Tyler's POV
"Ty, beberapa menit lagi giliranmu. Ayo cepat."
"Baik." ujar Tyler sambil berdiri dari posisi nyamannya. Ia melepas earphonenya lalu langsung mengikuti orang itu.
"Kali ini kau akan dipasangkan dengan salah satu model wanita."
"Siapa yang kali ini ini jadi pasa--" ucapan Tyler terhenti saat melihat sosok yang tidak ia sangka akan ada di sini.
"Apa?" Parker menoleh ke arahnya. "Kau mengatakan sesuatu?"
Tyler menggeleng. Ia menoleh dan menatap sosok itu lekat-lekat. Matanya terpaku kepada sosok yang sedang berdiri di ujung ruangan. Rambut hitam itu... tidak salah lagi.
"Parker." panggil Tyler.
"Ya?"
"Pemotretanku masih beberapa menit lagi kan?"
"Ya, kenapa?"
"Kutinggal sebentar ya." ucap Tyler singkat lalu kembali menatap sosok yang menarik perhatiannya tersebut. Tubuh kecil itu, kulitnya yang kecoklatan, tidak salah lagi, dia adalah perempuan yang ditemuinya kemarin.
Namanya Audrie. Dia anak baru di sekolahnya.
Bagaimana ia bisa tahu nama perempuan itu? Bagaimana bisa ia tidak tahu nama orang yang kini sering dibicarakan di sekolah?
Dia menarik, tentu saja. Itulah alasan mengapa anak-anak di sekolahnya membicarakan Audrie. Di antara orang-orang bermata hijau, biru, abu-abu, atau coklat, Audrie justru bermata hitam legam. Di antara orang-orang yang memiliki rambut beraneka warna, perempuan itu memiliki warna rambut hitam mengkilap yang sepertinya alami, bukan hasil cat. Di antara orang-orang bertubuh normal, Audrie bisa dikatakan kecil. Tyler tanpa sadar tersenyum dan memutuskan untuk menghampiri perempuan itu.
"Sedang apa kau disini, Audrie?" tanyanya.
Sepertinya pertanyaannya itu membuat Audrie kaget karena perempuan itu langsung terlonjak dan menoleh cepat ke arahnya. Tyler terkekeh melihat reaksi tersebut, terlebih saat melihat perempuan itu menoleh dengan wajah keheranan yang lucu.
"Tyler?" ujar perempuan itu nampak masih belum pulih dari kekagetannya. Sedetik kemudian wajahnya kembali normal. Wajah normal perempuan itu adalah eskpresi dingin yang tidak bersahabat. Melihat itu, rasanya Tyler ingin sekali melakukan sesuatu pada wajah perempuan dihadapannya tersebut.
"Kau lagi." ujarnya tidak suka.
"Yo. Kau ingat padaku rupanya." Tyler tersenyum. "Sedang apa kau disini?"
"Seharusnya aku yang bertanya. Sedang apa ka--"
"Tidak sopan balik bertanya bila belum menjawab pertanyaan sebelumnya." potong Tyler.
Perempuan di hadapannya itu mendengus sebal namun tetap menjawab. "Aku kesini bersama tanteku. Dia designer disini."
"Bukan untuk mencariku?"
Masih dengan wajah datar Audrie pun menjawab, "Jangan besar kepala."
Alis Tyler terangkat. Tidak biasanya ada perempuan yang akan bersikap dingin terhadapnya. Terlebih lagi memandangnya datar sebagaimana Audrie memandangnya. Seolah perempuan itu tidak tertarik dan menganggapnya biasa saja. "Apa-apaan dia." batin Tyler.
Bola matanya yang hitam, bulu matanya yang lentik, bentuk matanya yang seperti mata elang, semua itu menarik. Ia menatap perempuan di hadapannya itu lekat-lekat. Mata hitamnya itu seolah dapat menelanya bulat-bulat. Tyler bingung bagaimana bisa warna mata seseorang begitu hitam dan pekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School
Teen Fiction[ON HOLD] [Bahasa Indonesia] Audriella Pringgodani baru saja pindah ke Amerika. Semua serba baru baginya. Di negri paman Sam itu ia bertemu dengan Tyler Johnson. Dari sanalah pengalaman sekolah Audriella dimulai