19

8 1 0
                                    

Tersadar dari lamunan dan kehampaan,
Hanya kaulah sang pujaan

___________

Dalam gelapnya malam, pangeran Huwen melangkahkan kakinya dengan pelan menapaki jalan yang sempit dan lumayan terjal untuk mengikuti seseorang yang berada di depannya. Ya dirinya memang sengaja membiarkan penyusup tadi untuk menguntit berharap dirinya akan mengetahui siapa dalang dibaliknya. Pangeran Huwen akui dirinya bodoh karena tergesa dalam mengambil keputusan terlebih dirinya hanya seorang diri tanpa ditemani pengawal satupun. Namun dalam fikiranya, mungkin hanya inilah kesempatan yang dirinya punya karna meskipun saat ini hanya sekedar penyusupan dan untunglah ketahuan olehnya, tidak menutup kemungkinan bahwa dilain waktu yang akan datang hal sekecil apapun dapat mengancam istana.

Selang beberapa lama berjalan, pria di depanya kini tampak seperti tampak mengedarkan pandangan ke sekelilingnya lantas duduk dengan gelisah tampak sedang menunggu seseorang. Sementara pangeran Huwen yang sedari tadi terus mengamati dari jarak aman sambil melepas penat, dibuat sedikit terkejut dengan kedatangan seorang pria bertubuh gagah yang menghampiri si penyusup. Sepertinya orang inilah dalangnya melihat bagaimana penyusup tadi begitu menghormati orang yang baru datang tersebut. Sayangnya pangeran Huwen tidak bisa mengetahui siapa orang tersebut karena terhalang penutup wajah yang di pakainya.

"Sial, orang itu menggunakan penutup wajah sehingga aku tak bisa mengetahui siapa dia sebenarnya" runtuk pangeran Huwen begitu sangat kesal

Entah apa yang keduanya bicarakan, pangeran Huwen tidak dapat mendengarnya karena terhalang oleh jarak. Dengan begitu sabar, dirinya tetap mengawasi sampai tak sadar si penyusup dan orang yang di temuinya itu berpisah. Karena tak ingin kehilangan jejak, usai kedua orang di depannya itu dirasa telah berpisah cukup jauh, pangeran Huwen bergegas mengikuti si penyusup dan saat targetnya lengah dirinya segera memukul tengkuknya sehingga membuat si penyusup tersebut tak sadarkan diri. Dan dengan susah payah, pangeran Huwen membawanya kesuatu tempat. Untuk hal ini sepertinya dirinya punya rencana yang semoga saja akan berhasil.

Begitu sampai, pangeran Huwen di sambut wajah kebingungan oleh pria berwajah manis dan berbadan tegap. Ia adalah Shou, salah satu kawan karib pangeran Huwen dari saat dulu berada di pangkalan militer pada masa pelatihan sampai sekarang. Shou juga adalah orang yang baik dan dapat dipercaya sehingga dirinya tak khawatir ataupun sungkan meminta bantuanya.

"Pangeran, ada apa ini? Siapa dia pangeran? Dan kenapa anda malah meminta bertemu di gudang seperti ini?" cecar Shou

"Pelan-pelan Shou, tidakkah kau lihat aku kelelahan? Setidaknya biarkan aku duduk terlebih dahulu" jawab pangeran Huwen sembari merebahkan tubuh si penyusup di tanah.

"Perlu anda ingat, disini tidak ada kursi yang mulia" cibir Shou

"Aih....tidak ada kursi di tanah pun jadi. Ahh, bisa tolong ambilkan aku minum? Aku sangat haus kau tau"

"Dasar menyusahkan!"

"Kau bilang apa tadi?"

"Tidak, memangnya aku bilang apa? Tunggulah disini aku akan mengambilkan minum untukmu" kata Shou berlalu

"Senangnya bisa mengerjai Shou" gumam pangeran Huwen terkekeh begitu sosok Shou menghilang.

"Jadi? Bisa kau jelaskan padaku semuanya sekarang pangeran?" tekan Shou

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang