25

5 1 0
                                    

Kan terselip suatu kesempatan
Untuk jiwa yang berada dalam kesesatan

_____________

"Putri Aurora menghilang...siapa yang menculiknya dan apa motifnya? Apa ibu suri? Sepertinya bukan karena beliau tak mencurigakan. Tapi kalaupun iya, apa yang sedang direncanakanya? Apa aku harus mencari tau tentang ini?" batin selir agung Xia. Saat ini dirinya sedang duduk dekat air mancur kecil tak jauh dari kediaman naga. Tak sadar, sepanjang perjalanan dari kediaman milik ibu suri dirinya telah melamun.

"Selir agung? Tak biasanya kau kemari" kata seseorang mengejutkan selir agung Xia

Awalnya, wanita cantik itu hendak marah karena merasa pikirannya buyar membuatnya terganggu dan dirinya sendiri terkejut. Namun setelah tau siapa yang baru saja telah menegurnya, selir agung Xia lantas berdiri juga menampilkan wajah lugu dan tersenyum hangat menyambutnya. Hilang sudah rasa kesal yang tadi menguasai jiwa berganti dengan bahagia.

"Salam yang mulia, ah...saya hanya berjalan-jalan saja karena merasa bosan di paviliun"

"Begitu rupanya. Kupikir kau sengaja kemari karena ingin bertemu denganku atau ada sesuatu yang ingin kau bicarakan" balas kaisar Yuwen yang membuat selir agung Xia tersadar akan sesuatu.

Mengedarkan pandangan menyapu sekitar, selir agung Xia baru menyadari bahwa dirinya dengan tidak sengaja kini telah berada di dekat kediaman naga dan duduk di tempat yang biasa digunakan jika seseorang hendak bertemu kaisar Yuwen sehingga seolah-olah memang selir agung Xia tengah menunggu kedatangan suaminya itu. Sebuah kebetulan yang cukup membuatnya senang. pikirnya.

"Ii...itu, maaf sepertinya tadi saya berjalan dengan melamun hingga tak memperhatikan sekeliling"

"Bagaimana kalau kita berjalan-jalan?" tawar kaisar Yuwen

Seperti mendapatkan angin segar, tentu saja selir agung Xia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk lebih dekat dengan kaisar Yuwen. Dan dengan senang hati wanita itupun menganggukkan kepalanya dengan semangat juga senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Memang saat-saat seperti inilah yang telah di tunggu olehnya.

"Selir agung, apa kau sudah mendengar tentang kabar hilangnya putri Aurora?" tanya kaisar Yuwen di sela perjalanan mereka

"Ya yang mulia, saya telah mendengarnya dari ibu suri langsung saat tadi berkunjung"

"Lalu, apa pendapatmu tentang itu?"

"Saya tidak bisa mengatakan apapun karena tentu anda mempunyai jalan dan cara tersendiri untuk menyelesaikanya yang mulia. Hanya saja saya berdoa semoga putri Aurora bisa cepat di temukan dan pelakunya ditangkap"

"Bagaimana jika pelakunya ternyata hanya orang suruhan? Dalam artian dalang yang sebenarnya akan tetap aman meski pelakunya telah tertangkap. Bukankah hal semacam itu sudah biasa terjadi?"

"Saya yakin anda tentu bisa dengan mudah menemukanya karena anda mempunyai kekuasaan untuk itu yang mulia"

"Selir agung Xia, sepertinya dia tak terlibat atas menghilangnya putriku. Tapi biar bagaimanapun aku harus tetap waspada dan tidak boleh lengah" batin kaisar Yuwen

"Yang mulia?"

"Ah..ya..kenapa selir agung?"

"Anda melamun rupanya. Apa ini karena masalah putri Aurora?"

"Jelas saja selir agung, dia adalah putriku tentu saja aku merasa sangat khawatir. Maaf, aku akan kembali ke paviliun sekarang juga karena banyak berkas yang harus ku urus"

"Baiklah yang mulia, Terimakasih atas waktu anda" kata selir agung Xia membungkuk tanda salam hormatnya mempersilahkan kaisar Yuwen untuk pergi.

*****

"Selir Hana, selir Jiu..apakah kalian sudah mendengar berita?" kata selir Lin yang baru saja tiba di sebuah pondokan kecil tempat permaisuri dan para selir biasanya berkumpul untuk sekedar berdiskusi atau bersantai bagi siapa saja yang mau.

"Berita apa selir Lin?" tanya selir Hana penasaran

"Aku mendengar dari seorang pelayan, jika putri Aurora menghilang siang tadi dan sampai saat ini belum ditemukan"

"Jangan sembarangan selir Lin" sanggah selir Jiu

"Aku tidak sembarangan. Begitu aku mendengar berita itu, aku langsung mengutus pelayanku untuk mencari tau dan rupanya itu benar"

"Lalu kenapa istana tampak tenang? Apa yang mulia kaisar tidak melakukan tindakan apapun?"

"Rumor yang beredar, yang mulia kaisar mengutus panglima perang Ryon untuk mencari beliau"

"Ekhem"

Tengah asyik-asyiknya bercerita, tiba-tiba saja ketiga selir tersebut mendengar deheman. Tidak terlalu keras namun cukup untuk mengalihkan perhatian mereka. Dengan kompak, tiga selir tersebut lantas memberikan salam setelah mengetahui yang datang adalah Qian Li.

"Tanpa ku beritahu, sepertinya kalian sudah mendengar berita tentang putri Aurora" kata Qian Li setelah dirinya mengambil tempat duduk.

"Benar jie-jie, kami baru saja mendengar beritanya dari selir Lin. Saya hampir tidak percaya karena istana cukup tenang" jawab selir Hana

"Menurut kalian, bagaimana jadinya jika yang mulia kaisar menyebarkan berita tersebut?"

"Istana pasti akan sangat geger dan menjadi kacau meskipun bukan kekacauan yang besar"

"Masyarakat pun mungkin akan meragukan keamanan yang dimiliki istana ini"

"Dan lebih parahnya bisa saja hal ini akan dimanfaatkan oleh musuh untuk melemahkan kepemimpinan yang mulia kaisar. Apakah itu adalah alasannya jie-jie?"

Selir lin, selir Hana dan selir Jiu saling menyahut untuk memberikan jawaban membuat Qian Li tersenyum simpul. Tidak salah ketiga wanita di depannya ini terpilih sebagai selir istana karena begitu cerdas dalam menebak situasi tanpa dirinya harus bersusah payah menjelaskan semuanya dengan gamblang.

"Tepat sekali. Itulah mengapa yang mulia kaisar menyembunyikan hal ini dan bergerak dengan diam. Bahkan para mentripun tidak ada yang mengetahuinya"

"Apa yang bisa kami bantu jie-jie? Meskipun mungkin kedudukan dan dukungan klan kami lebih lemah, apapun itu kami akan coba membantu"

"Terimakasih atas perhatian kalian. Namun aku sendiripun diperintahkan untuk diam saja oleh yang mulia kaisar"

"Astaga, bagaimana mungkin beliau melakukan hal itu? Tidak dapat dipercaya. Lagipula apa salahnya bukan jika kita hendak membantu? Apa karena kita wanita begitu? Dasar tidak punya perasaan" keluh selir Lin

Begitulah selir Lin dengan perkataan yang blak-blakan dan apa adanya. Namun Qian Li suka itu, daripada seseorang bertutur lembut namun menyesatkan akan lebih baik jika berbicara terus terang meskipun tentu saja mungkin akan menyakitkan. Sementara untuk selir Hana dan selir Jiu sendiri, keduanya cenderung lebih diam meskipun terkadang di satu kesempatan, selir Jiu tambak lebih ceria diantara mereka bertiga.

"Kalian tidak perlu khawatir, sebisa mungkin aku akan mengurusnya....berdiam diri tanpa melakukan apapun, itu bukanlah gayaku" kata Qian Li mengerlingkan matanya

"Sesuai dugaan, anda memang yang terbaik jie-jie. Jika ada apapun itu, mohon beritahu kami" pesan selir Jiu yang diangguki saja oleh Qian Li agar ketiganya merasa puas.
___________________

Hay-hay readers gimana hari kalian? Semoga berjalan lancar dan sehat selalu di manapun kalian berada. Terus semangat menjalani hari❤❤❤
Happy reading, dan tunggu next nya ya

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang