MENDENGAR penjelasan Lucas barusan, membuat Jung Jeno menggelengkan kepala tanda tak percaya.
Sungguh, ia benar-benar tak percaya!
"Jangan mengada, Wong!" Ujar Jeno tajam kepada sahabat Kakaknya itu.
Lucas sendiri hanya bisa menghela nafas seraya menyandarkan punggung. Ia sudah menduga bahwa remaja dihadapannya tak akan segampang itu percaya.
"Kau perlu bukti apa lagi? Sudah jelas bahwa adik dari Nenekmu itu lah yang menandatangani surat perjanjian itu. Aku sudah mengecek setiap bentuk tanda tangan para kepala kepolisian di penjuru Korea Selatan ini, dan tanda tangan yang disurat perjanjian itu, cocok dengan milik Siwon Choi—Kepala Kepolisian Pusat."
Mendengar itu, Jeno masih memasang raut tak percaya. Maksudnya, bagaimana bisa itu cocok?
Jeno cukup yakin, bahwa Siwon Choi tak ada sangkut pautnya dengan Kim Taehyung maupun Keluarga Lee.
"Agar kau lebih percaya, pergilah temui Siwon Choi dan tanyakan secara langsung." Saran Lucas sebelum menyeruput coffee yang ada di atas meja.
Tatatap Jeno lantas lurus menatap ke dalam manik Lucas. Otaknya tengah berfikir; menimbang-nimbang.
Lucas mendengus membalas tatapan Jeno. "Kenapa? Kau tak mau melakukannya?"
Jeno diam tak membalas.
Lelaki berdarah Hongkong lantas mengedikkan bahu. "Terserah jika kau tidak ingin melakukannya. Hanya saja kau akan terlambat karna kemungkinan besar dalam waktu dekat ini, Kim Taehyung berhasil mencelakai Lee Taeyong."
Seketika, rahang Jeno mengeras mendengar itu. "Apa maksudmu?!" tatapannya menajam.
Lucas sekali lagi menyeruput coffee nya, lalu berujar, "Tidak perlu bertanya. Cukup segera temui Siwon Choi dan jika ia mengakui, maka minta lah untuk dia menghentikkan Kim Taehyung. Kau dan saudaramu sangat ia sayangi, jadi ada kemungkinan dia menyanggupi permintaanmu."
Seusai mendengar itu, tanpa berfikir panjang lagi, Jeno mengangguk dan segera berdiri dari duduknya. Menyambar kunci Motor dan ponselnya, lalu melenggang dengan langkah lebar meninggalkan Lucas yang cukup terperanjat.
Jeno sangat terburu-buru.
Ceroboh juga karena hampir saja gelas diatas meja jatuh karena remaja itu. Untungnya, Lucas bergerak cepat untuk menahan gelasnya. Untung saja Gelas itu tak penuh jadi tidak perlu menumpahi tangannya.
Lucas memandang punggung Jeno yang semakin menjauh, keluar dari Cafe tersebut.
Lantas ia menghela nafas untuk kesekian kali. Namun kemudian Lucas kembali terperanjat karena ponselnya yang tiba-tiba berdering.
Ah, sialan!
Dengan kesal, Lucas mengambil ponselnya yang berada diatas meja Cafe itu. Matanya seketika melebar melihat siapa nama sang penelpon.
Anak ini!
Tanpa membuang waktu, Lucas menjawab panggilannya dan menaruh ponsel disamping telinga; siap memarahi.
"Hal–"
"Ya Jung Minhyung! Aku menghubungi sejak semalam sialan!"
Berapa detik berlalu, terdengar geraman dari sebrang telepon sana hingga membuat Lucas terkesiap. Lantas segera lelaki itu berdehem.
"M-Maksudku–"
"Jelaskan maksud dari pesanmu."
Belah bibir Lucas terkatup begitu Mark memotong ucapannya. Ia pun teringat akan pesan yang sempat ia kirim tadi, sontak ia kembali bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Win A Mother《Jaeyong》✔
Fanfiction[Fanfiction] [Mpreg] ► Jaeyong ft. Jung's three sons ► bxb. gay ► if u homophobic, stay away and never read my story.