2

71 44 9
                                    

Happy reading

*****

Yedam membuka lokernya, dan seperti biasa ada setangkai bunga daisy dan juga sticky note. Tapi yang membuatnya heran tidak ada cookies melainkan sebuah permen lollipop. Jujur saja, dia sedikit kecanduan dengan cookies itu. Aroma yang harum, rasa manis yang pas dan juga kerenyahan yang membuatnya selalu ingin mengunyah cookies itu selalu. Tapi sayangnya dia hanya bisa mendapat cookies itu satu di setiap harinya, itupun jika hari sekolah.

Dia mencabut sticky note yang menempel lalu membacanya.

"Hari ini aku tidak membuat cookies karena bangun kesiangan, sebagai gantinya aku memberikan mu lollipop! Semangat untuk menjalani hari-harimu!><"

-1

Bibirnya sedikit tertarik ke atas saat membacanya. Kemudian dia menyimpan bunga dan juga lollipop itu di tasnya.

Sebenarnya sampai saat ini dia masih penasaran siapa orang yang memberikan itu semua. Karena lokernya selalu ia kunci dan saat membukanya pun masih dalam keadaan terkunci.

Berarti orang itu juga memiliki kuncinya? Dia bertanya-tanya dalam hati. Sebenarnya di dalam lokernya tidak ada yang istimewa, hanya satu buku cadangan di dalamnya. Tapi tetap saja, dia ingin tau siapa orang yang tidak sopan membuka loker orang sembarangan. Sayang sekali di koridor ini tidak ada CCTV nya.

Saat menutup pintu lokernya dia dikejutkan dengan seseorang yang menepuk pundaknya.

Puk

"Astaga!"

"Eh ayam!" Orang yang membuatnya terkejut pun ikut terkejut karenanya.

"Heh! Untung aja gue gak punya penyakit jantung!" Yedam memukul orang itu dengan tasnya.

Jake, si pelaku meringis kemudian menyengir. "Hehehe, ya maap lah."

"Btw ngapain lu di sini?" Tanya Yedam heran.

"Loker gue ada di bawah loker lu monmaap."

"Oiya lupa."

Yedam bergeser memberikan ruang untuk Jake, Jake berlutut kemudian membuka lokernya dan mengambilnya beberapa buku paket yang sengaja dia tinggal.

"Buset dah kalo bukunya lu tinggal, elu belajar pake apaan?" Tanya Yedam, Jake berdiri setelah mengunci kembali lokernya.

"Ngapain belajar mulu, gue udah pinter kali." Sombongnya, kemudian mendapat jitakkan dari Yedam. Emang bener laki-laki dihadapannya itu termasuk jenius, tanpa belajar pun Jake bisa mengerjakan soal dengan mudah ranking nya pun selalu di atas. Berbeda dengannya yang mendapat ranking tiga besar karena hasil kerja keras dengan belajar dan juga mengikuti les privat.

"Gak boleh sombong, ntar kelebihan lu di ambil sama Tuhan baru tau rasa lu!"

Jake mendelik kemudian memejamkan kedua matanya dengan kedua tangan disatukan. "Ya Tuhan, maaf!"

Yedam menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.

"Oiya mumpung ketemu, kata pak Galang ntar pas jam istirahat anak band disuruh kumpul di ruang musik sekalian tolong bilang ke Jay."

"Oke, ntar ingetin juga dichat atau gak samperin gue ke kelas siapa tau gue lupa."

Jake mengangkat kedua jempolnya ke atas. "Sip!"

Kemudian keduanya berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Ngomong-ngomong mereka berdua memang tidak sekelas, Yedam ada di kelas 11 IPA 2 sedangkan Jake ada di kelas 11 IPA 1. Yedam sekelas dengan Sunghoon dan juga Jay.

Saat di belokan, karena keasikan mengobrol Yedam menabrak seseorang yang sepertinya sedang terburu-buru.

Bruk

"Eh sorry!" Yedam berjongkok berniat menolong, tapi orang itu pergerakannya lebih cepat. Dia buru-buru berdiri kemudian meninggalkan mereka tanpa sepatah katapun.

"Mbak sekali lagi maaf!" Teriaknya agar didengar oleh gadis dengan rambut hitam bergelombang yang barusan dia tabrak.

"Eh, Dam! Keknya ini punya tuh cewek deh." Jake menunjukkan sebuah kalung dengan bandul bunga daisy.

Bunga daisy?

*****

Setelah bel istirahat berbunyi, Yedam ke belakang untuk menghampiri meja Sunghoon dan Jay yang berbeda dua meja dengan mejanya.

"Disuruh kumpul di ruang musik sama pak Galang."

Jay dan Sunghoon yang akan bermain game online di ponsel mereka pun serempak berdecak.

"Yaelah baru juga mau mulai." Protes Jay, Yedam mengangkat bahunya acuh meninggalkan mereka berdua.

"Woy tungguin napa!"

Tanpa memperdulikan teriakan Sunghoon.

Di depan kelas dia melihat Jake yang sedang berjalan menuju kearah.

"Baru aja mau gue samperin."

Keduanya berjalan beriringan, di belakang ada Jay dan Sunghoon yang menyusul.

"Ningning sama Jisung udah tau?" Tanya Yedam.

"Ini mau gue samperin, semoga mereka berdua belum ke kantin." Jawab Jake, Yedam mengangguk tanda mengerti.

Saat di depan kelas Jisung dan Ningning yaitu di kelas 11 IPS 1, mereka berpapasan dengan seorang perempuan yang akan keluar kelas. Dari raut wajah, perempuan itu terlihat sedikit terkejut melihat mereka. Tapi kemudian dia menunduk sedikit dengan memberikan senyuman kemudian melangkah pergi.

Yedam terus saja memperhatikan punggung perempuan itu sampai seruan Jisung menyadarkan.

"Kalian ngapain di sini?"

"Itu, pak Galang nyuruh kita buat kumpul di ruang musik." Jake menjawab.

Jisung merangkul Yedam dan Jake, "Ya udah, ayo!"

Siapa cewek itu? Kok kayak pernah ketemu ya?

Tanpa sadar Yedam terlalu larut dalam pikirannya membuat Jisung menatapnya heran.

"Woy jangan ngalamun!"

Yedam tersadar kemudian tertawa canggung. "Siapa yang ngalamun coba?"

"Elu lah, siapa lagi!"

"Udah buruan, ayo! Kasian pak guru ganteng udah nunggu." Ningning kemudian menyeret mereka berdua.

"Yeu dasar!" Jisung dan Yedam berseru serempak.

*****

TBC

Makasih yang udah mau mampir!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang