5

59 42 4
                                    

Happy reading

*****

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh menit lalu, tapi Yedam masih betah berada di kelas seorang diri. Jay dan Sunghoon bilang ingin pergi ke kantin terlebih dahulu sebelum ke ruang musik. Hari ini jadwal mereka latihan band. Sebenarnya Sunghoon dan Tsuki tidak diwajibkan ikut, tetap mereka berdua ingin ikut ke ruang musik dengan beralasan ingin menonton mereka. Padahal yang sebenarnya ingin bersantai-santai di ruang musik, karena ruang musik adalah tempat ternyaman setelah rooftop di sekolah mereka. Wi-Fi ada, AC ada, ruangannya kedap suara, berbagai macam alat musik dimulai dari alat musik tradisional sampai modern, layar proyektor, sound sistem sudah pasti ada, sofa yang empuk juga ada, dan ada beberapa cemilan yang disediakan oleh pak Galang. Oiya selain manager, tugas mereka juga membuat lagu. Ya walaupun anak band juga ikut turun tangan, terlebih lagi Yedam yang memang sudah mengenal dunia musik dari kecil ditambah ayahnya yang seorang komposer musik. Sudah banyak lagu-lagu yang Yedam ciptakan tapi baru ada beberapa yang dipublish.

Yedam akhirnya beranjak dari kursinya kemudian menyusul ke ruang musik. Tapi sebelum itu dia berhenti di depan lokernya untuk mengambil, ya kalian tau lah.

Yups! Setangkai bunga daisy dan cookies favoritnya.

Saat melihatmu, jantungku selalu berdetak cepat. Aku hanya mempunyai satu permintaan,

I just wanna be your girl

-1

"Gimana mau nurutin permintaan lu kalau gue sendiri gak tau lu siapa." Gumamnya setelah membaca sticky note berwarna kuning yang menempel di bungkus cookies.

Dia memakan cookies itu setelah membuka bungkusnya sambil memasukkan bunga daisy ke dalam tasnya dan mengantongi sticky note itu.

Dia menutup lokernya kemudian lanjut berjalan menuju ruang musik.

*****

Jreng

Petikan gitar itu menjadi penutup latihan mereka kali ini.

Ningning berjalan mendekati Yedam yang sudah duduk di sofa.

"Yedam, kata Jake lu nyimpen kalung temen gue. Sekarang mana kalungnya?" Tanyanya.

Yedam mengerutkan keningnya, "Kalung?"

"Itu loh, kalung punya cewek yang pas waktu itu gak sengaja nabrak kita." Ujar Jake menimbrung.

"Ouh, ada di rumah besok gue bawa." Ningning mengangguk puas kemudian duduk di samping Yedam.

"Emang itu kalung punya siapa?" Tanya Yedam penasaran.

"Hana-eh tolong bukain dong." Masih dengan raut terkejut dia menerima botol minum isotonik kemudian membukakannya untuk Ningning.

"Makasih"

Yedam mengangguk "Hana?"

"Iya, kenapa emang?"

"Eee gak papa."

Ningning menyipitkan matanya curiga, tapi kemudian memilih acuh.

Yedam memandang kosong meja di depannya, pikirannya berkecamuk.

Hana? Bunga daisy...

Tunggu, Hana kan artinya satu.

Jangan-jangan....

"YEDAM!" Lamunannya buyar karena teriakan Ningning ditelinga nya.

"Hah? Apa?"

"Tuh, dari tadi dipanggil sama Jay lu gak nyaut nyaut."

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang