=GIGOLO=
samar terdengar beberapa orang berbicara, namun ia hanya bisa mendengarkannya dengan tidak jelas, seluruhnya terasa gelap. matanya bahkan tak terbuka, namun pria yang kini berada di atas ranjang dengan infusan yang tertancap di tangannya, merintih pelan.
bibirnya berujar lirih, perlahan lahan kelopak mata itu terbuka, dahinya berkerut belum terbiasa dengan sinar lampu yang begitu terang.
"Pak— pak. dia udah bangun!" lagi, lagi suara seseorang bergema di indera pendengarannya, dengan sedikit berteriak dan melangkah keluar dari ruangan.
lalu tak lama terdengar langkah kaki yang terburu buru memasuki ruangan, dengan wajah cemas menghampiri ranjang yang terisi oleh seorang pria berkulit putih pucat.
"kamu udah sadar?" pria itu mengerjap pelan, membiasakan silau lampu yang kini sudah tak membuat matanya terpejam kembali, bisikan itu terdengar di telinganya.
Jaehyun menoleh, mendapati orang yang tidak ingin ia temui justru berada di dalam ruangan yang sama dengannya, Jaehyun menghela nafas pelan, dan mencoba bangun namun ia tak bisa, tubuhnya lemas di tambah alat infus yang menyakiti tangannya membuat Jaehyun sulit bangun.
melihat Jaehyun yang sedikit memberontak, Jeno menahan pelan lengan Jaehyun "kamu mau kemana? jangan banyak gerak. istirahat aja" Jaehyun membuang wajah kearah lain.
tidak usah berlaku sok baik kepadanya, Jaehyun tidak butuh rasa kasihan.
Jeno hanya menatap pria itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan, Jeno tau jika lelaki tersebut yang sudah menjadi korban kebejatannya, haruskah ia mengatakannya sekarang, jika dirinya siap untuk menerima konsekuensi apapun.
perminta maafan bukanlah hal yang bisa pria itu terima dengan lapang dada, tidak ada orang yang mau menjadi korban sex, walau pun dia pria sekalipun, pada hakikatnya perempuan dan laki laki memiliki kesetaraan hak.
Jeno pikir, dia telah membuat lelaki itu trauma dan menyimpan dendam. lantas Jeno harus apa?
dirinya saat itu juga dalam pengaruh alkohol, mungkin Jaehyun saat itu telah memberikan perlawanan, namun Jeno dalam kondisi bugar dan tak terkendali, tidak mungkin semudah itu lepas dari cengkraman Jeno.
Jeno mengusap wajahnya, sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat, Jaehyun— nama lelaki itu. masih membutuhkan waktu istirahat yang cukup, jadi Jeno memilih untuk mengatakannya ketika Jaehyun sudah dalam kondisi yang lebih baik.
pria itu tersenyum tipis "kalau gitu, selamat beristirahat, saya keluar dulu" Jeno memilih keluar dan membiarkan Jaehyun beristirahat, Jaehyun yang tadi memejamkan mata membuka kembali kelopak matanya, pria itu mengintip, mendengar pintu kamar yang di tutup.
Jaehyun meneguk pelan liurnya, tenggorokannya terasa kering, menatap dalam diam ruangan yang ia tempati, Jaehyun mengepalkan tangannya dan mendesah lirih.
lelaki Februari itu meremas perutnya, dan memukulnya pelan. kenapa harus pria itu yang membantunya.
Jaehyun tidak mau.
=GIGOLO=
dokter tersenyum, pria paruh baya itu menepuk pundak Jeno merasa bangga jika Jeno, telah membantu seseorang yang kesulitan bahkan pria itu memfasilitasi orang asing yang bahkan tidak ada hubungan darah diantara mereka.
"untungnya, kondisinya kembali stabil. anda hebat tuan."
Jeno membalas senyuman dokter Theo. dokter yang lumayan lama mengabdi kepadanya dan keluarganya, dokter Theo bisa di sebut dokter pribadi mereka, jadi tak heran Jeno begitu mempercayai dokter tersebut.
"tapi—
alis Jeno mengerut. mendengar kalimat Theo yang menggantung.
—saya benar benar terkejut saat mengetahui keadaannya."
"kondisi yang buruk, di tambah asupan yang tidak terlalu baik, bisa saja membuat mahluk kecil itu terancam, usia janin nya masih muda" ujar Theo.
"di usia janin semuda itu, rawan. maaf— keguguran"
Jeno menelan salivanya, dan menatap dokter Theo tanpa mengatakan apa apa, Jeno juga sama kagetnya mendengarkan hal yang di sampaikan oleh dokter Theo tentang kondisi Jaehyun yang sebenarnya.
lagi lagi Dokter Theo menjabat tangannya "kalau ada apa apa, bisa hubungi saya Tuan." Jeno mengulas senyum, dan membalas jabatan tangan dokter tersebut "terimakasih, dok. saya pasti akan menghubungi dokter jika ada kendala"
dokter Theo, melepaskan jabatan tangannya "tuan, saya permisi untuk pergi. jangan khawatir resep dan obat obatan sudah saya serahkan kepada maid anda"
Jeno mengangguk "mari saya antar" Jeno mempersilahkan yang lebih tua untuk berjalan lebih dulu setelah itu mereka berdua berjalan menuju pintu depan, Jeno mengantarkan dokter Theo yang akan segera pulang hingga pria paruh tersebut masuk kedalam mobil.
hari yang melelahkan.
tubuhnya terasa sakit semua, karna jadwal yang padat dan memusingkan.
=GIGOLO=

KAMU SEDANG MEMBACA
GIGOLO [Nohyun]
Fanfiction[homo][m-preg][mature 21+] pairing Jeno x Jaehyun Lee Jeno Jung Jaehyun Jeno Dom!Top Jaehyun Dom!Sub