JUNG SUNGCHAN nampak melangkah memasuki Kantin yang sudah diisi full oleh siswa-siswi.
Lantas sepasang netra remaja tinggi itu mengedar mencari keberadaan kedua kakaknya.
Begitu ketemu, langsung saja Sungchan melangkah mendekati kedua Kakaknya disana.
Benar-benar hanya ada Mark dan Jeno yang duduk disana meski banyak bangku kosong disamping keduanya.
Itu pasti karna Mark yang sedang mode Lion. Alhasil, tak ada yang berani mendekat.
"Hyung," panggil Sungchan seraya menduduki diri dihadapan Jeno dan Mark. Pandangan tertutuju pada yang lebih tua. "Kau lebih banyak diam sejak pagi tadi, kenapa?"
Mendengar pertanyaan itu, Jeno pun ikut menatap Mark yang duduk disamping.
Sebenarnya sejak tadi suasana diantara Mark dan Jeno cukup canggung. Bukan Mark yang merasakan hal itu, melainkan Jeno.
Tidak biasanya Mark didominasi keterdiaman. Jeno yang paham jika sudah demikian, berarti Mark sedang memiliki masalah pun tidak berani bertanya.
Beruntungnya Sungchan menanyakan.
Empunya memasukkan makanan siangnya kedalam mulut. Mengunyah lalu menelan terlebih dahulu, tidak memperdulikan bahwa kedua adiknya sedang menunggu jawaban.
Setelah menelan, Mark berujar, "Bukannya aku sedang di sekolah dan makan dihadapanmu?"
"Hmm?"
"Tadi kau mengatakan bahwa aku banyak diam sejak pagi tadi."
"Oh.." Sungchan pun mengangguk paham, tapi kemudian berdecak. "Bukan itu maksudku! Tapi mulut Hyung yang banyak diam, bahkan mengeluarkan kata hanya disaat yang penting saja."
"Aku sariawan." balas Mark dan kembali menyendokkan makanan kedalam mulut.
Sungchan seketika menatap datar sang kakak. Sariawan bagaimana? Makan saja lancar begitu. Ck!
Jeno pupus harapan begitu melihat Sungchan yang hanya diam dan tidak mendesak Mark untuk menjawab.
Hah.. Sudahlah, mungkin saatnya belum tepat. Ia akan mencoba bertanya disaat Mark sudah seperti biasanya.
Jeno menyodorkan makanannya ke hadapan Sungchan yang langsung dilahap oleh adiknya itu. Kemudian ia menatap Mark.
"Hyung,"
"Hm?"
"Sebentar lagi ujian akhir, Daddy bilang jika Hyung tidak pernah serius belajar dan hanya bermain game. Jadi dia memintaku untuk menemanimu belajar agar serius."
"Pfft!" hampir saja Sungchan meledakan tawa disela mulut yang full akan makanan. "Yang ada kwalian akan bermain bersamwa!"
"Telan dulu." ujar Mark kepada si bungsu dengan tatapan tajamnya.
Sedang Jeno sudah mengangguk setuju dengan ucapan Sungchan.
Meskipun menjadi siswa terpandai disekolah, Jeno juga seperti remaja pada umumnya, penyuka Game. Bukan hanya menyukai buku dan menjadi seorang kutu buku saja.
Jadi jika Mark mengajaknya bermain Game, tentu saja ia langsung menerima meskipun kondisi Mark yang harus belajar.
"Cari yang lain saja Hyung." saran Sungchan begitu sudah selesai menelan makanannya.
Tatapan Mark tadi cukup mengerikan. Jadi dia tidak akan berbicara lagi jika sedang mengunyah.
"Nah, aku sudah memikirkan siapa yang cocok menjadi teman Mark hyung belajar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Win A Mother《Jaeyong》✔
Fanfic[Fanfiction] [Mpreg] ► Jaeyong ft. Jung's three sons ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.