3

54 45 5
                                    

Happy reading

*****

Ceklek

Yedam membuka pintu ruang musik kemudian masuk ke dalam. Di dalam sudah ada Tsuki yang sedang duduk dengan sebuah map berwarna biru dipangkuan nya.

"Pak guru ganteng mana?" Tanya Ningning kemudian duduk di samping Tsuki.

"Lu beneran naksir sama pak Galang apa gimana dah?" Bukannya menjawab, Tsuki bertanya balik ke Ningning. Sebenarnya Tsuki heran, pasalnya setiap kali bertemu dengan pak Galang Ningning selalu bersikap seperti bertemu dengan crush.

"Ya enggak lah! Gue cuma ngefans aja kok, lagian ya kali lah gue suka sama suami orang. Sekarang jawab pertanyaan gue, pak Galang mana?"

"Lagi angkat telpon, emang tadi di depan gak ada?"

"Enggak ada tuh." Jisung menjawab.

"Ya mung-"

Ceklek

"Udah kumpul semua?" Tiba-tiba orang yang sedang dibicarakan masuk.

"Udah pak!" Jawab mereka serempak.

"Aduh maaf ya, bapak ada urusan mendadak. Bapak udah menjelaskan sebagai ke Tsuki. Jadi tolong ya Tsuki, nanti jelaskan ke mereka. Bapak permisi."

"Siap pak!" Tsuki menjawab dengan membuat postur hormat. Kemudian pak Galang pergi.

"Pak Galang bilang tanggal 24 bakal ada lomba." Tsuki buka suara saat yang lain melihat ke arahnya.

"Tanggal 24 berarti dua Minggu lagi dong?" Jay bertanya dan Tsuki mengangguk sebagai jawaban.

"Lagunya?"

"Nih baca aja." Tsuki menyerahkan map biru ke Yedam. Yang lain mendekat agar bisa ikut membaca.

"Don't Look Back In Anger - Oasis, Girls Like You - Maroon 5, There's Nothing Holding Me Back - Shawn Mendes." Yedam membaca pilihan lagu yang ada di lembar kedua.

"Ini cuma nyanyiin satu lagu doang?" Tanya Jake.

"Entah, di sini cuma tertulis 'setiap grup wajib memilih lagu berikut' gak ada tulisan disuruh ngebawa berapa lagu." Sunghoon menjawab.

"Yang punya Shawn Mendes bagus." Ningning berucap.

"Girls like you aja, ntar nyanyiin buat gue."

"Itu mah maunya elu!" Jay menoyor kepala Tsuki pelan.

"Tapi Don't Look Back In Anger juga bagus lagunya." Kali ini Yedam yang bersuara.

"Dah lah cap cip cup aja." Sunghoon bercanda.

Tapi justru ditanggap serius oleh mereka. "Ya udah."

Dan benar saja, mereka memilih lagu dengan cara yang sama seperti mereka lakukan ketika sudah pasrah dengan soal pilihan ganda.

Lagu yang terpilih adalah There's Nothing Holding Me Back by Shawn Mendes.

*****

Yedam membuka pintu kamarnya kemudian menutupnya kembali. Dia berjalan kearah meja belajar, meletakkan tasnya di atas meja kemudian membuka tasnya dan mengambil setangkai bunga daisy.

Kemudian dia letakkan bunga itu di vas yang ada di meja belajarnya. Bunga-bunga yang selalu dia dapatkan dari secret admirer nya selalu dia letakkan di vas. Ya walaupun ada beberapa yang dia buang karena layu.

Bahkan ibundanya pun heran karena secara tiba-tiba putranya memajang bunga di kamarnya. Karena putranya itu tidak begitu menyukai bunga. Walaupun heran, ibundanya tidak menanyakan hal yang aneh-aneh kepadanya. Dia sedikit lega karena itu.

"Satu... Satu dalam artian apa? Banyak yang berarti satu." Gumamnya dalam kesunyian.

"Maksudnya apa sih?" Dia mengacak-acak rambutnya frustasi.

Kemudian dia teringat akan sesuatu, dia merogoh saku celananya kemudian mengambil sebuah kalung berbandul bunga daisy. Jujur saja setiap dia melihat bunga daisy, dia selalu teringat pada bunga daisy pemberian dari seseorang yang bahkan tak dia ketahui nama dan rupanya.

Dia menggelengkan kepalanya. "Gak! Gak mungkin semua hal tentang bunga daisy itu berarti dia, kan?"

"Gak tau lah, pusing gue!"

Dia ingin mengembalikan kalung itu pada pemiliknya. Tapi apa daya, dia bahkan belum sempat melihat wajahnya gadis itu sudah terlebih dahulu pergi.

Jadi dia memutuskan untuk menyimpan kalung itu dilaci meja belajarnya untuk sementara.

*****

TBC

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang