8

41 29 4
                                    

Happy reading

*****

Bel pulang sudah berbunyi, guru mapel segera mengakhiri kegiatan mengajarnya dan pergi meninggalkan kelas setelah mengucapkan salam. Para siswa dan siswi pun membereskan barang-barang bawaan mereka dan segera keluar kelas untuk pulang ataupun pergi ke kantin untuk sekedar nongkrong. Adapun yang masih duduk santai di kelas karena malas menunggu di parkiran yang masih ramai dikarenakan banyak siswa dan siswi yang berbondong-bondong untuk meninggalkan sekolah.

Yedam mencabut charger yang menyambung dengan ponselnya. Dia memasukkan keduanya ke dalam tas kemudian pergi meninggalkan kelas. Jay dan Sunghoon sudah pulang terlebih dahulu dikarenakan mereka ada jadwal les hari ini. Mereka berdua, plus Jake mengikuti kegiatan les di luar sekolah. Awalnya hanya Jake saja yang ikut tapi dia meracuni Jay dan Sunghoon agar ikut dengannya, berakhir mereka setuju.

Saat sudah sampai di parkiran, keadaan masih sedikit ramai. Yedam melihat Ningning, Hana, dan satu perempuan yang tidak Yedam ketahui namanya, sedang duduk di salah satu bangku yang ada di taman samping parkiran.

"Oi!"

Ningning dan perempuan yang tidak diketahui namanya, menoleh. Sedangkan Hana masih sibuk mengetik di ponselnya.

"Nunggu lama?" Tanya Yedam sambil mengulurkan tangan saat Ningning menyodorkan kunci mobil padanya.

Saat mendengar suara Yedam, barulah Hana mendongak dan tersenyum saat matanya tak sengaja bersitatap dengan mata Yedam.

Ningning menggelengkan kepalanya, "Enggak begitu sih."

"Oh iya, ini temen-temen gue ikut sekalian ya? Soalnya mau kerkom." Lanjutnya.

Yedam menunjuk Hana. "Motor lu?"

"Gue udah minta tolong Abang gue buat ngambil." Jawab Hana sambil menunjuk room chat nya dengan kakak laki-laki nya walaupun hanya sekilas.

"Ya udah, skuy!"

*****

"Langsung balik lu?" Tanya Ningning saat Yedam langsung berjalan keluar pagar setelah mobil terparkir.

Yedam berbalik, "Iya, laper gue."

"Gue balik ya!" Teriak Yedam kemudian berlari tanpa menolehkan kepalanya kembali.

Ningning memutar bola matanya malas. "Hmm."

Kemudian dia fokus pada kedua temannya yang sedang menunggu di depan pintu yang sudah terbuka setengah. "Yuk masuk! Anggap aja rumah sendiri."

Sementara itu, Yedam sedikit terengah-engah saat sampai di depan rumahnya.

Ceklek

"Yedam pulang!"

"Bun?" Panggil Yedam pada sang bunda saat tidak mendengar jawaban.

"Bunda kemana?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Kemudian dia melangkah ke dapur karena perutnya sudah keroncong.

Di meja makan sudah ada kering tempe, ayam goreng, dan sup kubis yang ditutupi oleh tudung saji.

Yedam makin dibuat lapar saat melihat makanan kesukaannya ada di depan mata. Dia segera mengambil piring dan nasi dari rice cooker kemudian kembali ke meja makan untuk mengambil lauk dan sup nya dan mulai memakannya.

Di tengah kegiatan makan siangnya, dia di kejutkan oleh getaran ponsel di meja.

Drrt

Drrt

Terpampang 'Bunda(hara) is calling' di ponselnya. Dia mengambil ponselnya dengan tangan kirinya dan segera menggeser tombol hijau ke atas, kemudian menempelkannya di telinga.

"Halo?"

Belum ada jawaban tapi Yedam dapat mendengar ada suara orang-orang mengobrol dan suara hujan di sebrang sana.

"Halo, bund?" Ulangnya sambil menyuapkan sesendok nasi yang sudah dicelupkan ke kuah sup ke dalam mulutnya.

"Oh! Halo, Yedam! Udah pulang? Udah makan, nak?"

"Udah, ini Yedam lagi makan."

"Syukurlah... Oh iya, bunda lagi ada di rumah tante kamu."

Yedam mengangguk-anggukkan kepalanya. Rumah tantenya ada di perbatasan kota, butuh waktu hampir satu jam untuk menempuh perjalanan.

"Pantesan rumah sepi."

"Iya, di sini hujan."

Gak nyambung perasaan, pikirannya.

"Yedam denger kok."

"Bunda pulang kalo hujan udah reda aja tapi kalo gak reda-reda ya besok bunda pulangnya, gak papa kan?"

Yedam yang sedang mengunyah makanan, mengerucutkan bibirnya tanpa sadar. "Hmm."

"Kenapa gak ikhlas gitu jawabnya?"

"Gak papa."

"Hahaha dasar anak bunda!"

"Kalo bukan anak bunda aku anak siapa dong?"

"Kamu anak pungut."

"Bundaaaaa!!"

Yedam dapat mendengar bundanya tertawa, selain itu dia juga mendengar suara tawa lain selain bundanya. Dapat dipastikan tante dan om atau bahkan sepupunyanya mendengar rengekannya.

"Hahahaha, ya udah bunda tutup ya telpon nya."

"Iy-"

Tut tut tut

"Bunda, kebiasaan!"

Dia meletakkan ponselnya di meja kemungkinan beranjak untuk menaruh piring bekas dia makan ke wastafel. 

Dia pergi meninggalkan dapur yang terhubung dengan ruang makan, dan naik ke lantai dua letak kamarnya berada untuk berganti pakaian.

Tak sampai sepuluh menit, Yedam turun dan mengambil ponselnya di meja makan kemudian keluar rumah sambil mengetik di ponselnya. Tujuannya saat ini adalah rumah Ningning.

Anak angkat pak galang

Anda
Kumpul kuy di rumah si ningsih
Banyak makanan

Jisung
Gass!

Tsuki
Otewe🛵

Jake
Pulang les gw, Jay sm Sunghoon langsung ke sono

Jay
Gw perlu bw mknan lg gk?

Tsuki
Bowlehhh

Ningning
@anda APA-APAAN?!

Yedam tertawa sendiri di jalan, membuat anak kecil yang sedang berjalan sambil memegang es lilin di tangannya menatapnya heran.

Bener kata mama, hp bikin gila. Itulah yang anak itu pikiran.

*****

TBC

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang