"Gee pelan-pelan ih, mau kemana sih." Gerutu Shani karena sedari tadi Gracia menarik nya dan terburu-buru.
"Eli sakit." Gracia berhenti sejenak dan menatap Shani intens.
"Ga peduli." Jawab Shani ketus sekaligus menghempaskan tangan Gracia yang sedari tadi menggenggam tangan nya.
"Ci?." Sungguh Gracia tidak pernah berpikir jika tanggapan Shani seperti itu. Ia sangat tau jika Shani sangat peduli dengan Eli. Sama seperti dirinya. Tapi saat ini yang ia lihat seperti bukan Shani yang ia kenal.
"Dia aja ga peduli sama gue! Ga ada sebab tiba-tiba dia ngejauh, bahkan lo juga ngerasa kan?! Lo juga kesel kan sama dia?! Kenapa sekarang malah peduli?! Lo tau banget kan dia sekarang gimana?! Terus sekarang dia sakit gue harus apa hah?!." Shani meluapkan emosinya saat itu juga.
Selama ini ia selalu menahan kekesalan nya. Ia selalu berusaha bersabar. Tetapi saat ini ia benar-benar sudah tidak bisa menahan itu semua.
"Capek, mau pulang." Ucap Shani pelan.
"Ga bisa. Lo harus tetep ikut gue!." Ucap Gracia kembali menarik Shani kembali.
"Apa sih, gue ga mau ya. Lepas!." Berontak Shani tapi tidak di hiraukan oleh Gracia.
"Shani! Ikutin kata gue! Dan satu lagi. Gue ga mau lo nyesel nanti." Bentak Gracia, ia juga terbawa emosi.
"Gue ga peduli Gracia! Apalagi kalo masalah sama dia gue udah ga peduli! Lepasan tangan gue." Shani juga tak kalah emosi. Ia menghempaskan tangan Gracia dan meninggalkan Gracia begitu saja.
"Kalo lo ga peduli sebagai teman tapi lo harus peduli sebagai kapten." Ucapan Gracia menghentikan langkah Shani. Shani menatap tajam Gracia.
"Jangan sangkut pautin sama jabatan gue sekarang." Ucap Shani tajam.
Suasana sangat panas sekarang, kedua sahabat itu saling menatap tajam. Tidak ada yang membayangkan bahwa mereka sampai bertengkar seperti ini, bahkan kedua pun juga tidak menyangka bisa bertengkar seperti ini.
"Gue mohon, gue sayang sama lo sama Eli. Plis ikutin kata gue sekali ini aja." Ucap Gracia sendu. Ia sudah tidak tau harus berbuat apa lagi, ia tidak ingin bertengkar seperti ini.
"Ikut gue, di jalan gue bakal ceritain semuanya." Lanjut gracia meyakinkan Shani.
*****
Saat ini Gracia dan Shani di mobil yang melaju tenang melewati jalan yang sudah larut malam ini. Suasana di dalam mobil sangat hening. Tidak percakapan apapun. Mereka masih terhanyut dengan pikiran masing-masing.
"Jelasin semua nya." Ucap Shani memecahkan keheningan. Bohong jika ia tidak penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
Gracia menatap Shani yang juga menatap dirinya. Gracia menghela napas dan menceritakan dari awal....
Flashback On
"Maap ci gre aku ga sengaja." Ucap seseorang setelah tidak sengaja menabrak dirinya.
"Iya gapapa." Jawab Gracia singkat dan melihat jika orang itu adalah Eli salah satu member yang akhir-akhir ini ia hindari.
Saat Eli hendak berjalan lagi, Gracia menahan Eli. Ia menatap Eli sangat intens.
Saat ini wajah Eli sangat pucat, keringat dingin membasahi wajahnya. Nafasnya tidak teratur. Siapapun yang melihat nya pasti mengetahui jika dirinya sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa?." Ucap Gracia khawatir. Memang ia sedang menghindari seseorang yang berada di hadapan nya ini. Tapi ia juga tetap peduli dengan nya.
Bukan menjawab pertanyaan Gracia, Eli malah menggenggam tangan Gracia kuat.
"Sakit." Rintih Eli yang membuat Gracia semakin panik.
Gracia ingin meminta tolong, tetapi tidak bisa karena saat ini mereka berada di lorong yang jarang orang lewati, terlebih sebagian member dan staff sudah pulang.
Hiks
Hiks
"Eli jangan kaya gini dong." Gracia menangis karena saat ini Eli sudah tidak sadarkan diri. Ia menggenggam tangan Eli yang terasa dingin. Ia sangat takut karena tidak tau harus berbuat apa.
"Eli!." Teriak Gita dan Dey member JKT48 dan di susul 3 staff yang menghampiri Gracia dan Eli.
Gracia tidak mengerti dengan situasi saat ini. Ia hanya melihat 3 Staff mengangkat tubuh Eli yang tak sdarkan diri di bawa pergi, di susul gita yang sudah berlari entah kemana.
"Dey jelasin dulu itu Eli kenapa." Ucap Gracia menahan Dey yang tadi ingin pergi.
"Hmm.. sebenernya ini ga ada yang tau selain pihak management. Aku, Gita, Muthe juga baru tau akhir-akhir ini." Dey menghela napas pelan dan menatap sendu Gracia.
"Sebenernya Eli punya panic attack udah lama bahkan sering kambuh sampe kaya tadi karena emang udah parah, dia juga 2 bulan ini tangan nya selalu sakit bahkan sampe ga bisa di gerakin. Apalagi dia paksa buat perform." Sambung Dey menjelaskan pada Gracia.
"Kenapa kita ga ada yang di kasih tau?." Gracia merasa kecewa karena hal penting seperti ini ia tidak di beritahu.
"Maaf. Ini permintaan Eli langsung, dia ga mau member tau kalo dia sakit kaya gitu. Eli ga mau member khawatir sama dia. Tau sendiri kan dia selalu mau jadi salah satu mood booster member. Dia mau member bahagia karena dia bukan sedih karena dia. Tapi jangan khawatir ya, Eli pasti baik-baik aja." Dey meyakinkan Gracia yang terlihat murung.
"Apa itu juga alesan kenapa dia ngejauh?." Tanya Gracia.
"Aku ga tau deh. Kalo itu mending tanya langsung ke Eli nya hehe." Jawab Dey karena tidak ingin ikut campur.
Setelah mendengar penjelasan dari Dey, sekarang Gracia mengerti dan mencari Shani untuk menjelaskan semuanya.
Flashback Off
"Pak tolong lebih cepet ya pak." Ucap Shani.
Saat mendengar penjelasan dari Gracia. Shani sangat khawatir dengan Eli, ia bahkan melupakan kekesalan yang ia luapkan semuanya itu. Seperti hilang begitu saja. Yang ada di pikiran Shani saat ini hanya bertemu Eli.
Udah ah ngantuk, maap ya kalo aneh sama typo dimana². Ini tanpa ide, kaya ngalir aja walaupun ngalor ngidul gitu, terus ngetik pas lagi ngantuk²nya + Tanpa revisi langsung up🥱
To Be Continue.....
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF#3] mood booster (On Going)
FanfictionDengan energi kegembiraan ku, aku akan menghangatkan suasana. Halo halo aku Ceu Eli.