NEW.
~•••~
KETIGA anak laki-laki berbeda usia, nampak saling melempar senyum miring. Mengangkat wajah dengan begitu angkuh. Masing-masing merasa diri pasti akan menang hari ini.
Ditangan mereka ada sebuah paper bag yang entah apa isinya.
"Selamat pagi, Taeyong ssaem."
Hingga saat suara itu terdengar, senyum miring ketiganya langsung berganti menjadi seringai lebar. Dalam hitungan detik sudah berlari kearah seorang lelaki cantik yang baru saja memasuki area koridor Sekolah.
"Aku duluan!" Yang lebih muda berada paling depan, menoleh kebelakang dan menjulurkan lidah dengan raut penuh kemenangan.
Sudah tentu ia yang menang hari ini.
Dua anak laki-laki lainnya lantas menggeram kesal dan semakin mempercepat lari.
"Pagi Ssaem!"
"Astaga Tuhan!"
Lelaki cantik yang sedang melangkah santai itu sontak terkejut dengan sapaan tiba-tiba. Ia menoleh, mendapati seorang murid kelas 10 yang telah ia hafal wajahnya.
Si murid memasang cengiran. "Aku membawakan bekal untukmu ssaem. Buatanku sendiri."
Murid kelas 10 itu, bernama Jung Sungchan.
Sang guru nampak mengerjapkan mata beberapa kali. Membuatnya merasa sangat gemas ingin memeluk. Tapi ia menahan diri sampai gurunya tersebut menerima paper bag yang ia beri.
"Terima ka–"
"Terima punyaku juga ssaem!"
"Aku juga!"
Oh Godness. Apakah pagi sang guru akan selalu seperti ini sampai hari seterusnya?
Bukannya tak suka, hanya saja rasanya seperti menyusahkan murid sendiri meski tak sama sekali meminta.
Lee Taeyong menghela nafas. Memberi senyum dan menerima pemberian dua anak lainnya yang sudah terhitung 3 kali berturut-turut memberikan ia sesuatu di pagi hari.
"Terima kasih Mark, Jeno, Sungchan."
Setelahnya Taeyong berlalu membawa tiga paper bag ditangannya. Mungkin dua waktu istirahat nanti, ia tak akan ke kantin untuk membeli makanan.
Ketiga anak laki-laki yang ditinggal, sontak tersenyum lebar memandang punggung sempit sang guru yang kian menjauh.
Pemberian mereka kembali diterima. Senang sekali rasanya!
"Ah Mark hyung, kau harus mentraktir aku saat istirahat nanti." celetuk Sungchan tiba-tiba.
Yang bersangkutan lantas mendengus. "Ya."
Memang sudah perjanjiannya seperti itu. Siapa yang pertama menyapa Taeyong ssaem dipagi hari, maka akan mendapat traktiran makan siang dari yang paling terakhir.
Kebetulan Mark yang terakhir tadi.
"Aku juga ya Hyung!"
Mark sontak menyinis kearah samping. "Kau semalam menerima gaji dari Daddy, jadi gunakan uangmu sendiri." ujarnya kemudian melenggang pergi meninggalkan dua adiknya.
Jung Jeno mencebik menatap kepergian Mark, membuat yang lebih muda terkekeh dan merangkul pundaknya.
"Bagaimana kalau Hyung saja yang mentraktir malam nanti?" Sungchan memerlihatkan senyum miring.
Jeno yang paham, sontak saja mengangguk dengan senyum lebar. "Di bar biasa setelah memastikan Taeyong ssaem selamat sampai rumah."
"Oke call!"
TBC
Lagi kepengen buat cerita kek gini. Suka ga? Atau kurang menarik?
KAMU SEDANG MEMBACA
Win A Mother《Jaeyong》✔
Fanfiction[Fanfiction] [Mpreg] ► Jaeyong ft. Jung's three sons ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.