.

"Perasaan judulnya Riddick doank deh ???"

"Ya udahlah gak penting, sudah ayo beli tiketnya !"

Antrian sangat panjang karna akhir pekan, ini yang membuat aku males nonton setiap libur. Biasanya aku bersama Via nonton sepulang dari kerja, untuk menghindari antrian yang mengular seperti ini. Ah jadi teringat dengan Via lagi, aku harus coba melupakannya. Film action bisa menjadi mengalih perhatian perasaanku.

"Riddick dua tiket mba !" pintaku setelah sekian lama mengantri.

"Mau pilih kursi yang mana ?" si kasir menunjukkan layar monitor yang memetakan kursi penonton.

" Hei Sam, aku gak perlu membeli tiket, mereka gak akan melihatku !" Shina menyadarkanku.

"Maaf mba, satu tiket aja !" aku meralat pesananku dengan senyum bodoh.

"Jiaahhh ketahuan jomblonya beli tiket cuma satu," Shina cengegesan meledekku. Ggggrrrrr sialan gadis gentayangan satu ini, aku harus bersabar menahan emosi agar tidak dianggap gila oleh orang-orang disekitarku.

Setelah kubeli tiketnya, tak lama film akan segera diputar, para penonton diharap memasuki ruangan theater. Begitu pula aku dan satu orang penonton gelap, ah tidak maksudku satu penonton gentayangan.suasana sangat ramai dan juga berisik, terdengar beberapa penonton labil malah bergosip ria, membicarakan hal yang melenceng jauh dari film.

"Wiiiiiiiiiiiihhhhhhhhh keren bangeeeeetttttttttt !!!!" Shina berteriak histeris berdiri dihadapanku, makhluk astral ini mengganggu penglihatanku saja. Mungkin jika di depan orang lain tak akan masalah karna dia tak dapat dilihat. Aku ingin menegurnya takut disangka gila, ternyata begini sifat bintang ternama yang aku dan Via gemari.

Yah benar film action memang pas untuk menghilangkan jiwa-jiwa yang merana. Aku benar-benar terhibur, walaupun ada sedikit gangguan dari arwah labil seperti Shina. 2 jam lebih aku menonton film yang penuh adegan action dan memekakan telinga itu. Pikiranku sedikit lebih segar dari sebelumnya.

"Ciat......ciat.....ciat.....ciat.....ciat !!!" Shina bergerak-gerak layaknya pendekar seraya memukul serta menendang tubuhku, mempraktekan adegan-adegan yang baru kami tonton, walaupun serangannya yang frontal itu tak dapat mengenaiku.

"Hoi seishin, kamu waktu orok gak dibedong ya, pecicilan banget sih ?" protesku melihat tingkah Shina. 

"Seru banget Sam filmnya ciat....ciat....ciat !!!" dia menyanggah, masih berlagak layaknya seorang jagoan menghajar musuhnya.

"Aku mau makan dulu yuk !"

"Ya silahkan," dengan senyum manis dia mengayunkan tangannya layaknya seorang pelayan restoran mewah mempersilahkanku berjalan mencari makanan.

Pria Suram & Gadis BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang