11

15 3 0
                                    

Bagaimanapun buatlah dirimu bahagia
Karena kebahagiaan sejatinya berasal dari dirimu sendiri

____________

Seperti rencana sebelumnya, setelah siap dan usai berganti pakaian dengan yang lebih sederhana, Qian Li bersama dayangnya Ling-ling mengendap-endap berusaha melewati gerbang belakang istana yang di jaga oleh 2 prajurit. Setelah merasa ada kesempatan, dengan cepat Qian Li menggeret tangan pelayanan agar kedua prajurit penjaga tersebut tidak menyadari kehadiran keduanya.

"Huhh...akhirnya"

"Hah..hah...yang mulia..jantung saya, terasa akan melompat dari tempatnya" keluh pelayan Ling-ling yang membuat tawa Qian Li pecah seketika

"Kenapa anda tertawa yang mulia? Apakah ada yang lucu?"

"Ah..tidak..tidak. Lupakan saja Ling-ling"

"Anda sangat berani yang mulia. Bagaimana jika yang mulia permaisuri mengetahui?"

"Jangan khawatirkan apa yang belum terjadi Ling-ling. Selagi yang mulia kaisar dan putra mahkota tidak ada, tidak akan menjadi masalah besar"

"Terserah anda yang mulia" kata pelayan Ling-ling yang entah di dengar oleh Qian Li atau tidak karena putri mahkota tersebut telah meninggalkan dirinya.

Tak lama keduanya berjalan, mereka telah sampai di sebuah pedesaan yang memang cukup dekat dengan istana. Qian Li tak mengenali orang-orang desa tersebut karena memang itu bukanlah desa tempat tinggalnya. Untuk sampai di desanya Qian Li harus melewati desa ini terlebih dahulu, lantas terdapat pasar yang cukup luas dan ramai. Barulah setelahnya desa tempat tinggalnya berada. Cukup jauh memang.

"Yang mulia putri mahkota, apa anda akan pulang sebentar ke kediaman anda?" tanya pelayan Ling-ling

"Tidak"

"La...lalu kenapa, anda keluar dari istana?"

"Tentu saja karena aku bosan terus berada di istana"

"Lalu kita hendak kemana?"

"Hanya berjalan-jalan saja. Nanti kalau sempat kita ke pasar"

"Astagaa..." kata pelayan Ling-ling menepuk jidatnya. Dirinya sungguh benar-benar tak paham dengan jalan pikiran junjunganya ini yang sungguh ajaib.

"Apa anda tidak ingin mampir di kediaman anda putri mahkota?" lanjut Ling-ling

"Tentu saja aku ingin. Tapi ibundaku pasti akan bertanya ini itu"

"Kau berani-beraninya mencuri di tempatku!" triak seseorang yang membuat Qian Li dan juga pelayan Ling-ling terkejut 

Seketika, banyak orang-orang yang berkerumun untuk melihat kejadian tersebut yang rupanya seorang bangsawan  tengah memarahi salah seorang budak wanitanya yang dari perkataan sang bangsawan, budak tersebut telah mencuri di kediamanya

"Tidak tuan, sungguh saya tidak mencuri"

"Sudah pintar berbohong kau rupanya!" kata bangsawan tersebut bersamaan dengan ayunan tangan hendak menampar  budaknya namun di cekal oleh seseorang.

"Semarah apapun dirimu, tetap saja tak pantas kau menggunakan kekerasan" kata Qian Li menahan geram dengan tindakan si bangsawan. Ya Qian Li lah yang mencekal tangan bangsawan tadi.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang