18. Completely Understand

1.8K 198 5
                                    

"Anda bisa menemuinya setelah siap mengetahui segala faktanya, mungkin akan sedikit sulit untuk membuatnya berbicara namun hanya dia yang bisa memberitahumu."

Hanya dia yang bisa memberitahumu.

Kalimat itu seakan menjadi deklarasi bahwa Bailey mengetahui banyak hal tentang Anslee dan hanya perempuan itu yang bisa memberitahu Kavi.

Ya, Bailey.

Sudah satu minggu sejak saat Alchy menyarankan Kavi untuk menemui Bailey namun Kavi masih belum menemuinya. Ia tidak siap untuk bertemu dengan perempuan itu.

Entah di mana akal sehat Alchy yang menyarankannya untuk menemui Bailey? Bukankah semua orang tau bahwa Bailey adalah 'favorite' Anslee?

Suaminya itu sangat menyukai Bailey, ia bahkan akan mengusir Kavi pergi saat Bailey datang dan membiarkan perempuan itu masuk kapan pun ia mau. Anslee selalu memperlakukan Bailey dengan sangat istimewa, menatapnya dengan penuh kelembutan, bagaimana Kavi bisa berbicara dengan perempuan itu?

Apakah Kavi sedang cemburu? Tentu tidak, namun ia merasa sangat kecil ketika berhadapan dengan Bailey.

"Apa hanya orang suci yang bisa melihatnya? aku tidak melihat apa pun yang menarik di bawah sana," celutuk Anslee membuyarkan lamunan Kavi.

Pria itu tampak sudah rapi dengan setelan jas dan dasi yang menggantung bebas pada lehernya.

Tangannya terulur menyentuh dahi Kavi, "Apa yang sedang kau pikirkan, lihat dahimu sampai berkerut karena berpikir terlalu keras."

Bukannya menjawab, Kavi justru meraih dasi Anslee, "Biar aku bantu," ucapnya mulai membuat sampul dengan cekatan karena ia sudah terbiasa membantu ayahnya dulu.

"Ini pertama kalinya aku melihatmu berpikir, akhirnya kau tau cara menggunakan otakmu?"

Tak seperti biasanya, kali ini Kavi hanya diam tampak fokus menyimpul dasi Anslee.

"Tidak marah? Sepertinya memang ada sesuatu yang cukup mengganggumu."

"Aku sedang tidak berselera untuk marah."

"Beberapa hari ini kau tidak berselera makan, mengomel, membuat kegaduhan, bertengkar, bahkan sekarang tidak berselera untuk marah?" Pria itu meraih wajah Kavi, ibu jarinya mengusap lembut wajah polos itrinya.

"Hari ini aku akan pergi ke rumah papa." Lagi dan lagi Kavi tak menjawab perkataan Anslee, ia lebih memilih untuk mengabaikan pembicaraan itu.

Anslee tau ada yang salah namun ia tidak ingin memaksa Kavi untuk berbicara.

"Kita bisa pergi bersama ke rumah papa."

"Bukankah hari ini kau ada rapat? Jangan mengundurnya lagi, jadwalmu sudah sangat kacau."

"Tapi aku juga ingin mengunjungi papa dan menemanimu."

Tanpa Kavi di perusahaan sekarang rasanya Anslee sangat suntuk dan ingin cepat pulang untuk menemui perempuan itu. Ya, mereka sudah sepakat jika Kavi tak lagi bekerja sebagai asisten untuk Anslee, ia hanya perlu fokus menjadi istrinya. Meski begitu Kavi diperbolehkan untuk mengunjungi perusahaan kapan pun ia mau.

Juga Anslee tak mencari pengganti Kavi karena memang sejak awal Anslee tak memerlukan asisten pribadi, ia sudah memiliki Alchy.

"Selesaikan dulu pekerjaanmu sayang, kau tidak boleh melepas tanggung jawabmu dan menelantarkannya."

Sayang...

Sayang?

Ini juga pertama kalinya panggilan itu keluar dari mulut Kavi, entah apa yang sudah membentur kepala istrinya namun ia menyukai panggilan itu.

Pleasing Mr. AnsleeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang