=GIGOLO=
jam menunjukkan pukul 2 malam, Jaehyun terbangun dari tidurnya sambil mengusak usak kedua mata, merubah posisi yang awalnya bersembunyi dalam selimut kini duduk bersandar pada punggung kasur, tenggorokannya terasa kering.
menyibak selimut yang menenggelamkan tubuhnya, Jaehyun turun dari kasur berjalan dengan mata mengantuk, ruang kamar yang gelap membuatnya berjalan dengan hati hati.
mencoba meraih dan meraba gagang pintu, lalu membukanya, di luar lampu terang benderang tidak seperti kamarnya, walau sudah sepi tidak terlalu banyak aktivitas orang orang di rumah ini seperti siang tadi, semuanya sudah terlelap kecuali para penjaga yang berjaga di luar, mereka bergantian menjaga rumah besar ini.
bukan terlalu overprotektif namun, sering kali banyak oknum yang ingin menjatuhkan Jeno hanya karena persaingan bisnis mereka, menggunakan cara cara yang kotor. Jeno tidak mau jika ada yang terluka hanya karena pekerjaannya, orang orang terlalu serakah berlomba lomba untuk melengserkan jabatannya.
bukan hal mudah untuk seorang Lee Jeno— merintis usahanya, jatuh bangun dirasakan namun semudah itu orang orang ingin merebutnya.
"tuan—
seorang pelayan berlari kecil, menghampiri Jaehyun yang baru saja keluar dari kamarnya "tuan, mau apa? kenapa keluar dari kamar" tanyanya.
Jaehyun menoleh "gue haus, mau minum. kalau gue gak keluar terus gue harus diem di kamar kehausan, gitu?" ujarnya, wanita itu menghela nafas pelan, dan membantu tuan mudanya berjalan menuju dapur, walau Jaehyun menolak untuk di bantu berjalan, karena kedua kakinya masih normal dan tidak harus dibantu.
•
setelah membasahi tenggorokan, Jaehyun memilih untuk sejenak menetap di pantry, duduk diam di dekat meja bar, sembari meneguk sedikit coklat hangat yang di buatkan untuknya.
rasa kantuknya perlahan lahan hampir hilang, walau jam masih menunjukkan pukul setengah tiga pagi, bahkan para pelayan belum juga berkumpul untuk bekerja, namun Jaehyun sudah lebih dulu duduk disini.
"tuan, mau minum di kamar saja?"
lamunan Jaehyun buyar, lelaki Februari itu menggelengkan kepalanya.
omong omong kenapa hari ini seperti ada yang kurang, Jaehyun tidak mengerti dengan suasana yang ada, ia merasa ada yang berbeda.
namun semuanya terlihat normal dan tetap berlaku seperti itu, si pemilik dimple hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata, meneguk coklat hangat yang sisa setengah, perutnya terasa begah, menginjak usia kandungan yang akan memasuki bulan ketiga.
pada bulan ini, mood Jaehyun semakin naik turun bak roller coaster, Jaehyun sendiri pun tidak mengerti ia merasa semua yang sedikit menganggunya benar benar membuat suasana hati terganggu, ia kelelahan, pening dan mual yang masih berlanjut.
"tuan, hari ini ada cek sama dokter. tapi tuan besar tidak bisa hadir, gak apa apa kan?"
Jeno.
Jaehyun menyadari sesuatu yang sedari tadi ia pikirkan, ternyata keberadaan pria April itu yang entah ada dimana, sedari Jeno pergi tadi pagi hingga sekarang, Jeno tidak memunculkan diri.
biasanya ketika ia bangun, ia selalu kedapatan sosok Jeno yang tengah tertidur di sofa, dengan keadaan yang benar benar kelelahan, Jeno selalu terbangun jika mendengar pergerakan dari Jaehyun namun tidak jarang pria itu tak membuka matanya sangking lelah, sampai sampai mendengar suara bising pun Jeno tidak dengar.
"dia kemana?" sebenarnya Jaehyun tidak perlu menanyakan hal ini, namun karena spontan terlontar, sudah terlanjur mengatakan jadi Jaehyun tidak menarik kembali kata katanya.
"tuan besar, mendadak harus pergi ke luar kota selama 3 hari, jadwal dari Galen, tuan besar akan menginap karena urusan yang membuat tuan menetap" jelasnya, semua orang di rumah mengetahui seluruh jadwal Jeno, namun kenapa dia baru mengetahuinya sekarang, sedari sore tadi mereka diam diam saja, apa mungkin Jeno mengabari malam malam saat ia terlelap.
tetapi setidaknya, pergunakan ponsel pria itu untuk sekedar menghubunginya, mengirimkan pesan, atau semacamnya, Jaehyun sudah memiliki alat itu. tapi tidak ada satu pun pesan dari Jeno, terakhir pesan dari pria itu dua hari yang lalu, dan Jaehyun hanya membacanya.
=GIGOLO=
"suhu tubuhnya, masih tinggi tuan. tapi dokter sudah memberi vitamin."
Jaehyun terbaring lemas di kasurnya, merasa seluruh tubuhnya hangat, pria itu mengeratkan selimutnya, walau dokter sudah menyarankan jangan bergelung dengan selimut yang terlalu tebal.
"jangan biarin dia lewat makan, kalo dia nolak kasih aja gak apa apa, dibanding perutnya kosong"
ucap seseorang di sebrang sana.
mendengar bahwa Jaehyun jatuh sakit, yang awalnya ponsel tidak di aktifkan kini harus aktif setiap saat,
"maaf lancang tuan, tuan akan pulang kesini 3 hari lagi?"
"ya, kenapa?"
wanita itu menggeleng gelengkan kepalanya, dia ingin memberitahu namun sepertinya Jeno memiliki kesibukan yang lebih penting, disana Jeno mengerutkan dahi bingung, tidak ada jawaban dari sang pelayan, Jeno pikir ada sesuatu yang ingin pelayannya ucapkan.
"halo.."
"kenapa?"
Jeno di sebrang sana bertanya.
namun wanita yang di pekerjakan sebagian pelayannya justru tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.
"ada apa? kamu mau ngomongin sesuatu?"
"hallo, Anne. kamu masih disana kan?"
"ah iya tuan, tidak apa apa, tidak jadi. semuanya akan di urus setelah ini, tuan Jaehyun baru saja tidur"
"nanti kalau ada apa apa, saya akan segera menghubungi tuan."
terdengar helaan nafas di sebrang sana, setelah membicarakan hal hal yang sudah tidak terlalu penting, sambungan telephone di putus.
wanita paruh baya itu, segera keluar dari kamar Jaehyun, membiarkan Jaehyun beristirahat.
pintu di tutup perlahan lahan, agar tidak menganggu tidur Jaehyun yang tak lelap, atau mungkin Jaehyun sama sekali tidak bisa untuk tidur, ia tidak bisa untuk memejamkan mata.
kini si Februari mengintip, dari balik selimutnya, lalu mencoba untuk duduk dengan susah payah.
ia mendengar jelas pembicaraan, Anne dengan Jeno tadi,
Jeno tidak bisa pulang, walau pria itu tau jika ia sakit disini, biasanya Jeno akan buru buru pulang ketika di beritahu bahwa dirinya sedang sakit atau menginginkan sesuatu tapi terdengar dari nadanya saja sudah tidak mengenakkan.
apa Jeno masih kesal, sehingga pria itu bersikap seolah olah tidak peduli, Jaehyun mengerenyit, sambil berdecih.
pria baperan, yang mudah sekali marah. hanya masalah sepele saja, Jeno semarah itu.
=GIGOLO=

KAMU SEDANG MEMBACA
GIGOLO [Nohyun]
Fanfic[homo][m-preg][mature 21+] pairing Jeno x Jaehyun Lee Jeno Jung Jaehyun Jeno Dom!Top Jaehyun Dom!Sub