=GIGOLO=
masih di rumah ini, di rumah milik Jeno. Jaehyun diam tergugu diatas ranjang empuk yang sudah pernah ia rasakan, namun tak pernah ia bayangkan jika dirinya akan berada dan menjajal langsung hunian impiannya, tak banyak orang memiliki takdir seperti ini, namun sialnya justru pria brengsek itu memiliki segalanya.
setelah keributan kecil itu, Jeno memilih untuk menyudahi argumen mereka, lelaki itu mengerti jika kondisi Jaehyun masih belum pulih seratus persen, menambah buruk jika sampai tingkat emosi Jaehyun meninggi.
Jeno tak sejahat itu membuat Jaehyun terluka. memilih keluar dari kamar meninggalkan Jaehyun sendiri kembali.
di rasakannya, permukaan perut yang masih rata itu, Jaehyun sudah mengetahuinya lebih awal, sesuatu hal yang tidak pernah ia duga, jelas saat itu Jaehyun terkejut rasa tidak percaya mendominasi. seperti terhanyut dalam mimpi buruk yang tidak bisa ia hentikan.
menyesal sudah pasti, tapi dia bingung langkah apa yang harus diambil.
menggugurkannya atau membiarkan tumbuh, walau dalam hatinya Jaehyun tidak pernah menerima hal ini, ia merasa bahwa dia tidak memiliki rasa apapun dengan mahluk kecil tak berdosa itu. tak peduli nanti jika bayi ini lahir, Jaehyun akan menyerahkan dengan senang kepada Jeno, biar saja laki laki itu yang merawatnya setelah itu, ia akan kembali bebas tanpa beban yang membuatnya sulit.
untuk saat ini, ia nikmati dulu kehidupannya selagi masih ada yang mau memberikan kehidupan se enak ini, bayi ini benar benar membawa berkah untuknya, Jaehyun tidak perlu susah susah untuk hidup di jalanan dengan keadaan menjijikan seperti ini nanti.
sudah ada lelaki kaya yang akan bertanggung jawab untuk kedepannya nanti.
"gue harap, lo bisa kasih keuntungan lebih" gumam Jaehyun. menepuk perutnya, setiap perbuatan pasti ada imbal baliknya, dia sudah merelakan perutnya diisi oleh mahluk sialan itu selama beberapa bulan kedepan, jadi sebagai imbalannya, bayi ini akan memberikannya nikmat duniawi merasakan yang namanya memiliki segalanya.
=GIGOLO=
Jeno baru kembali dari tempatnya bekerja, pria itu segera menghampiri sang pemilik kamar tamu yang kini tengah berbaring dengan keadaan resah, dengan rasa tubuh tak enak.
pusing melanda, rasa mual pun menyerang, sedari tadi kembali turun dan naik keatas kasur, untuk mengeluarkan sesuatu yang bergejolak di perutnya, terasa lesu ketika semua makanan yang ia telan kini terkuras.
namun satu jam telah berlalu, keadaannya tak seburuk tadi, kini ia bisa untuk memejamkan mata walau tubuhnya terasa tak nyaman.
Jeno mendekat, lelaki itu telah mengetahui apa yang terjadi pada Jaehyun seharian ini.
katanya itu hal wajar, namun di satu sisi juga Jeno memiliki secercah rasa khawatir, apa mungkin ikatan batin diantara mereka sudah mulai terhubung.
tak peduli apa itu, Jeno mendekati ranjang lalu memeriksa, pria yang meringkuk tersebut. lelaki itu merunduk mencoba untuk menatap lebih lamat rupa yang kini bertambah pucat dengan dahi mengerut.
tangannya ia usapkan pada surai coklat itu dengan hati hati, Jeno menyentuhnya dengan lembut, bagaimana ia bisa meredakan rasa sakitnya jika saja Jeno tak tahu apa yang Jaehyun rasakan saat ini.
pria dalam tidurnya yang tak lelap itu sedikit tersentak kaget ketika ia membuka kelopak mata dan menemukan sosok pria lain tengah menyentuh rambutnya, Jeno tersenyum tipis.
"maaf ganggu" ujar Jeno pelan, Jaehyun mengerjap sebentar, menetralkan dirinya yang masih berada di rasa kantuk yang tak reda namun sulit untuk ia pejamkan mata.
"saya dengar kamu mual mual seharian ini? perut kamu harus diisi makanan lagi, kan?" tanya Jeno, Jaehyun terdiam, pria itu segera merubah posisinya menjadi duduk, dan menggeleng pelan. Jaehyun tak mau menerima makanan yang masuk kedalam mulutnya, jika sudah tertelan ya pasti akan di muntahkan kembali.
aroma aroma yang tidak bersahabat untuk nya tercium sangat sensitif, sehingga membuat Jaehyun lemas.
"kenapa, hm?" Jeno akhirnya mendudukan diri di sisi tempat tidur yang kosong "kamu mau apa? biar saya belikan" namun Jaehyun tetap menggeleng.
"gue ga mau makan" balasnya.
alis Jeno bertaut "kalo kamu gak mau makan, perut kamu kosong. nanti kamu tambah lemas"
Jaehyun berdecak pelan "gue gak mau makan! lagian kalo gue makan juga percuma, muntah lagi!" tegasnya, Jaehyun menghela nafas kasar, keadaanya sungguh merugikan.
rasa nya ia ingin mencekik diri sendiri, menghilangkan rasa sakit ini sesegera mungkin, Jaehyun tidak tahan.
mata Jaehyun membola, pria Februari itu memegang perutnya sambil menutup mulut, turun dari ranjang dengan terburu dan berlari masuk kedalam kamar mandi, pintu kamar mandi sampai Jaehyun dorong kasar akibat perut yang bergejolak tiba tiba.
di kasur, Jeno menoleh menatap pintu kamar mandi yang terbuka, terdengar suara Jaehyun tengah mencoba untuk mengeluarkan isi perutnya.
walau Jeno yakin, tidak akan ada yang keluar karna pasti Jaehyun sudah memuntahkan makanannya sejak tadi, pria April itu menghela nafas pelan dan bangkit, menghampiri Jaehyun.
melihat Jaehyun berpegangan erat pada sisi wastafel dengan bibir basah dan wajah pucat, Jaehyun mengusap bibirnya dan mencuci wajah, melihat dari pantulan cermin. Jeno berdiri di belakangnya dengan raut wajah yang benar benar khawatir.
=GIGOLO=
KAMU SEDANG MEMBACA
GIGOLO [Nohyun]
Fanfiction[homo][m-preg][mature 21+] pairing Jeno x Jaehyun Lee Jeno Jung Jaehyun Jeno Dom!Top Jaehyun Dom!Sub