12

13 3 0
                                    

Perlahan, akan terbuka
Segala sesuatu yang tertutup

____________

Sampai di kediamanya yang berjalan dengan mulus dan tanpa hambatan, Qian Li merasa lega karena dirinya tidak ketahuan telah keluar istana secara diam-diam. Setelah mengganti pakaianya dan kembali duduk manis di peraduan sambil membawa buku agar tidak ada yang curiga, Qian Li memerintahkan Ling-ling untuk mengambilkanya makanan karena perutnya merasa lapar.

Baru beberapa saat lalu Ling-ling menghilang dari pandangan Qian Li, pelayan yang bertugas di samping pintu kamarnya mengabari bahwa permaisuri Jiang datang ke kediamanya. Merapikan sedikit pakaianya, wanita cantik itu berdiri menyambut kedatangan dari sang permaisuri.

"Hormat saya yang mulia" kata Qian Li se sopan mungkin namun....

Plakkk

Tamparan keras secara tiba-tiba mendarat di pipi mulus Qian Li sehingga membuat wanita cantik itu begitu terkejut dan tidak sempat untuk menghindar.

"Kau...lancang sekali kau keluar istana tanpa izinku"

"Mohon maaf ibunda...saya, saya hanya ingin menghirup udara di luar istana sebentar"

"Aku tidak sudi kau panggil dengan sebutan ibunda!. Aku sudah pernah memperingatkanmu untuk tetap diam di kediamanmu putri mahkota. Jika kau kembali berulah aku tidak akan segan-segan terhadapmu dan nasibmu akan sama seperti Lian Meng. Kau ingat itu!"

"Li...lian Meng, maksud an..anda?" tanya Qian Li karena merasa heran dengan ibu mertuanya yang tiba-tiba saja membahas mendiang istri dari suaminya.

Tanpa di duga, permaisuri Jiang tampak mendadak salah tingkah karena ucapannya yang mungkin menyinggung tentang putri Lian Meng. Namun tak urung Qian Li memperhatikan setiap ekspresi yang di tunjukkan oleh sang permaisuri sampai-sampai melupakan rasa panas di pipinya akibat tamparan barusan.

"Tidak perlu membahas orang yang sudah mati. Ini peringatan untukmu putri mahkota!" tekan permaisuri Jiang yang kemudian keluar dari kamar Qian Li. Tak begitu lama, Ling-ling muncul dengan membawa nampan makanan di tangannya.

"Putri mahkota, makanan anda sudah siap"

"Aku akan memakanya nanti"

"Astaga putri mahkota...pipi anda..pipi anda kenapa bisa memerah seperti itu?" tanya Ling-ling yang tampak panik setelah mengetahui pipi junjunganya tampak memerah di salah satu sisinya.

"Tidak papa. Ling-ling ikutlah denganku untuk memeriksa kediaman mendiang putri Lian Meng"

"Kenapa mendadak putri mahkota?"

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu Dan kau harus ikut denganku" kata Qian Li yang di angguki oleh pelayannya itu.

Sampai di kediaman milik mendiang putri Lian Meng, Qian Li hanya bisa melamun di sebuah kursi ruang depan dan tak fokus akan tujuannya saat ini. Dirinya merasakan ada sesuatu yang janggal namun belum menemukan titik terang.

"Putri mahkota.."

"Ah..ya? Ada apa Ling-ling?"

"Kenapa anda melamun? Apa ada yang salah?"

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang