KEHIDUPAN yang awalnya biasa-biasa saja, kini berubah menjadi lebih menyenangkan bagi ketiga Remaja bermarga Jung.
Ya. Mereka adalah Jung Minhyung yang sering disapa Mark, Jung Jeno, dan juga Jung Sungchan.
Ketiga anak laki-laki dari seorang Pria berusia 38 Tahun bernama Jung Jaehyun bersama seorang Wanita bernama Park Chaeyoung yang telah tutup usia 13 Tahun yang lalu.
Mark, Jeno dan Sungchan memang telah hidup tanpa Ibu ketika sang Ayah masih berusia 25 Tahun. Dan usia mereka yang juga masih cukup belia pada saat itu.
Mark berusia 5 Tahun, Jeno yang berusia 4 Tahun, dan Sungchan yang berusia 3 Tahun.
Umur ketiganya seperti tangga. Dan yang masih mengingat jelas wajah serta kasih sayang sang Ibu, adalah Mark. Jeno hanya mengingat sekilas. Sedang Sungchan nyaris tak mengingat apapun. Hingga ketiga anak laki-laki itu pun tumbuh dengan perasaan yang berbeda mengenai seorang Ibu.
Namun ketika bertemu dengan seorang lelaki cantik yang menjabat sebagai Guru baru di sekolah mereka, perasaan ketiganya langsung sejalan begitu saja.
Entah bagaimana bisa mereka menjadi sangat tertarik dengan Lee Taeyong dan ingin menjadikan sebagai pengganti sang mendiang Ibu. Yang pasti, seminggu yang lalu, ketiganya telah resmi membuat garis start untuk memenangkan hati si lelaki cantik dan menyeret kehadapan si Jung yang lebih tua untuk dinikahi.
Mau tak mau, harus.
Dan tujuan utama mereka bersaing dalam hal ini adalah membuat Lee Taeyong menjadikan siapa yang menang—di antara ketiganya, menjadi anak kesayangan.
Tak tahu siapa yang akan menang nanti. Mark, Jeno maupun Sungchan hanya bisa memperbesar kepercayaan diri.
Itulah hal yang membuat hidup mereka menjadi lebih menyenangkan sekarang.
"Hyung, aku tidak melihat Taeyong ssaem dari pagi tadi." ujar Sungchan. Rautnya nampak kusut. Tidak bersemangat sama sekali.
Ditangan Remaja tinggi itu juga masih ada sebuah paper bag yang isinya tentu saja berbeda dari yang kemarin-kemarin. Begitupun ditangan kedua Hyung nya.
"Aku juga." timpal Jeno yang kondisinya tak beda jauh dari si bungsu.
Mark menghela nafas. Menunduk memandang dua adiknya yang tengah duduk dianak tangga. "Ayo, kita datangi ke ruangannya. Siapa tahu tadi Taeyong ssaem datang terlambat."
Mendengar ucapan itu, kedua Jung yang lebih muda sontak mendongak. Senyum seketika merekah diwajah tampan masing-masing.
Mereka berdua berdiri secara bersamaan. "Ayo!"
~••~Dan disinilah ketiganya sekarang. Berdiri tepat didepan pintu ruangan Lee Taeyong. Diwajah mereka tersirat harapan yang begitu besar. Sebegitunya mengharapkan keberadaan sang guru.
Mark berdehem. "Aku ketok?" tanyanya. Jantung sedikit berdebar.
Ini pertama kali mereka mendatangi Taeyong langsung diruangannya. Biasanya remaja-remaja itu mendatangi si lelaki cantik ketika sedang memasuki atau melangkah di koridor utama—paling depan.
Jeno dan Sungchan kompak mengangguk. "Ya, ketuk saja Hyung!"
"Oke."
Mark menghembuskan nafas gugup. Bersiap untuk mengetok pintu berwarna kecoklatan dihadapan. Namun sebelum itu terjadi, suara berat seseorang mengintrupsi ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Win A Mother《Jaeyong》✔
ספרות חובבים[Fanfiction] [Mpreg] ► Jaeyong ft. Jung's three sons ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.