♪- The Chapter : 1 -♪

223 18 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'2021'

Derap langkahan kaki terdengar beruntun digendang telinganya. Ia tertidur dan bangun tepat di jam kuliah yang sudah berakhir. Dengan wajah kantuknya ia melihat sekitar, mejanya yang tersepah dengan buku tebal itu ia merapikan dan memasukkan ke dalam tasnya sendiri.

Perkenalkan ini adalah Matthew, si penulis. Ia adalah penulis buku fiksi yang masih berkuliah di jurusan sastra semester 3. Di lihat dari wajahnya sudah termasuk ciri-ciri orang pemalas. Tapi jika sudah menyangkut tentang tulisan, ia semangat sekali. Apalagi jika sesuatu yang baru ada di kepalanya, ide itu akan terus berputar di imajinasinya.

Matthew ini pintar, tapi sayangnya malas jika disuruh mengerjakan tugas. Walau begitu ia tetap mengumpulkannya kok. Ia lebih suka tempat yang tenang untuk menulis seperti di kamar dan di taman.

Sayangnya lelaki ini tak begitu sempurna karena memiliki gangguan psikis, yaitu Depresi. Ini membuatnya enggan untuk keluar dan bersosialisasi dengan orang sekitar, ia hampir melakukan bunuh diri bulan lalu. Untung saja dicegat oleh beberapa orang disana, dan sekarang ia menjalani pemeriksaan dirumah sakit jiwa perminggu.

Sekarang kondisinya membaik, ia bisa menulis seperti biasa walau terus menangis tiap malam. Ia merasa jika dirinya tidak berguna karena ia berpikir hidupnya terlalu bergantung dengan sebuah tulisan.

Mungkin jika dibuat cerita, hidupnya sangatlah membosankan. Makan, tidur, kuliah dan menulis— hanya itu saja. Matthew pintar dalam mengerjakan tugas individu, tapi tidak dengan tugas yang berkelompok, ia tidak bisa bersosialisasi dengan sekitar.

Malang sekali nasib tokoh utama ini. Sejak orang tuanya tidak lagi menemaninya di kota besar, ia jadi seperti ini. Gejala depresi akut yang membuatnya terus-terusan berada di posisi yang sama.

Ia menaiki bus pada saat berangkat dan pulang kuliah, setiap hari. Di tempat duduknya ia biasa menulis.

- Kadang aku berpikir, jika seseorang bertanya tentang pasanganku nanti.. Aku akan menjawab  'aku tak masalah menikahi buku ini.. Ia tidak merepotkanku dan terus berada di sampingku tanpa meminta apapun.' -

Matthew terus-terusan menulis hal tak jelas di buku catatannya, menyangkut tentang dirinya dan berbagai macam yang ada di pikirannya itu. Pikirnya mungkin, sampai ia meninggal ia akan mempunyai kenangan di dunia berupa buku yang di tulisnya setiap saat.

Entah sampai kapan ia akan menulis imajinasinya di buku kecil ini. Sampai penyakit mentalnya hilang dengan sendirinya.

Oh ya, bolpoinnya habis.. Ia harus pergi ke tempat alat tulis untuk membelinya beberapa. Matthew sangat suka berada disini, melihat warna warni dari alat tulis disana entah kenapa membuat pandangannya lebih cerah.

Sampai ia bertemu dengan bolpoin berisikan air dan glitter disana. Ia mengambil satu diantara nya dan melihat dengan sangat lekat. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya pelan, Matthew langsung menoleh kearah belakang dan memperlihatkan seorang laki-laki disana.

Rona Sastra - TaeGyu Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang