Part 2 : Looking for facts

14.5K 1.4K 120
                                    

"Hyung, Taeyong ssaem sudah menikah." ujar Jeno dengan nada suara pelan. Ada rasa tak rela didalam hatinya mengetahui fakta ini.

Mark yang berdiri disamping kursi yang diduduki oleh Jeno, lantas menghembuskan nafas panjang. Ia sudah menduga hal itu sejak saat mereka masih disekolah tadi.

Tangan Mark terangkat menepuk bahu sang Adik. "Tidak masalah Jeno. Ingat kata pepatah, selagi jalur kuning belum meleng–"

Belum sempat Mark menyelesaikan ucapan, suara Jeno sudah memotongnya dengan emosi yang tiba-tiba membuncah dikepala.

"INI SUDAH MELENGKUNG HYUNG! TAEYONG SSAEM SUDAH MENIKAH! MENIKAH!"

"Oh God!" Mark sontak terhuyung ke belakang begitu mendengar suara Jeno. Ia terkejut bukan main. Bahkan sekarang ia sudah terduduk tak etis diatas lantai sembari menatap horor kearah adiknya.

Apa-apaan tadi?!

Jika teriakan yang cempreng dan melengking, Mark tidak akan seterkejut itu. Ia telah terbiasa diteriaki oleh Wendy—wali kelasnya. Tapi kalau teriakan dengan suara berat seperti yang dilakukan adiknya barusan, itu membuatnya sangat terkejut. Apa lagi secara tiba-tiba.

Rasanya seperti diteriaki oleh Raksasa.

"K-kenapa kau berteriak seperti itu?!"

"Tanyakan pada otak hyung yang bodoh." sarkas Jeno. Memutar matanya malas dan kembali menatap layar laptop nya.

Mark pun menggeram tertahan karena ucapan itu. Meskipun faktanya ia memang bodoh, tak sepintar Jeno, tetap saja ia tak suka dikatai seperti itu. Ia sangat benci.

Tapi Mark tak memperbesar masalah karena yang mengatainya adalah adiknya sendiri. Coba kalau orang lain, sudah ia penggal kepala orang itu.

"Hyung." suara Jeno kembali terdengar. Mark yang memilih tetap dilantai hanya berdehem begitu malas.

"Taeyong ssaem ternyata dijodohkan," ungkap Jeno. Mark mengangguk-angguk saja. "Dan mereka telah cerai sejak suaminya kabur karena menjadi buronan polisi."

"Hah?!" Mark melebarkan mata. Lantas dengan cepat berdiri, mengambil alih laptop adiknya dan membaca dengan mata kepala sendiri. "Wah, ini gila."

"Benar. Dan aku khawatir dengan keselamatan Taeyong ssaem nanti." timpal Jeno. Raut khawatir benar-benar tak bisa disembunyikan.

Mark lantas menatap adiknya itu dengan serius. "Kita harus melindunginya. Aku akan meminta beberapa bodyguard untuk selalu mengawasi wilayah Taeyong ssaem."

"Ide bagus hyung."

"Tentu. Sekarang kau cari tahu tentang kehamilannya. Ia benar mengandung atau tidak."

Jika dalam mode serius seperti ini, Jeno tak akan berani menolak, membantah ataupun hanya berkata 'iya' untuk menanggapi perintah sang Kakak. Jeno hanya langsung melakukan.

Karena Mark yang serius sungguh sangat mengintimidasi. Bahkan jemari Jeno yang bergerak di atas keyboard saja sedikit bergetar.

Aura Mark jika sedang serius seperti itu, sama persis dengan aura Jung Jaehyun kala berada dalam ruang rapat. Benar-benar duplikat.

"Taeyong ssaem benar sedang hamil. Kandungannya sudah memasuki bulan kedua." jelas Jeno setelah mengorek informasi pribadi Lee Taeyong secara brutal.

Semua informasi tentang Lee Taeyong, ada dilayar perseginya. Anak itu benar-benar menggunakan skill Hacker nya dengan maksimal. Tak tanggung-tanggung. Bahkan ia mengetahui seluruh fakta si lelaki cantik.

Win A Mother《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang