1

89 5 2
                                    

Saat sayap burung telah patah
Kemanapun arah yang dituju
Pasti akan kembali jatuh dan terkekang

__________

Keheningan malam yang kembali menyapa, benar-benar membuat suasana terasa khidmat. Disebuah halaman yang luas dan indah, seorang gadis duduk termenung hanya dengan berteman sinar rembulan yang bersinar cukup terang. Meskipun cuaca cukup dingin gadis itu tetap enggan beranjak dari tempat duduknya. Sedang sang ibunda yang kebetulan hendak menuju ruangan suaminya dan melihat putrinya masih berada di luar, tentu saja bergegas segera menghampirinya.

"Putriku" sapa Jia Li, sang ibunda membuat gadis cantik yang bernama Qian Li itu menoleh

"Ibunda"

"Kenapa kau masih berada di luar putriku? Ini sudah larut dan cuacapun semakin dingin"

"Tak apa ibunda, Lili hanya ingin mencari udara segar saja" jawabnya.

Lili, nama panggilan yang disematkan oleh ayahanda juga ibundanya sewaktu kecil. Dan sungguh Qian Li senang dengan nama panggilanya itu karena mengingatkan akan keindahan bunga lili yang dirinya pun sangat menyukai bunga tersebut.

"Baiklah, tapi kau harus segera masuk ke kamarmu putriku...ibunda akan menemui ayahandamu dulu" pamit ibundanya yang kemudian berlalu menuju ruangan suaminya, mentri Nang Li

Bukanya sang ibunda tidak tau sebab Qian Li tampak murung saat ini. Karena pasalnya sore tadi iring-iring an dari istana yang membawa kaisar tiba-tiba mengunjungi kediaman mereka dengan membawa maksud yang mengejutkan seluruh keluarga mentri Nang, yakni kaisar sendirilah yang meminang putri mereka untuk sang putra mahkota. Yang membuat keluarga mentri Nang khawatir adalah sang putra mahkota tidak pernah berada di istana dan tidak pernah di kenalkan semenjak lahir sekaligus dari kabar burung, sang putra mahkota memiliki sifat yang kejam. Menurut rumor hal tersebut di lakukan untuk menghindari percobaan pembunuhan bagi sang pewaris tahta kerajaan tersebut. Namun dengan akibat dari semua itulah yang membentuk putra mahkota menjadi kejam seperti rumor yang tengah beredar sekarang .

"Kau datang istriku" kata mentri Nang melihat kedatangan istrinya yang ditemani dua pelayan setianya.

"Kau masih saja sibuk suamiku"

"Tentu saja" jawab mentri Nang Li dengan tersenyum

"Kenapa kau tampak murung?" tanya mentri Nang Li

"Hhh aku masih memikirkan soal tadi sore suamiku" jawab sang istri membuat mentri Nang Li menghela napas berat sembari menerawang kejadian sore tadi saat iring-iring kerajaan datang ke kediaman mereka.

Flashback

"Yang mulia, ada kepentingan apa sampai anda datang sendiri ke gubuk hamba ini?" tanya mentri Nang setelah dirinya meletakkan jamuan di depan kaisar Tang Feng

Tanpa berbasa basi, kaisar langsung mengatakan tujuannya bertandang ke kediaman mentri Nang Li yaitu untuk meminang Qian Li putrinya sebagai putri mahkota.

"Ta..tapi kenapa harus Qian Li yang mulia? Bukankah banyak para putri bangsawan lain yang jauh lebih pantas untuk bersanding dengan putra mahkota?"

"Tidak mentri Nang, putrimu lah yang pantas menjadi putri mahkota. Lagipula tidak ada mentri yang jujur dan dapat di percaya sepertimu"

Karena kaisar sendirilah yang meminta, terpaksa mentri Nang Li menerima pinangan tersebut karena jika menolak sudah pasti keluarganya akan mendapat hukuman karena dianggap menentang perintah sang kaisar bahkan bisa jadi hukuman gantung menanti. Ditengah percakapan serius mereka, Qian Li putri mereka rupanya telah kembali ke kediaman.

"Hormat saya yang mulia kaisar" kata Qian Li sambil membungkukkan badan di depan saat dirinya baru saja datang dari pasar dan kediamanya telah ramai dengan orang-orang dari istana

"Ada apa ini ayahanda, ibunda?" tanya Qian Li kemudian

"Putriku, kaisar kemari melamarmu untuk putra mahkota. Apakah kau bisa menerima perintah yang mulia?" jelas mentri Nang Li yang membuat Qian Li terdiam seketika dan segera mengambil napas dalam-dalam.

"Baik, Lili menerimanya....Terimakasih yang mulia telah memilih hamba sebagai pendamping putra mahkota" jawab Qian Li pada akhirnya dan sekali lagi membungkukkan badanya memberi penghormatan pada kaisar Tang Feng.

Flashback end

"Sudah istriku..mungkin itu sudah menjadi takdir langit untuk putri kita" kata mentri Nang coba untuk menenangkan istrinya walau pikiranya saat ini pun terasa sangat berkecamuk.

*****

"Nona, mari masuk. Anginnya semakin dingin" ajak pelayan Wei yang melihat nonanya sudah tampak kedinginan karena angin malam

"Pelayan Wei, apakah nanti aku akan tetap baik-baik saja di istana?" tanya Qian Li yang hanya terdengar seperti gumaman.

"Anda tenang saja nona, saya yakin semuanya akan baik-baik saja"

"Benarkah? Aku sungguh takut pelayan Wei"

"Tentu saja nona...lagipula apa yang anda takutkan? Jika ada sesuatu pada anda, tuanku mentri Nang dan tuan muda Shen pasti akan melindungi anda"

"Hhhh...kau benar pelayan Wei"

Sungguh, jika pun ada pilihan tentu Qian Li akan menolaknya dengan tegas perjodohan tersebut. Tapi apa yang bisa dirinya lalukan karena jika dirinya menolak sama saja mempertaruhkan keselamatan orangtuanya.

"Ah, iya...bagaimana dengan Shen? Apakah dirinya baik-baik saja?" tanya Qian Li yang teringat akan adiknya yang kini tengah berada di padepokan balai latihan milik ayahandanya.

"Tuan muda baik-baik saja nona. Dan besok beliau akan pulang untuk menyaksikan penobatan anda sebagai putri mahkota"

"Baiklah kalau begitu. Mari kita masuk pelayan Wei" kata Qian Li yang kemudian beranjak dari duduknya untuk beristirahat.

__________________

Hai hai semua, welcome back to Relca story...setelah hiatus sekian purnama akhirnya author bisa menyapa kalian lagi

Semoga suka sama story baru Relca and happy reading
Sayang kalian banyak-banyak❤❤

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang